13. Sebaik Baiknya Rumah

81 67 9
                                    

Hai hai apa kabar nieh?

Jangan lupa vote dan komen banyak'yawww biar cepet up!!

Kalian masih nungguin cerita ini kan guys? Moga aja masih ya wkwk

Aku up setelah chapter ini melebihi chapter sebelumnya🙆🏻‍♀️✨

End sekiranya emang kalian nggak suka ya udah gpp nggak usah gitu juga, iya iya tau ceritaku emang nggak bagus jadi ya udah ngapain kalian kayak gitu, jangan bikin author nggak mood dan nggak lanjutin ceritanya.

Tolong kalo berkomentar tuh yang baik' jangan yang buat mood orang jadi rusak! End buat kalian yang udah dukung aku sampe sekarang makasih banget makasih banyak banyakkkkkkkk hihi tetep stay tune ya sama cerita Langit iniiii😾❤️

Sekian selamat menjelajah frend💗✨

˖°🌷⋆ ˚。⋆୨୧˚

Malam itu Langit sedang menghisap putung rokok untuk ke lima kalinya ia sepertinya benar-benar lelah sampai sampai menghabiskan lima putung rokok sekaligus.

memang dulu dirinya sangat suka merokok jika masalah menimpanya dan dunia seraya tak adil untuknya tetapi semenjak dirinya bertemu dengan Vivi yang menjadi tempat cerita dan sekaligus rumah keduanya untuk pulang.

Vivi benar-benar sudah merubah laki-laki itu menjadi lebih baik sampai lupa dengan rokoknya.

"Hufttt gue capek sama hidup, kapan bahagianya" Langit mengeluhkan dirinya di teras rumah yang sejuk malam itu karena mendung dan seperti inggin turun hujan.

"Pa andai aja papa masih ada di sini pasti hidup Langit nggak akan kayak gini jadinya, papa Langit kangen sama papa, Langit pengen peluk papa, pengen cerita semuanya ke papa Langit benci sama mereka pa, Langit benci sama orang-orang yang udah buat mama jadi berubah dan ninggalin Langit demi pekerjaan dan pengantin papa" tanpa di sadari kini air matanya pun meluncur dengan bebas membasahi pipi anak laki-laki itu.

"Lemah banget lo Lang masa gini aja nangis brengsek banget lo" Langit mengatakan dirinya sendiri tanpa orang-orang tahu sebenarnya Langit anak yang mudah menangis dan inggin sekali mengakhiri hidupnya.

"Udah lah masa Langit Galaksi nangis sih mending masuk rumah aja kayak orang ilang gue kalau gini" setelahnya Langit pun masuk ke dalam rumahnya untuk beristirahat.

˖°🌷⋆ ˚。⋆୨୧˚

Pagi itu sudah menunjukkan pukul 06.00 yang berarti Langit akan menemui vivi di pagi hari untuk perangkat sekolah bersama.

"Cil gue udah di sini" Langit mengetuk pintu rumah Vivi.

"Langit udah dateng ya?" Tanya vivi kepada dirinya sendiri.

"tunggu sebentar Langit" setelah selesai bersiap-siap kini vivi pun bergegas menemui Langit yang sudah menunggunya dari tadi.

"Lo cantik banget Cil ayo ikut gue" Langit pun memboncengkan vivi dengan motor miliknya itu.

"Cil menurut lo dunia itu adil nggak?" Tanya Langit memulai topik pembicaraannya itu.

"Dunia itu adil kok cuman kita aja yang kurang bersyukur dan seolah-olah dunia ini nggak adil" vivi menjawab pertanyaan dari Langit dan membuat dia mengerti bahwa setiap manusia pasti ada yang tidak pernah bersyukur atas kehidupan di dunia.

LANGIT GALAKSI [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang