Hai para Pinky saktiku apa kabar nih???
Jangan lupa 1k vote dan komen biar kalian bisa lanjut ke bab 39🤯 maka dari itu bantu vote sama komen ya biar mencapai target, karena vote dan komen itu gratisssss kalian nggak akan dipungut biaya kok tenang ajaaaa😁💗💗💗
1k vote dan komen atau lebih juga bolehhh banget kalian akan lanjut ke bab 39 widihhh udah mau bab 40 aja nggak kerasa yaaa kirain nggak bakal sampai ke bab ini tapi ternyata dugaan aku salah😭✊
Selamat menjelajah frend 💗✨
˖°🌷⋆ ˚。⋆୨୧˚
Pagi itu di SMA Bakti seperti biasa para anak-anak Panglima-- sedang menghabiskan waktu luangnya untuk nongkrong di WSS sebelum bel masuk berbunyi. Langit-- cowok itu sedang menghisap rokoknya untuk pertama kali dengan raut wajah datarnya Langit menikmati hisapan rokok yang begitu nikmat didalam mulutnya.Sementara itu Jason, dirinya hanya memandang Langit dari atas ke bawah. Penampilan Langit pagi itu terlihat begitu berantakan serta rambut yang sudah acak-acakan padahal ini masih pagi kenapa penampilan Langit seperti orang yang baru saja pulang dari sekolah? Bajunya dikeluarkan serta kancingnya terbuka begitu saja hanya memperlihatkan kaos putih polos dan tipis yang tercetak di tubuh Langit pagi itu.
Jason dengan kebingungannya pun kini kian bertanya kepada Langit. "Lang, lo kenapa? Nggak biasanya kayak gini?" Tanya Jason penasaran.
Langit yang baru saja mendapatkan pertanyaan dari Jason pun kini dirinya melihat kearah sumber suara dan hanya menjawab dengan senyum paksanya. Lantas Jason yang melihat hal itu langsung terkejut, tidak biasanya Langit berubah sikap seperti sekarang ini, siapa yang membuat Langit berubah begitu drastis? Ah, entahlah aku pun tak tau.
Galang dengan seribu pertanyaan yang melekat dipikirannya pun langsung bertanya kepada Langit bahwa dirinya menyadari akan sesuatu. "Eh iya Lang, kemaren lo mau nolongin Vivi kan ya, nolongin apa emang? Bukannya kalian udah putus?" Tanya Galang, karena dirinya kepo dengan apa yang Langit lakukan.
"Eh iya juga ya, lo kemaren mau nolongin Vivi kenapa Lang?" Imbuh Dirga seperti kompor Kepada Langit.
Langit yang mendengar perkataan itu langsung menolehkan kepalanya kearah Jason sekilas. "Jadi gini Dir, Gal. Gue itu nolongin Vivi karena Vivi chat gue, dia kirim foto sama Varo dan Varo tuh keadaannya lagi mabuk karena orang tua Vivi lagi diluar kota selama satu bulan jadi kalo dirumah Vivi cuma sama Varo doang, terus kemaren Varo maksa Vivi buat minum alkohol sama kayak dia tapi Vivi nolak dan karena Vivi nolak jadi Varo mau rusak Vivi" cerita Langit dengan ditael.
Jason terkejut setelah mendengar cerita dari Langit. "Yang bener aja lo Lang? Masa Varo kayak gitu sama sepupunya sendiri?!" Ucap Jason tak percaya dengan apa yang barusan dirinya dengar.
"Wahhh, parah sih tuh orang. Gue nggak percaya masa iya sampai kayak gitu?" Tanya Dirga kepada dirinya sendiri.
Langit mengendikkan bahunya tanda akan tidak tahu mengapa Varo melakukan hal seperti itu kepada Vivi.
Langit, dirinya pasti merasakan kecewa terhadap Varo begitu juga dengan Vivi. Ya, Langit sudah menduga bahwa Varo itu tidak baik untuk Vivi maka dari itu awal pertemuannya dengan Varo, Langit menjadi sangat posesif terhadap Vivi. Lagi pula siapa yang menyangka bahwa Varo akan melakukan hal sebodoh itu kepada Vivi?
˖°🌷⋆ ˚。⋆୨୧˚
Seluruh halaman sekolah kini telah sepi hanya ada guru yang berlalu-lalang untuk menuju kedalam kelas seperti Pak Wahyu- guru mata pelajaran Seni budaya yang akan mengajar kelas X MIPA 3 yang ditempati oleh Vivi, Vina dan Dinda. Jika kalian tahu Vivi ini adalah orang yang paling tidak suka dengan mata pelajaran Seni budaya dan Matematika karena menurut dirinya kedua mata pelajaran itu sangat membosankan dan membuat kantuk jadi saja ketika ada jam pelajaran Matematika atau Seni budaya Vivi pasti asyik tertidur hingga terkena hukuman oleh guru.
KAMU SEDANG MEMBACA
LANGIT GALAKSI [ON GOING]
Teen FictionVOTE, KOMEN DAN FOLLOW TERLEBIH DAHULU SEBELUM MEMBACA!! Singkat saja seorang Langit Galaksi dan Vivi Kalila yang inggin sembuh dari masa lalu, tetapi hal itu terulang kembali untuk kedua kalinya karena ulah Langit sendiri yang selalu mengingkari ja...