BUNGA UNTUK JUWITA CHAPTER 13

43 6 0
                                        

"Malik?"

"Diem lo, cewek kampungan." ketus Malik saat Juwita memanggil namanya.

Juwita hanya bisa terdiam dan menurut. Tatapan tajam Malik membuatnya tak berani untuk mengeluarkan sepatah katapun. Juwita merasa tidak nyaman saat Malik menggendongnya. Hal itu terlihat sangat jelas di wajah perempuan itu.

Malik membuang tubuh Juwita ke arah sofa empuk yang berada di ruang tamu. Juwita merasa terkejut dan kesakitan saat lelaki itu membuang tubuhnya begitu saja ke arah sofa, namun Juwita tak berani berkomentar. Ia hanya bisa pasrah dengan keadaan yang menimpahnya saat ini.

"Nyusahin banget ya lo." ungkap Malik dengan ketus.

"Makasih ya, Malik. Kamu udah biarin aku masuk ke dalam rumah." ucap Juwita dengan senyuman hangat, menatap Malik yang sedang berdiri di hadapannya.

"Gak usah senyum kayak gitu. Lo tambah keliatan kayak orang idiot tau gak!" Nada bicara Malik meninggi saat Juwita tersenyum kepadanya. Senyuman Juwita seketika menghilang.

Malik melirik ke arah Juwita yang kedinginan. Pakaiannya basah kuyup, bahkan berubah menjadi terlihat transparan. Tubuh Juwita terekspos begitu saja dikarenakan baju yang basah. Hal itu membuat Malik membuka jaket yang ia kenakan dan segera melemparnya ke arah Juwita dengan kasar.

"Sana ganti baju lo."

"Ini jaket kamu kenapa dikasih ke aku, Malik?"

"Pake jaketnya."

"Sekarang?"

Mendengar pertanyaan Juwita, tatapan tajam Malik seolah menusuk mata perempuan itu. Juwita yang mengetahui bahwa ia salah bertanya pun dengan cepat memakai jaket pemberian Malik dan berlarian kecil ke arah tangga. Hal itu semakin membuat Malik geram.

"Lo bisa gak sih gak usah lari-lari gitu? Berisik tau gak!" kata Malik dengan suara meninggi.

"Maaf." balas Juwita yang langsung berjalan dengan pelan saat menaikki tangga rumah, menuju kamarnya.

Malik menghembuskan nafasnya gusar, "Bisa gila gue lama-lama."

Berselang beberapa menit, Juwita langsung menuruni tangga dan melangkahkan kakinya ke arah ruang keluarga. Dirinya yang sudah mengganti baju pun mendekat ke arah Malik dan menatap wajah lelaki itu dengan tatapan ingin tahu.

Sebelum Juwita melontarkan pertanyaan kepadanya, Malik sudah lebih dulu mengeluarkan suaranya yang terdengar cukup mengerikan bagi Juwita. Suara yang selalu memberikan kata-kata menyakitkan untuk perempuan itu.

"Lo pacaran sama Nalendra?"

Suara Malik seolah menggema di seluruh ruangan rumah itu. Juwita menggeleng, "Enggak kok."

"Terus kenapa lo lengket banget sama dia?" Tatapan Malik yang tadinya terfokus ke layar ponselnya, kini beralih ke sosok Juwita yang sedang berdiri tepat di sebelahnya.

"Kita temenan doang, gak lebih." jawab Juwita jujur.

"Lo kasih tau ke dia kan kalo lo tinggal serumah sama gue?" Tuduhan dari Malik sontak membuat Juwita menatap wajah lelaki itu dengan mata membulat.

"Enggak kok, beneran. Aku bilangnya rumah aku di depan sana." kata Juwita menjelaskan.

"Lo pikir gue percaya sama lo? Lo sengaja kan ngelakuin semua ini sama gue? Lo sengaja kan bikin reputasi gue jelek di mata semua orang, bahkan di depan Mama sama Papa? Lo sengaja kan bikin gue dikeluarin dari tim basket buat lomba nanti? LO SENGAJA KAN?" bentak Malik yang membuat Juwita ketakutan.

"Malik, aku gak pernah sekalipun bermaksud buruk sama kamu. Sekalipun aku gak pernah, Malik." ungkap Juwita. Ia menunduk, tak berani menatap wajah Malik yang sedang marah.

Bunga untuk Juwita Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang