Juwita yang sedang asik bercanda dan tertawa bersama kedua temannya itu kini harus bersiap-siap untuk pulang. Nalendra sudah berada di depan rumah Abun. Lelaki tinggi itu tersenyum ramah kepada Juwita, tak lupa ia menyapa sang pemilik rumah dan juga Kamila.
"Kami pulang duluan yaa, La, Bun." pamit Nalendra kepada Abun dan juga Kamila, ia tersenyum hangat.
Kamila mengangguk, "Hati-hati di jalan yaa kalian."
"Jagain temen aku ya, Bang. Sering-sering dong kesini biar main sama aku hehe." goda Abun yang hanya dibalas dengan tawa kecil dari Nalendra.
"Aku duluan yaa." pamit Juwita kepada kedua temannya.
Juwita dan Nalendra segera memasuki mobil milik Nalendra. Kamila tersenyum lebar menatap kepergian Juwita dan juga Nalendra, membuat Abun mengernyitkan dahinya. Abun mendekat ke arah Kamila, ia berbisik.
"Lo gak takut Kak Nalendra diambil sama Juwita?" bisik Abun pelan.
"Gue yakin Juwita gak punya pikiran sejahat itu. Dia gak bakalan tega ngambil cowok yang disukain sama temennya sendiri. Dia bukan orang yang begitu." balas Kamila, menjelaskan kepada Abun yang terlalu berpikiran negatif kepada Juwita.
"Gue ngerasa Kak Nalendra punya perasaan lebih ke dia." Perkataan Abun membuat Kamila menatapnya.
Tatapan Kamila kini terlihat sedikit lesu, wajahnya murung. "Kalo masalah itu gue gak bisa berbuat apa-apa. Karna gue gak punya hak buat ngelarang Kak Nalendra suka sama siapa."
"Emangnya lo gak sakit hati, La?" Abun menatap wajah Kamila yang terlihat murung.
"Sakit hati sih pasti, tapi gue lebih sakit hati lagi kalo ngeliat dia gak bahagia, Bun. Asalkan Kak Nalendra bahagia sama pilihannya, gue gak bakal ngeganggu hubungan dia kok." ungkap Kamila dengan senyuman paksa.
Kamila menghela nafasnya panjang, perempuan itu melanjutkan perkataannya. "Gue ikut bahagia kalo dia bahagia, Bun."
"Walaupun orang yang dia cinta itu Juwita, sahabat lo sendiri?" tanya Abun, bertanya lagi dan lagi.
"Iya, walaupun itu Juwita." Kamila menatap wajah Abun dengan perasaan sedih dan senang yang bercampur menjadi satu.
Abun menaikkan tangannya dan meyentuh rambut pendek Kamila. Tatapannya yang dalam membuat Kamila tersentuh dan tak percaya bahwa Abun memiliki orientasi seksual menyimpang. Elusan lembut dari Abun membuat Kamila hanyut dalam dekapannya.
Mereka berdua saling berpelukan dibawah teras rumah Abun yang dipenuhi oleh bunga-bunga hias. Kamila tak ingin melepaskan pelukkannya, sama seperti Abun.
"Bun, lo beneran suka sama cowok ya?"
Pertanyaan Kamila membuat Abun berhenti mengelus-elus rambut gadis itu. Jantungnya berdebar kencang. Ingatan buruk akan peristiwa di masa lalu lagi-lagi menghantuinya.
"Gue tau sebenarnya lo normal kan." ucap Kamila, masih memeluk erat Abun.
"Lo gak tau apa-apa tentang gue, La. Jadi jangan sok tau dan gak usah penasaran. Gue gak suka."
Perkataan Abun yang terdengar datar membuat Kamila semakin penasaran dengan apa yang sebenarnya terjadi pada sahabat kecilnya. Abun langsung melepaskan pelukkannya dan meninggalkan Kamila di teras sendirian. Lelaki itu segera masuk ke dalam rumah yang disusul oleh Kamila.
🔵 🔵 🔵
"Kamu udah makan, Ta?"
"Belum, Kak."
"Makan dulu yuk!"
"Boleh."
Nalendra tersenyum sumringah saat mendengar jawaban dari Juwita. Lelaki itu langsung melajukan mobilnya dan membawa Juwita ke restoran miliknya yang menjadi tempat berkumpulnya dengan Malik dulu. Iya, dulu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Bunga untuk Juwita
Roman pour AdolescentsSetelah beberapa bulan menjadi anak yatim piatu, tiba-tiba saja Juwita mendapat informasi bahwa ia akan menjadi anak angkat Keluarga Cakrabuana karena ibunya bersahabat dengan keluarga tersebut. Juwita berpikir hidupnya akan menjadi lebih baik karen...