BUNGA UNTUK JUWITA CHAPTER 3

61 5 0
                                        

"Juwita!" panggil seorang perempuan yang rambutnya diikat satu, layaknya Ariana Grande.

Juwita yang merasa dirinya dipanggil pun melirik ke arah asal suara. "Kenapa, Kamila?"

"Lo ngapain?" tanya perempuan yang disapa Kamila.

"Aku mau beli makanan tapi bingung dimana. Kamu tau gak letak orang ngejual makanan dimana?" tanya Juwita kepada teman sekelasnya itu.

"Ohh kantin maksudnya?" tanya Kamila memastikan.

Juwita mengangguk, "Iya, maksud aku kantin."

"Yaudah bareng gue aja sini. Gue juga mau ke kantin nih, pengen makan bakso sama es teh manis." ajak Kamila dengan ramah.

"Boleh, ayo." kata Juwita mengiyakan ajakkan Kamila, teman barunya itu.

Mereka berdua pun berjalan menyusuri lorong kampus yanh dihuni oleh berbagai macam mahasiswa. Banyak dari mereka yang menatap Juwita dengan tatapan tidak suka, menganggap perempuan itu terlalu kampungan dan tidak selevel dengan mereka.

Juwita sadar arti tatapan dari sekitarnya. Ia menunduk, memerhatikan pakaiannya. Kamila yang mengetahuinya pun bertanya kepada Juwita dengan raut wajah kebingungan.

"Kenapa lo? Lagi dapet?" tanya Kamila saat menyadari Juwita memerhatikan pakaiannya terus-menerus.

"Lagi dapet apa maksudnya?" tanya Juwita tidak mengerti.

Mendengar balasan dari Juwita, Kamila tertawa pelan. Baginya Juwita sangatlah lugu, tidak seperti orang pada umumnya.

"Kamu kenapa ketawa? Aku enggak lagi ngelawak kok." tanya Juwita keheranan.

"Lo lucu aja sih. Maksud gue tuh, lo lagi mens? Kok ngeliatin pakaian lo mulu sih." kata Kamila menjelaskan.

"Oh itu." Juwita baru paham maksud pertanyaan dari Kamila. Perempuan itupun melanjutkan perkataannya. "Pakaian aku kampungan yaa?"

"Ya kalo lo mau gue jujur sih sebenarnya pakaian lo bagus-bagus aja, tapi vibes lo itu yang bikin lo terkesan agak kampungan dikit." jawab Kamila jujur, berusaha tidak menyakiti hati teman barunya itu.

"Vaibs itu apa?" tanya Juwita tidak mengerti.

"Vibes itu semacam apa yaa.. Duh gue bingung sih ngejelasinnya. Yang penting kayak ada aura kampungan sedikiiitt gitu dari lo. Kalo pakaian lo sih aman-aman aja." jelas Kamila kepada Juwita.

"Oh gitu yaa." kata Juwita mengerti.

"Gue gak maksud ngatain lo kampungan, lo ngertikan maksud gue?" tanya Kamila kepada Juwita. Juwita pun mengangguk sambil tersenyum, "Iya, aku ngerti kok. Makasih yaa, Kamila."

Saat mereka sedang berjalan menuju kantin, ada seorang laki-laki yang berlarian kencang melewati Juwita. Beruntungnya Juwita tidak tertabrak oleh lelaki itu. Kamila pun menatap Juwita untuk menanyakan keadaannya, namun belum sempat Kamila bertanya, Juwita sudah lebih dulu jatuh tertabrak oleh lelaki lain.

Brak!

"Aduh.."

"Eh-eh maaf, gue gak sengaja!"

Kamila tersontak kaget saat mendapati Juwita terjatuh ditabrak oleh Nalendra, kakak tingkatnya. Nalendra dengan cepat membantu Juwita untuk berdiri dan tak lupa meminta maaf kepada gadis itu.

Bunga untuk Juwita Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang