BUNGA UNTUK JUWITA CHAPTER 24

39 2 0
                                    

"Heh lo! Lo siapanya Malik sih?"

Seorang perempuan berniat untuk mendorong tubuh Juwita, beruntung karena Abun sudah lebih dulu menarik Juwita ke pinggir agar tak tedorong oleh perempuan tersebut.

Perempuan berambut hitam panjang itu menatap wajah Abun dengan tatapan kesal. "Heh boti lo gak usah ikut campur ya!"

"Udah berapa kali gue bilang, gue bukan boti anjing!" Abun hendak menjambak rambut Tamara yang hitam lebat dan terlihat indah, namun is segera mengurungkan niatnya.

"Emang lo boti, semua orang juga tau kalo lo boti. Lo pernah naksir kan sama si Nalendra, ngaku lo!" tuduh Tamara, tatapannya terlihat tajam.

"Si boti ngamuk guys!" Perempuan lain tampak menertawakan Abun, beberapa dari mahasiswa lainnya bahkan mengejek laki-laki tersebut.

"Berapa per malemnya, Bun? Udah ngelakuin sama siapa aja lo? Om-om kaya raya ya?" ledek seorang mahasiswa, sebut saja namanya Joko.

Hinaan serta ejekkan dari segelintir orang membuat Abun semakin meledak-ledak. Juwita melirik ke arah Abun dan langsung menarik tangan lelaki itu untuk segera pergi darisana. Namun sayangnya, langkah Juwita terhalangi oleh Tamara.

"Eitts, mau kemana lo?" ucap Tamara, menghentikkan pergerakkan Juwita.

Tamara tersenyum meledek, memandang Juwita dari ujung kepala hingga ujung kakinya. "Lo kira dengan lo bergaya kayak gini, lo bisa dapetin hati Malik? Cuman karena lo diposting di Instagram dia, bukan berarti lo spesial. Inget itu, Dumbass."

"Lo pasti abis pelet Malik ya? Pergi ke dukun mana lo?" Seorang perempuan menatap Juwita dengan tatapan jijik.

"Ke bapak lo. Bapak lo kan dukun." jawab Abun asal, ia terlihat menatap wajah perempuan yang bersama Siska itu dengan tatapan malas.

Siska terlihat kesal dan tak terima dengan jawaban yang keluar dari mulut Abun. Ingin sekali ia mencemooh laki-laki itu, namun Tamara sudah lebih dahulu mengeluarkan suaranya.

"Sekali lagi gue liat lo deket-deket sama Malik, apalagi ngegodain dia, habis lo sama gue!" ancam Tamara kepada Juwita.

"Aku gak pernah ngegodain Malik." tekan Juwita. Meskipun ia takut dengan Tamara, entah mengapa timbul keberanian di hatinya meskipun hanya sekecil satu butir beras.

"Gak usah ngebacot deh lo. Gue tau lo suka ngegodain Malik sama Nalendra kan." tuduh Tamara. Perempuan itu kembali menambahi perkataannya, "Gue ini pacarnya Malik. Lo harus tau itu!"

"Kata siapa kita pacaran?" Terdengar suara tak asing di telinga. Benar sekali, Malik datang dari arah berlawanan, menatap wajah Tamara dengan tatapan juteknya.

"Malik? Kamu disini, Sayang?" Perubahan suara Tamara membuat Abun berdecih.

"Suara lo kayak lonte lagi ketemu klien." ledek Abun merendahkan.

Mendengar hal tersebut, sontak Tamara langsung naik pitam dan menatap wajah Abun dengan tatapan murka. Malik yang berada disana pun berdiri di sebelah Juwita sembari memandang perempuan tersebut dengan tatapan datar.

"Sayang, masa aku dibilang lonte sama dia. Jahat banget, aku sedih." Tamara langsung menggenggam lengan Malik dan bersuara lemah lembut.

Tatapan Juwita saat ini berfokus pada lengan Malik yang sedang digenggam mesra oleh Tamara. Hatinya sakit melihat hal tersebut, namun Juwita tak bisa berbuat apapun kecuali diam. Karena ia sadar diri, bahwa dia bukanlah siapa-siapa.

Malik merasa risih dan langsung melepaskan paksa genggaman dari Tamara. "Lepasin gue!"

"Sayang, kamu kok kasar sih sama aku." Tamara merasa sedikit malu dikarenakan banyak pasang mata yang sedang memerhatikkan mereka berdua.

Bunga untuk Juwita Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang