Kerampokkan

952 131 0
                                    

Bumi melajukan motornya ke arah rumah Senja, karena kemarin mereka berjanji untuk belajar bersama

Bumi berhenti di warung pinggir jalan, dia melihat tukang bubur. Memang dia sudah sarapan, tapi melihat bubur dia begitu lapar sekarang

Bumi memutuskan turun dari motornya dan hendak memesan bubur di sana, langkah nya terhenti saat melihat seorang pria yang berlari di kejar banyak orang

Perampokkan ya? Pikir nya

"Nak tolong, tas saya di rampok" Ujar Seorang Pria tua yang menghampirinya dengan berlari dan napas yang memburu

"Yang barusan di kejar warga ya kek? " Tanya Bumi memastikan

"Betul" Ujar Pria tersebut

Bumi kemudian ikut berlari mengejar perampok tersebut, memang awalnya dia tidak ingin ikut campur. Tapi melihat pria tersebut, dia memutuskan untuk ikut membantu

Bumi berlari, mengambil jalan pintas untuk mencegat perampok tersebut

Sampai di depan perampok tersebut ia langsung memegang kedua tangan perampok. Perampok tersebut terus saja memberontak hingga terlepas dari cekalan Bumi

"Ngapain lo, jangan ikut campur!" Bentak perampok di depan Bumi

Bumi menatap perampok itu enteng, tidak ada rasa takut atau tegang di wajahnya. "Serahin tas itu, sekarang!" Gertak Bumi

"Arghhh" Perampok itu kemudian hendak memukul wajah Bumi, tapi dengan sigap Bumi menghindar dan bahkn sempat membalasnya dengan tendangan keras pada perut perampok tersebut

"Jago juga lo" Ujar perampok yang sudah tersungkur ke tanah tapi tetap berusaha bangun untuk melawan Bumi

Sekali lagi Bumi memukul bagaian wajah sang perampok membuatnya kesakitan

"Cih! Lemah" Ujarnya kemidian Bumi merebut tas yang di rampok itu secara paksa. Tidak lama para warga datang dan membawa sang perampok untuk di adili ke kantor polisi

Pria tadi datang menghampiri Bumi. Bumi menyerahkan tas tersebut kepada pemiliknya semula

"Terima kasih ya nak, untung saja kamu membantu. Jika tidak sudah habis hilang barang barang saya" Ujar Pria yang kelihatannya sudah berumur itu

"Tidak masalah Kek, saya senang dapat membantu" Ujar Bumi dengan senyum simpul di wajahnya

"Ini sebagai ucapan terima kasih saya kepada kamu, diterima ya" Ucap sang pria hendak memberikan uang kepada Bumi

"Ehh, tidak usah kek. Saya ikhlas membantu anda" Ujar Bumi menolak uang yang diberikan

"Wahh, kalau begitu terima kasih banyak ya, saya harus segera pergi, sudah di tunggu oleh keluarga di rumah" Ujar Pria tersebut

"Baik kek, kalau begitu saya juga permisi" Ujar Bumi meninggalkan Pria tadi

Nafsu makannya hilang setelah sedikit berkelahi tadi. Bumi memutuskan langsung saja menuju rumah Senja, teman temannya yang lain pasti juga sudah ramai di sana

***

"Permisi" Suara seseorang yang sedari tadi mengetuk pintu rumah Senja

Raya berlari kecil menuju pintu utama. "Sebentar" Ujarnya

Saat pintu terbuka menampakkan wajah Alham, Darren, dan Kia. "Hai Kak Darren, Kak Kia. Ayo silahkan masuk" Ujar Raya menyapa Darren dan Kia

"Gua tidak di sapa" Ujar Alham cemberut

"Oh, ada lo ternyata. Tadi gua kira tiang listrik" Ujar Raya melirik Alham, yang di balas tatapan sinis Dari Alham

"Udah, kalau kalian di biarkan pasti akan ada keributan lagi" Ujar Darren

Lentera Cinta [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang