29 : Mencari alasan...
Setelah acara yang panjang dan tentunya sangat seru. Tapi menghabiskan banyak tenaga membuat semua yang mengikuti alur acara merasa sangat lelah.
Lain halnya dengan Senja, tak di pungkiri badannya juga sangat lelah setelah acara kemarin, apalagi setelah ini dirinya dan juga Bumi akan disibukkan dengan perlombaan perlombaan yang akan mereka ikuti nantinya.
Senja bangun pukul sembilan pagi membuat dirinya kehilangan waktu sarapan bersama kedua orang tuanya. Kakek? Kakek sudah pulang ke Jogja beberapa hari yang lalu.
Sophia dan Gabriel saat ini sedang keluar untuk mengurus pekerjaan mereka masing masing.
Setelah selesai sarapan, sendirian. Karena adiknya, Viraya yang belum bangun pada saat itu. Sekarang entah sudah bangun atau belum, Senja kurang peduli akan hal itu.
"Aduhhh bosen banget, ngapain ya" Gumam Senja membolak balikkan badannya di atas kasur.
"Gini nih, weekend tapi pada sibuk sama kegiatannya masing masing" Gerutu Senja di atas kasurnya.
"Bosen gua belajar mulu. Hari ini aja dah jalan jalan" Pikir Senja kemudian bergerak keluar dari kamarnya.
Senja menggebrak pintu kamar Raya yang seperti nya di kunci dari dalam. Beberapa kali ia melakukannya namun tidak ada respon dari sang pemilik kamar. Pasti sedang tidur.
Senja menghembuskn napasnya kasar. "Saat gua mood ngajakin dia, dianya malah gak bisa di ajak" Kesal Senja.
"Tauu ah mending ke taman belakang aja" Senja masih kesal dengan weekend kali ini. Tidak ada kegiatan yang bisa ia lakukan untuk mengisi hari nya yang sepi.
Senja berjalan ke arah taman dengan langkah yang berat. Malas sebenarnya untuk itu, apalagi sendirian.
Senja berlari saat melihat bung yang ia tanam sudah besar, bahkan sudah berbunga.
"Waahh, padahal gua cuma tanam asal asalan dong. Bahkan gak pernah gua rawat" Kekehannya sambil menelisik berbagai macam tanaman di taman ini.
"Nanti kalau gua nikah, gua bisa gak ya, wujudin wedding dream gua?" Monog Senja di taman ini.
Senja menggeleng kan kepala nya kuat kuat. "Apasih Nja, lo masih sekolah. Belum lagi masih kuliah, terus berkarier. Ngapain bahas nikah nikahan" Pikirnya sambil menepuk nepuk pipi nya.
***
Disisi lain, Bumi. Bumi, Alham, Betrand, Darren, mereka sedang bermain PS di rumah Bumi. Kenapa tidak di markas? Jawabannya mereka malas. Bukan mereka juga sih sebenarnya, tetapi Bumi yang malas untuk bepergian di hati ini.
"Duh! Kalah terus gua" Kesal Bumi.
"Makannya, main yang benar" Ledek Alham.
Bumi menatap Alham jengkel. 'Senja lagi ngapain ya, lagi sama siapa' Batin Bumi bertanya tanya sambil menatap langit langit ruang tamu.
"Jangan mikirin Senja. Paling lagi belajar, gak kayak lo. Padahal udah mau olimpiade tapi malah main PS" Sindir Darren yang seolah mengetahui isi lamunan Bumi.
Bumi membenarkan posisi duduknya dengan cepat. "Lo.....cenayang ya Ren?" Tanya Bumi dengan jeda di kalimat pertamanya.
"Paan, gaklah! Gua tau karena di otak lo gak ada yang lain pasti" Jelas Darren.
"Kalau Bumi melamun" Potong Alham.
"Lamunannya pasti Senja" Lanjut Betrand.. Membuat Darren, Alham, dan Betrand tertawa puas karena dapat menjaili ketua mereka ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lentera Cinta [✔]
Teen FictionKalau kalian mau baca, baca nya dari awal okay? Biar tau alurnya. Kalau udah baca jangan lupa voet!! Sebuah kisah cinta anak sekolah. Basmalah sebagai Senja, dan Raden Rakha sebagai Bumi. Tidak ada konflik yang dalam dan besar. Konflik hanya sebaga...