First Date

872 138 6
                                    

45 : Kamu ternyata lebih hebat dari pada kelihatannya --- Bumi

Setelah kepulangan mereka dari sekolah. Bumi memutuskan mengajak Senja berjalan jalan. First Date ceritanya, xixi

Bumi mengajak Senja menikmati angin malam yang sejuk. Kemudian mereka mampir ke sebuah caffe dengan nuansa alam yang kental.

Bumi mengetahui bahwa tunangannya ini sangat menyukai alam. Bahkan mungkin Senja sangat mencintai alam.

Setelah menghabiskan makanannya di caffe tersebut. Senja dan Bumi memilih pergi ke arah bukit di belakang sekolah mereka.

Memandangi kelap kelip malam lampu di kota ini yang sangat indah. "Bumi" Panggil Senja yang duduk beralaskan rumput hijau bersama Bumi.

"Kenapa hmm" Suara lembut Bumi ini mampu membuat Senja candu dan terhipnotis dengan sekejap.

"Kamu janji jangan tingalin aku ya" Ujar Senja menatap langit yang penuh bintang di atas sana.

Bumi mengikuti arah pandang Senja. Ada hening sebelum Bumi menjawab pernyataan Senja yang merujuk pada "Permintaan".

"Aku gak bisa janji, aku takut mengingkari nya. Tapi sebisa mungkin aku akan tetap bersamamu" Ucap Bumi tulus yang kini menatap Senja.

Senja terenyuh mendengarnya, ada desiran hangat saat Bumi mengatakan itu. "Terima kasih".

"Kamu juga sebisa mungkin harus terus bersamaku ya, Senja?" Pinta Bumi.

Kini giliran Senja yang menatap Bumi. "Sama seperti ucapnmu, aku tidak bisa berjanji. Tapi aku akan berusaha untuknya" Ujar Senja.

Bumi mengulas senyum di wajahnya, membawa Senja ke dalam dekapam hangat miliknya.

"Aku sangat mencintaimu, Vallencia Senja Raveena" Lirih Bumi.

"Aku juga sangat-sangat-sangat mencintaimu Rafassya Bumi Argantara" Sahut Senja.

"Ih makin kesini kok kamu makin gemes sih, jadi pengen cepat aku nikahin" Canda Bumi.

BUGH!

Sebuah pukulan Senja layangkan pada pundak sebelah kanan Bumi. Pukulan yang terbilang cukup keras.

"Awchh" Bumi meringis mengelus pundak kanannya yang terasa panas karena pukulan Senja.

"Belum juga nikah udh KDRT aja kamu" Ujar Bumi memonyongkan bibirnya.

"Makannya, sekolah dulu di pikirin. Ini nikah mulu isinya" Ujar Senja menoyor kepala Bumi dari samping.

"Gak mau nikah sama aku?" Ujar Bumi.

"Bukan gak mau sayang, tapi belum waktunya. Belajar dulu yang benar terus kerja yang rajin" Ujar Senja melembut.

Dan BLUSH! Pipi Bumi memerah bak kepiting rebus. Belum pernah ia mendengar Senja memanggilnya sayang.

"Ihh pipinya merah" Ledek Senja.

Sebisa mungkin Bumi mengontrol ekspresi nya dan menormalkan detak jantungnya yang semakin kencang.

"Ekhem. Enggak kok. Lagian aku gak butuh kerja keras-keras. Orang harta aku udah banyak kok. Empat belas turunan pun gak akn habis" Bumi menormalkan ekspresi nya dengan sempat sempat nya pamer.

"Pamer teross. Yuk ah lanjut jalan" Ajak Senja.

"Pulang aja lah, besok sekolah, minggu depan juga ujian" Ujar Bumi.

"Apa hubungannya hari ini sama minggu depan?" Heran Senja.

"Kalau pulang telat kamu gak akan bisa belajar, kalau gak belajar minggu depan kamu kewalahan kalau kamu kewalahan takutnya gak bisa ujian atau nilai kamu turun, kalau nilai kamu turun kamu bakal b----"

Lentera Cinta [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang