Piknik!

745 97 2
                                    

30 : Danau sebagai saksinya

Setelah sekian menit ke empat lelaki itu menunggu di ruang tamu. Akhirnya dua gadis itu turun dengan penampilan simple tapi sangat cantik.

"Udah siap?" Tanya Bumi yang di angguki Senja dan juga Raya.

"Yok lah, gas" Ajak Alham.

"Wait, lo semua ngajak kita piknik udah bawa perlengkapan nya belum" Tanya Senja kemudian mendudukkan bokongnya di atas sofa bersama Raya.

Keempat pria itu melirik satu sama lain kemudian menunjukkan deretan giginya.

"Hehehe, belum" Jawab mereka kompak.

Senja melayangkan tatapan Bombastic side eye nya terhadap empat lelaki itu.

"Tenang. Nanti kita ke markas bentar buat ambil itu semua" Ujar Bumi.

"Bagi tugas aja, biar ada yang belanja juga" Saran Darren di anggkui semuanya.

"Oke gini aja, Gua sama Senja ke markas sambil gua ambil mobil buat bawa perlengkapan nya. Alham sama Raya, kalian belanja bahan makanannya ya. Terus Darren sama Betrand jemput pujaan hati kalian masing masing" Ujar Bumi diselingi ledekan untuk Darren dan Betrand.

"Pala lo pujaan hati!" Kesal Darren.

"Udahh, Raya sama Alham jangan lupa ke markas bentar ya, kita berangkat bareng biar lebih mudah bawa perlengkapan nya" Saran Bumi.

"Siap" Ujar Raya.

"Bumi, bawa panggangan Bum" Ujar Alham.

"Buat apa?" Tanya Bumi.

"Lo gak mau BBQ di sana?" Tanya Alham.

"BBQ an siang siang bolong. Yang bener aja lu" Ujar Raya.

"Gak papa, berbeda itu indah" Bela Alham.

"Setau gua Berbagi itu indah tidak sih?" Koreksi Raya.

"Hahahahaha..." Tawa semuanya.

***

Senja hari telah tiba. Delapan sekawan saat ini sedang menikmati suasana danau yang tenang. Matahari yang sudah siap untuk kembali ke cakrawala.

Langit jingga yang sangat indah, udara yang sejuk. Sangat tenang.

Darren mengingat sesuatu. Dia beranjak dari duduknya untuk mencari sesuatu.

Darren berjalana kembali ke arah teman temannya dengan membawa sebuah gitar di tangannya.

"Lo mau nyanyi buat siapa?" Tanya Kia.

"Buat yang mau dengerin gua" Ketus Darren.

"Ya elah, gua nanya baik baik" Kesal Kia.

"Tenang Ren, Kia dengan senang hati akan mendengar kan nyanyianmu" Ujar Luna yang spontan di angguki oleh Kia.

"Eh?" Ngelag Kia.

"Udah, mau nyanyi apa lo?" Tanya Bumi.

Darren melirik satu per satu temannya untuk melihat request mereka.

"Melukis Senja" Seru para wanita membuat yang lainnya kaget.

"Buset, request nya sama semua" Heran Alham.

"Cocok sama suasana Senja" Ujar Raya.

"Yakali, masa Senja gua lukis" Canda Darren.

"Hhhh, ga lucu!" Datar Senja.

Lentera Cinta [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang