Tidak Siap

856 111 2
                                    

33 : Jangan sampai mimpi buruk menjadi kenyataan.

"Bumi!" Teriakan Senja memanggil nama 'Bumi' memenuhi seleruh hutan.

Senja berada di hutan dimana tidak seorangpun bersamanya. Dengan tujuan entah kemana yang terpenting Senja dapat menemukan tunangan nya.

Rasanya seluruh tubuh Senja sudah lemas, tidak ada tenaga lagi. Netra nya mengarah kesana-kamari mencari keberadaan Bumi.

"Bumi, kamu di mana" Lirih Senja dengan air mata yang membasahai pipi chubby miliknya.

"Hallo Senja, cari ini ya" Suara seorang lelaki yang tak asing baginya tengah memanggil nama Senja dari belakang.

Dengan ragu Senja membalikan badannya untuk melihat orang itu. Mata nya terbelalak, tubuhnya seakan kaku, air matanya terus mengalir bahkan semakin deras.

'Ilham' Batin Senja.

Lelaki menghempaskan tubuh Bumi ke arah Senja yang di penuhi banyak tusukan.

"BUMI!" Pekik Senja berlari gontai ke arah Bumi.

"Bumii, bangun. Aku belum bilang kalau aku cinta sama kamu Bumi." Tubuh Senja terjatuh di depan jasad Bumi.

"Bumi bangun!" Pekik Senja sambil membawa kepala Bumi ke pangkuannya

"BANGUN BUMIII." Teriak Senja dengan air mata yang terus mengalir.

"Hahahaha" Tawa Ilham membuat sorot mata Senja beralih kepadanya.

"Lo! KENAPA LO BUNUH TUNANGAN GUAA!" Teriak Senja kepada Ilham.

"Kenapa?" Ilham mendekatkan dirinya dengan wajah Senja. Kemudian Ilham mencengkeram dagu Senja dengan kuat.

"LO TANYA KENAPA?" Ilham menghempaskan dagu tersebut dengan kasar.

"Lo yang udah buat gua bunuh dia. Gua udah bilang, JANGAN KASIH TAU SIAPAPUN KALAU GUA PELAKU DARI PEMBUNUHAN ITU" Teriak Ilham di depan wajah Senja.

"Dan itu yang akan lo terima" Lirih Ilham meninggalkan Senja bersama jasad Bumi.

"TIDAKKK"

*

Senja sedang menuruni anak tangga untuk segera sampai di ruang makan. Tapi ada yang menggangu pikiran Senja membuat gadis itu melamun dan tidak memperhatikan sekitar.

'Bagaimana kalau mimpi itu menjadi kenyataan saat aku memberitahukan ini kepada Bumi?' Batin Senja bermonolog.

Brukk

"Awh, Shh" Ringisan Senja membuat Sophia yang berada di ruang makan kaget.

"Yaampun Kakak. Kok bisa jatuh sih!" Panik Sophia dan segera menghampiri putri sulungnya tersebut.

Senja berdiri di bantu Sophia untung saja tidak ada yang lecet. "Makannya Kak kalau jalan jangan melamun. Jatuh kan sekarang. Untung kakak baik-baik aja gak ada yang luka" Nasehat Sophia menuntun Senja untuk duduk di sofa dekat mereka.

Senja memperlihatkan deretan giginya. "Maaf Mih, Senja lagi gak fokus" Ujar Senja.

"Lain kali hati hati ya". "Okay Mamih" Ujar Senja dengan senyuman manisnya.

"Ya udah, ayo kamu sarapan dulu" Ujar Sophia yang di angguki mereka.

Tin..tin..tin

"Waduh, maaf Mih Senja gak bisa sarapan. Soalnya disuruh lebih pagi. Ada urusan" Senja tidak enak kepada Ibunya.

"Masa sekolah gak sarapan?" Sophia khawatir kalau Senja tidak sarapan, pasalnya anak nya yang satu ini mempunyai penyakit Mag.

"Gak apa apa Mih, nanti di sekolah Senja sempatin buat sarapan dulu" Senja meyakinkan Mami nya.

Lentera Cinta [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang