34 : Hari hari di ruang OSIS
Bumi menyeret tangan Senja sampai di kafetaria sekolah.
"Lo mau makan apa?" Tanya Bumi ketika mereka sudah mendapat tempat duduk.
"Nasi goreng aja" Jawab Senja. Bumi mengangguk dan segera bangkit untuk memesan.
Senja menelisik seluruh isi kafetaria . Kafetaria yang masih sepi, mungkin karena masih terlalu pagi jadi belum banyak siswa yang berdatangan.
Bumi berjalan menghampiri Senja dengan satu nampan berisi dua piring nasi goreng di salah satu tangannya dan satu nampan lagi berisi teh hangat di tangan satunya.
Senja terkejut melihatnya, bukan bagaimana. Jika kurang keseimbangan sedikit saja sudah pasti makanan dan minuman di tangan Bumi akan jatuh berserakan atau bahkan Bumi bisa saja terluka
"Yampun, eh eh. Biar gua bawa nampannya" Senja menghampiri Bumi dan mengambil salah satu nampan dari tangannya.
Bumi terkekeh melihat aksi Senja. "Lo ngapain sih, gua bisa kok bawanya" Bumi berjalan mengikuti Senja.
"Nanti kalau jatuh bagaimana? Kalau berserakan kan mubazir makananya. Belum lagi kalau lo sampai luka Bumi" Oceh Senja saat berjalan menuju meja mereka.
"Gua harap tenaga lo gak habis buat ngocehin gua" Bumi menatap Senja dengan tatapan naas.
Senja yang di tatap begitu berpura pura memasang wajah panik nya. "Oh iya,gitu?" Senja kemudian mendelik ke arah Bumi.
"Makan aja lo, gak usah di gituin juga mata nya" Cerca Bumi saat Senja terus menatap nya sinis.
Senja tidak menjawab apapun lagi, kini dia hanya sibuk memakan sarapannya pagi ini.
*
Jam pertama di kelas adalah kimia. Di mana guru yang mengajar mereka hari ini dikenal terlalu baik.
Bagaimana tidak? Jika sampai tertangkap sedang tidur saat jam pelajaran nya maka akan mendapat hadiah istimewa.
---
"Baik anak-anak pelajaran kali ini selesai. Dan untuk Alham ingat PR istimewa dari saya di bawa minggu depan, kalau tidak akan saya tambahkan lagi" Mr. Laras menatap Alham intens sedangkan yang di tatap hanya menunjukkan deretan giginya.
"Saya permisi" Lanjut Miss Laras kemudian melenggang pergi meninggalkan kelas Senja.
"Si Alham, berani banget lo tidur" Heran Vio.
"Cara ngajar nya kayak gitu bikin ngantuk, giliran gua tidur malah di marahin" Alham membela dirinya sendiri.
Setelah mengatakan hal tersebut Alham melenggang pergi dari kelasnya.
"Nanti datang ke markas ya kalian cewe cewe!" Alham mendongakkan kepalanya di pintu kemudian pergi kembali.
"Buat apa?" Teriak Senja tapi sepertinya lelaki itu sudah pergi.
"Nja, gak mau kafetaria?" Tanya Luna yang sudah menggandeng tangan Kia.
"Gak usah, kalian aja. Gua lagi gak lapar" Senja melirik sekilas ke arah sahabatnya kemudian beralih kepada benda pipih di tangannya.
"Ya udah, kita duluan ya" Ujas Kia.
"Bye Senja" Kia dan Luna beranjak pergi meninggalkan ruang kelas.
Beberapa menit Senja berkutik dengan ponsel nya. Lalu ia ingat ada pekerjaan yang belum ia selesaikan di ruang OSIS.
Senja menghembuskan napas kasar. Harusnya pekerjaan itu sudah selesai kalau saja Bumi tidak memaksa nya untuk sarapan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lentera Cinta [✔]
Teen FictionKalau kalian mau baca, baca nya dari awal okay? Biar tau alurnya. Kalau udah baca jangan lupa voet!! Sebuah kisah cinta anak sekolah. Basmalah sebagai Senja, dan Raden Rakha sebagai Bumi. Tidak ada konflik yang dalam dan besar. Konflik hanya sebaga...