BAB 4 • TIDAK SENGAJA

25.6K 1K 5
                                    

4. TIDAK SENGAJA

Brak!

"WOY! CEPETAN! AWAS AJA LO KALAU SAMPAI GUE TELAT GARA-GARA LO!" bentak Zidan dengan emosi setelah menendang pintu kamar Jean sampai pintu kamar itu terbuka lebar.

Jean yang baru saja keluar dari walk in closet setelah memakai seragamnya lantas mengangguk cepat kepalanya. "I-iya, Kak. Ini aku udah cepat-cepat, kok," balasnya dengan sedikit takut kepada Zidan.

Zidan mendengus kasar. "Cepetan!"

"Iya." Dengan buru-buru karena takut kepada Zidan yang berdiri di pintu kamarnya, Jean pun langsung berjalan dengan tergesa-gesa menuju ke meja riasnya. Namun ...

Bugh!

"Aww!" Jean meringis saat dirinya terpeleset ke lantai. Gadis berseragam putih abu-abu itu pun lantas mencoba berdiri kembali dengan rasa sakit yang sangat ngilu di bokongnya.

"Kulit pisang sialan." Jean menendang kulit pisang yang tadi membuatnya terpeleset hingga kulit pisang itu terlempar ke depan pintu kamarnya.

Melihat Jean yang malah sangat lelet, Zidan pun semakin mengepal kuat tangannya. "Cepetan, bego!"

"Sakit banget, astaga," gumam Jean dengan lirih sambil berjalan pincang ke arah meja riasnya.

Setelah sampai di depan meja rias, Jean pun menatap wajahnya di depan cermin. Gadis itu mulai memakai bedak di wajahnya dengan tergesa-gesa karena Zidan yang terus mendesaknya agar lebih cepat.

Brak!

Jean sedikit meringis ketika lipstiknya terjatuh ke lantai. Gadis itu pun berjongkok dan memungut lipstiknya yang terjatuh ke bawah meja rias. Hingga ketika Jean akan berdiri kembali ...

Bugh!

"Aaaa!" Jean memekik ketika kepalanya terbentur pada meja riasnya.

Bukannya merasa kasihan melihat Jean yang sedang kesakitan, Zidan malah tersenyum mengejek. "Mampus lo."

Zidan kemudian beranjak meninggalkan pintu kamar Jean. Ia berjalan turun ke arah dapur tanpa memperdulikan Jean yang kini masih kesakitan.

"Jean, kamu udah selesai?" tanya Yohan yang tiba-tiba muncul dari pintu kamar Jean.

Jean menoleh, menatap sang kakak yang kini berjalan menghampirinya. "Udah selesai, Kak."

"Ya udah, sarapan dulu sama yang lain, habis itu kamu berangkat sekolah bareng Zidan."

Jean mengangguk. "Iya, Kak."

"Ngomong-ngomong, penampilan kamu kayak ada yang kurang, deh," ujar Yohan. Iris kelabunya menatap penampilan Jean dari atas sampai bawah, membuat adiknya itu ikut memperhatikan penampilannya.

Yohan kemudian beranjak masuk ke walk in closet milik Jean. Lelaki itu tampak memilih-milih sesuatu di dalam sana. Ketika apa yang dicarinya sudah ketemu, ia pun kembali keluar menghampiri Jean.

"Nih, pakai cardigan biar nggak kedinginan dibonceng Zidan." Yohan menyodorkan sebuah cardigan berwarna pink kepada Jean.

Jean mengulum senyumnya sambil menerima cardigan tersebut. Yohan benar-benar sangat perhatian kepada dirinya. Di antara kakak-kakaknya yang lain, Yohan mungkin yang paling perhatian.

RETROUVAILLES ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang