BAB 36 • TOLONG!

14.9K 714 43
                                    

36. TOLONG!

Ketika pagi hari sudah tiba, Zidan yang sudah rapi dengan seragamnya terlihat berdiri di depan kaca kamarnya.

"Shit, ganteng banget gue," gumamnya dengan tersenyum lebar sambil mengusap rambut hitamnya ke belakang.

Setelah dirasa seragamnya sudah keren, Zidan pun segera meraih kunci motornya dan tas ranselnya di atas meja. Buru-buru cowok itu berjalan keluar kamar dan menuju ke kamar Jean.

BRAK!

"Morning, Jean," sahut Zidan dengan kencang setelah menendang pintu kamar Jean sampai terbuka lebar.

Saat melangkahkan kakinya memasuki kamar bernuansa pink itu, Zidan sedikit mengernyit ketika melihat kamar Jean yang kosong. Kasurnya pun masih berantakan.

"Jean, lo udah selesai? Ayo ke sekolah," sahut Zidan lagi. Cowok itu pun mengernyit saat tak mendengar balasan dari Jean.

Aneh. Biasanya, jam segini Jean sudah duduk cantik di depan kaca riasnya sambil berdandan. Saat menoleh ke kamar mandi, Zidan melihat pintu kamar mandi itu yang terbuka lebar.

Zidan memeriksa ke walk in closet dan kamar mandi, namun Jean tak ada di sana, membuat cowok itu jadi sedikit mengernyit.

"JEAN!" sahut Zidan dengan kencang, namun tak mendapat respon apapun.

Dengan segera, Zidan pun berjalan turun dari tangga. Cowok itu mengernyit sambil mencari Jean ke seluruh penjuru rumah sampai membuat keributan di pagi hari.

Zidan mencari ke bawah kolong meja, kolong kulkas, atas lemari, kolam renang, balkon, rooftop rumah, namun Jean masih tak dapat ia temukan.

"Mana tuh bocah pagi-pagi begini?" gumam Zidan sambil berkacak pinggang.

"Zidan, ada apa?" tanya Rosa sambil berjalan menghampiri anaknya itu. Ia mengernyit ketika melihat wajah Zidan yang tampak khawatir.

"Jean nggak ada lagi, Ma. Dia ke mana? Ini masih pagi," ujar Zidan dengan sedikit ngos-ngosan.

Rosa menghela nafas. Tangannya terulur dan mengusap pundak anaknya. "Kamu tenang aja. Mungkin dia lagi jalan-jalan pagi."

"Nggak, Ma. Jean jam segini udah rapi nungguin aku ke sekolah," ujar Zidan dengan yakin. Ia sudah hafal betul kebiasaan Jean seperti apa setiap pagi.

"Ada apa ini heboh-heboh?" tanya Nathaniel yang baru menuruni tangga. Lelaki itu berjalan menghampiri anak dan istrinya yang sedang berdiri di samping meja makan.

Rosa menoleh, menatap wajah suaminya tersebut. "Ini, Pa. Jean nggak ada lagi."

Nathaniel mengernyit. "Nggak ada lagi? Kalian udah cari dia baik-baik?"

"Udah, tapi dia nggak ada," jawab Zidan dengan yakin. Ia sudah memeriksa seisi rumah.

Terdengar langkah kaki seseorang yang menuruni tangga. Saat Nathaniel, Rosa, dan Zidan mendongak, mereka menatap Zehan yang terlihat baru bangun dengan wajah bantalnya.

"Kenapa ribut banget? Aku lagi tidur malah kebangun," ujar Zehan di ujung tangga sambil menguap.

"Jean hilang lagi, Kak," ujar Zidan.

RETROUVAILLES ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang