BAB 24 • BELAJAR MENGEMUDI

18.4K 868 10
                                    

24. BELAJAR MENGEMUDI

Sesampainya Jean di rumah, gadis itu segera berlari masuk sambil menenteng semua belanjaannya di tangannya, sementara Zidan berjalan di belakangnya.

"Mama, aku beli jajanan," ucap Jean kepadanya Rosa yang sedang duduk di ruang keluarga.

Rosa menoleh, menatap Jean di pintu ruang keluarga. Wanita itu lantas tersenyum lebar saat melihat banyak sekali jajanan yang dibawa pulang oleh Jean.

"Jajanan apa? Sini, coba lihat. Mama juga mau, dong," sahut Rosa yang membuat Zidan memutar malas bola matanya.

Jean mengangguk senang dan menghampiri mama tirinya itu. "Aku beli ini, Ma. Kerak telor, bakso, es teler, somay, sama batagor," jelas Jean.

Zidan hanya bisa menggeleng melihat Rosa dan Jean yang makan bersama di ruang keluarga. Mereka terlihat sangat akur sambil tertawa.

Perempuan memang sangat suka dengan yang namanya jajanan.

Zidan kemudian beranjak menaiki tangga dan hendak kembali ke kamarnya. Namun, sebelum Zidan masuk ke kamarnya, cowok itu melirik pintu kamar Zehan yang terbuka.

"Tumben ada di rumah," gumam Zidan. Ia pun masuk ke dalam kamarnya dan melempar tas ranselnya ke lantai.

Tanpa membuka seragamnya, Zidan mengeluarkan sebungkus rokok dan korek dari sakunya. Siang-siang begini enaknya tuh merokok sambil angin-anginan. Cowok itu pun berjalan menuju ke balkon kamarnya dengan rokok yang ia hisap.

Sesampainya Zidan di balkon, ia dapat melihat halaman rumahnya yang sangat luas dari atas sana. Begitu indah.

"Apa hasilnya sesuai?"

" ... "

"Baik. Saya akan ke sana sebentar malam untuk memeriksa hasilnya."

Zidan menghembuskan asap rokoknya sambil melirik Zehan yang ternyata sedang menelepon di balkon kamar cowok itu.

Hingga ketika Zehan menoleh dan menatap ke arahnya, seketika Zidan merasa nafasnya tercekat. Ia berusaha meneguk salivanya ketika melihat tatapan mata kakaknya itu yang menajam.

"Anjing, gue lagi ngerokok," gumam Zidan yang memaki dirinya sendiri. Ia lupa jika dirinya sedang merokok, dan ia ketahuan oleh Zehan.

"Iya, saya akan kabari lagi nanti. Selamat siang," ucap Zehan mengakhiri teleponnya dengan mata yang terus tertuju kepada Zidan.

Zidan meringis ketika melihat Zehan yang pergi dari balkon kamarnya. Tak lama kemudian, cowok itu mendengar pintu kamarnya yang digedor-gedor oleh seseorang.

°°°°°

"Muka lo kenapa, Dan?" tanya Yohan yang sedang duduk di halaman rumah sambil menikmati teh sore.

Iris kelabu milik Yohan tampak memperhatikan Zidan yang baru saja keluar dari rumah dengan pipi adiknya itu yang merah dan bengkak.

Zidan melirik Yohan sekilas dan kemudian duduk di kursi kosong yang ada. "Digampar Kak Zehan karena ngerokok."

Yohan sedikit tertawa mendengar itu, sementara Zidan hanya mendengus sebal.

RETROUVAILLES ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang