BAB 44 • CURHATAN AYLA

2.9K 145 1
                                    

44. CURHATAN AYLA

Tring!

Tring!

Tring!

"Berisik, ah!" Yohan yang sedang tertidur tersebut tampak mengomel ketika suara alarm yang berbunyi mengganggu tidurnya.

Dengan mata yang masih terpejam, Yohan pun menggeram emosi ketika alarm itu terus berbunyi. "AYLA! MATIIN ALARMNYA, WOY!"

Mendengar teriakan Yohan yang melengking di pagi hari, Ayla yang sedang berada di dapur dan sedang menyiapkan sarapan pun lantas segera masuk ke dalam kamar.

Sesampainya di pintu kamar, Ayla dapat melihat sosok Yohan yang mematikan alarm itu dengan kasar.

Yohan membuka iris kelabunya secara perlahan. Lelaki itu kemudian mendudukkan tubuhnya di atas kasur dengan punggung yang ia sandarkan pada headboard.

"Maaf, ya. Aku lupa ngatur jadwal alarmnya," ujar Ayla kepada Yohan sambil memperhatikan Yohan yang tampak sangat kesal tersebut. Ia sedikit takut melihat wajah Yohan yang sangat galak pagi ini.

"Lain kali atur jadwalnya biar nggak gangguin gue tidur, tolol," maki Yohan. Lelaki itu tampak tak peduli kepada Ayla yang kini menjadi sedih mendengar makiannya di pagi hari.

Melihat Yohan yang menyibak selimutnya dan turun dari kasur, Ayla pun bergegas menghampiri suaminya itu. "Kamu mau ke kampus? Aku siapin pakaian kamu, ya?"

Yohan melirik Ayla dengan sinis sambil berjalan masuk ke dalam kamar mandi. "Hari ini gue nggak ada kelas di kampus. Gue mau ke cafe aja. Lo siapin pakaian gue," jawabnya dengan begitu sinis.

Brak!

Setelah Yohan menutup pintu kamar mandi dengan kencang, Ayla pun meringis pelan. Buru-buru wanita itu membuka lemari Yohan. Di dalam sana, ia mengambil kemeja berwarna hitam untuk Yohan dan celana kain hitam. Ayla mempersiapkan segala pakaian Yohan dan perlengkapannya.

Setelah selesai, Ayla pun kembali ke dapur untuk lanjut membuat sarapan. Wanita itu tampak mencicipi nasi goreng buatannya sebelum ia hidangkan di meja makan untuk Yohan. Seperti biasa, Yohan akan mengamuk dan memakinya habis-habisan jika masakannya tidak enak.

"Woy," panggil Yohan yang berjalan memasuki dapur, membuat Ayla berbalik menatapnya.

Ayla menatap lembut kepada Yohan yang kini berdiri di hadapannya. Lelaki itu sedang mengeringkan rambutnya menggunakan handuk. "Iya?"

"Lo masak apaan? Gue lapar." Yohan tampak melirik nasi goreng buatan Ayla di wajan dengan tangannya yang terus mengeringkan rambutnya.

Ayla tersenyum lebar kepada Yohan. "Aku buatin nasi goreng buat kamu."

"Enak nggak? Awas aja lo kalau nggak enak." Yohan menatap Ayla dengan tajam.

"Enak, kok."

"Ya udah. Gue mau ngeringin rambut dulu baru sarapan," ujar Yohan. Lelaki itu pun berdiri di depan kulkas sambil terus mengeringkan rambutnya menggunakan handuk, membuat Ayla tak berhenti menatapnya.

"Ngapain lo ngelihatin gue mulu?" Yohan mendelik ketika menyadari Ayla terus memperhatikannya.

Ayla menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "Kamu mau aku bantu keringin rambut?" tawarnya dengan malu-malu.

Yohan tampak berpikir sejenak dengan wajah sensinya. Tanpa diduga, lelaki itu melemparkan handuk di tangannya kepada Ayla hingga menutupi kepala Ayla. "Ya udah, keringin rambut gue biar lo ada gunanya."

Ayla tersenyum tipis dan mengambil handuk yang menutupi kepalanya tersebut. Ia pun mendekati Yohan yang kini mendudukkan tubuhnya di kursi makan.

Iris kelabu Yohan menatap datar ayla yang kini berdiri di hadapannya untuk mengeringkan rambutnya. Ketika handuk itu mulai kembali mengusap kepalanya, pandangan Yohan tetap tertuju kepada wajah Ayla tanpa berkedip sekalipun.

RETROUVAILLES ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang