BAB 22 • MERAWAT ZEHAN

17.5K 761 17
                                    

22. MERAWAT ZEHAN

Hari ini kondisi Jean sudah membaik. Demamnya sudah turun sejak kemarin, dan ia pun sudah bisa masuk sekolah bersama Zidan.

Berbeda dengan Zehan. Demam cowok itu masih belum turun juga sampai sekarang. Ia masih tetap sakit dan hanya bisa terbaring lemah di atas kasurnya.

Tok ... tok ... tok

"Masuk," sahut Zehan dari dalam kamarnya ketika mendengar suara pintu kamar yang diketuk.

Zehan mengalihkan pandangannya dari buku yang ia baca. Cowok itu kemudian menoleh, menatap ke arah pintu yang kini terbuka secara perlahan.

"Halo, Kak," sapa Jean yang tersenyum lebar sampai deretan gigi putihnya terlihat. Gadis itu baru saja pulang sekolah dengan Zidan.

"Apa?" tanya Zehan kepada gadis berdaster pink selutut tersebut.

"Aku tadi ditelepon sama Mama. Mama nyuruh aku buat jagain Kak Zehan." Jean berjalan memasuki kamar Zehan. Di tangannya terlihat sebuah obat-obatan dan kompresan yang ia bawa.

"Kak Zehan udah makan siang, kan?" tanya Jean sambil menaikkan selimut agar menutupi separuh tubuh Zehan.

Melihat Zehan yang menggeleng, Jean lantas menjadi panik. Zehan sedang sakit dan cowok itu belum makan?

"Kenapa? Pelayan nggak ngasih Kak Zehan makanan?" tanya Jean yang terdengar khawatir.

"Gue nggak nafsu makan. Makanannya nggak berasa kalau turun di leher gue," jawab Zehan. Suaranya sangat lemas karena sedang sakit.

"Ihh, nggak boleh gitu. Gimana Kak Zehan bisa sembuh kalau nggak makan? Nanti Kak Zehan malah makin sakit," omel Jean sambil berkacak pinggang, membuat Zehan menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Tunggu bentar, aku ambilin Kak Zehan makanan dulu."

"Gue nggak naf-"

"Kak Zehan harus makan pokoknya! Nanti Kak Zehan makin sakit. Kalau makin sakit, nanti gantengnya berkurang," ucap Jean dengan tegas dan tak menerima penolakan.

Zehan hanya diam memandangi punggung Jean yang kini berjalan keluar dari kamarnya.

Sesampainya di dapur, Jean dapat melihat Ayla di sana yang sedang memasak untuk makan malam.

"Kamu mau ngapain, Jean?" tanya Ayla saat melihat Jean yang mengambil sebuah panci kecil.

Jean melirik Ayla sekilas sebelum mengisi panci itu dengan beras. "Aku mau bikinin bubur buat Kak Zehan. Dia belum makan dari tadi siang," jawabnya.

Setelah mencuci berasnya, Jean kemudian menaikkan panci itu ke kompor dan mulai menyalakan kompornya.

Sambil memasak bubur, sesekali Jean melirik Ayla yang sedang memotong sayur di sampingnya. Jika Jean perhatikan dengan detail, wajah Ayla terlihat sangat cantik. Seperti wajah khas wanita yang sangat lembut dan ramah.

"Jean," panggil seseorang seraya berjalan memasuki dapur. Jean menoleh, menatap orang tersebut yang rupanya adalah salah satu kakaknya.

RETROUVAILLES ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang