BAB 9 • PESTA

22.1K 974 6
                                    

9. PESTA

Setelah pulang sekolah, Jean tampak sedang duduk di ruang keluarga sambil menonton film. Sesekali gadis itu menghela nafas karena kembali merasa bosan.

Zidan entah pergi ke mana, Yohan masih belum pulang dari kampusnya, dan orang tuanya masih berada di Singapura. Hanya Zehan saja yang berada di rumah bersamanya.

Saat mendengar suara langkah kaki, Jean pun menoleh, menatap ke arah tangga.

Di sana, Zehan terlihat menuruni satu per satu anak tangga dengan rambut yang basah seperti baru habis mandi, serta mengenakan handuk berwarna putih yang melilit pinggangnya.

"Waww, it's amazing," gumam Jean yang terpesona melihat roti sobek di badan sang kakak. Tinggi, tegap, putih, dan atletis. Sungguh, Jean merasa bahwa Zehan adalah yang terganteng dan tersempurna di antara yang lainnya.

Jika dibandingkan dengan Zidan, mungkin Jean dapat mengatakan bahwa Zehan adalah idaman para wanita, sementara Zidan adalah idaman Polsek.

"Ayla," panggil Zehan seraya menghampiri Ayla di dapur yang sedang menyiapkan makan malam. Jean pun menyempatkan untuk mengintip ke belakang sofa dan melihat mereka.

"Iya, Tuan. Ada yang bisa saya bantu?"

"Tolong setrikain kemeja gue yang warna coksu, ya? Kemejanya udah gue simpan di atas kasur," ujar Zehan yang segera dilaksanakan oleh Ayla. Sebelum itu, Jean mengernyit ketika melihat Ayla sedang mengatakan sesuatu kepada Zehan dengan nada suara yang sangat kecil. Wajah wanita itu pun terlihat melas dan sedih.

Seketika iris coklat Jean langsung melotot sempurna saat melihat tangan Zehan yang terulur dan mengusap lembut rambut panjang Ayla.

Saat Ayla sudah naik ke lantai 2, Jean kemudian menatap Zehan yang masih berdiri di dapur.

"Kak Zehan mau ke mana?" tanya Jean dengan penasaran.

Jean mendengus saat Zehan hanya meliriknya sekilas tanpa berniat menjawab pertanyaannya.

"Kak Zehan mau pergi ke mana? Ikut, dong. Aku bosan di rumah terus," pinta Jean dengan ekspresi melas, berharap Zehan akan berbelas kasih dan membawanya.


"Mau ke pesta," jawab Zehan sambil membuka kulkas dan mengambil sebuah minuman kaleng di dalam sana.

Pesta? Jean pun tersenyum antusias. Bosan-bosan begini enaknya memang ke pesta.

"Ikut, ya, Kakak?"

"Nggak."

"Please," mohon Jean dengan ekspresi melasnya. Benar-benar sangat melas sampai Jean yakin mukanya sekarang pasti sangat menjijikkan dan sok imut, tapi nggak apa-apa. Demi healing.

Zehan meneguk minuman kalengnya sampai habis tak tersisa. Iris kelabunya menatap wajah Jean yang masih duduk di sofa dengan tampang sok melas.

Pandangan keduanya bertemu, membuat Jean berusaha sebisa mungkin menelan salivanya ketika mata Zehan terus menatapnya dengan datar.

"Hmm."

Beberapa menit kemudian ...

Setelah mandi, Jean tampak memasuki walk in closet-nya dan mencari gaun yang akan ia pakai malam ini.

RETROUVAILLES ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang