BAB 21 • SAKIT

18.4K 796 57
                                    

21. SAKIT

Jean, Yohan, Zidan, dan Zehan sudah pulang tadi pagi dengan Yohan yang menyetir mobil. Seharusnya Jean dan Zidan harus pergi ke sekolah hari ini, tapi mereka izin karena baru pulang tadi pagi. Sementara Yohan, ia masih sempat untuk pergi kuliah tadi siang.

Di sepanjang perjalanan tadi, badan Zehan dan Jean sama-sama demam. Sampai sore ini, Jean dan Zehan masih demam tinggi akibat tenggelam kemarin.

"Kak Zidan balas budi, dong. Waktu Kak Zidan sakit, aku yang jagain Kak Zidan. Sekarang harus Kak Zidan yang jagain aku," ujar Jean kepada Zidan yang sedang bermain game di atas kasur cowok itu.

"Ayo Kak Zidan, ihh. Rawat aku juga," pinta Jean sambil menarik-narik tangan Zidan.

"Kak Zidan, ayo!" sahut Jean lagi sambil terus menarik tangan Zidan.

Zidan mendengus saat ia kalah dari gamenya. Cowok itu kemudian menoleh, menatap Jean yang sedang berdiri di sampingnya.

"Ayla, kan, ada. Kenapa harus gue, sih? Pelayan di rumah ini juga ada 2, bukan cuman 1 doang," kata Zidan yang terdengar kesal.

Jean mengernyit. "Ayla ngurusin Kak Zehan, pelayan lainnya lagi sibuk beres-beres rumah sama nyiapin makan malam. Lagian, aku pernah ngurusin Kak Zidan waktu sakit. Masa Kak Zidan nggak mau balas budi sama adik kakak yang cantik dan baik hati ini?" tanya Jean.

Zidan mendengus melihat gaya Jean yang sok cantik di depannya.

Mendengar suara mobil yang memasuki garasi, Jean pun lantas berlari ke arah balkon kamar Zidan. Di sana, ia melihat Yohan yang baru saja pulang dari kampusnya.

"Nggak jadi, Kak. Aku sama Kak Yohan aja," sahut Jean dengan antusias. Saat ia hendak berlari keluar dari kamar Zidan, tiba-tiba saja Zidan mencengkram tangannya hingga membuatnya berhenti berlari.

"Sama gue aja," ucap Zidan dengan raut wajahnya yang datar.

Jean sedikit cengoh melihat Zidan yang kini menarik tangannya menuju ke kamarnya. Sesampainya di kamar Jean, Zidan segera melepaskan tarikannya.

"Makasih, Kakak ganteng." Dengan antusias, Jean kemudian naik ke atas kasurnya dan berbaring di sana. Tubuhnya terasa sangat lemas dan tak bertenaga karena sedang sakit.

Zidan menarik naik selimut di bawah kaki Jean agar menutupi tubuh mungil adiknya itu.

"Tidur, gih," suruh Zidan yang kemudian ikut naik ke atas kasur Jean. Cowok itu mengambil posisi dengan berbaring di samping Jean, kemudian masuk ke dalam selimut.

"Ada sofa, Kak."

Zidan yang hendak lanjut bermain game lantas menatap adiknya itu dengan sinis. "Lo nyuruh gue di sofa?"

Jean menggeleng cepat kepalanya melihat sang kakak yang tampak kesal. "Bukan gitu maksud aku. Siapa tahu Kak Zidan nggak suka di dekat aku, jadi Kak Zidan bisa di sofa aja."

"Lo aja kalau gitu yang di sofa."

"Ihh, kok, aku? Kak Zidan aja."

"Lo aja."

"Kak Zidan aja."

"Ogah."

RETROUVAILLES ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang