BAB 19 • LIBURAN

19.4K 854 15
                                    

19. LIBURAN

Kini, terlihat Zidan, Zehan, Yohan, dan Jean yang sedang berada di dalam satu mobil yang sama.

Posisinya, Zehan yang menyetir, Yohan yang duduk di samping Zehan, sementara Jean dan Zidan duduk bersama di jok belakang.

Zehan mengenakan hoodie berwarna abu-abu, Yohan mengenakan kaos putih dibalut jaket denim, Zidan mengenakan kaos hitam, dan Jean yang mengenakan gaun selutut berwarna kuning dengan rambut panjangnya yang ia ikat agar lebih rapi.

Sementara itu, Jean terlihat menyedihkan karena harus duduk di samping Zidan yang sedari tadi tidak bisa diam dan terus mengomelinya.

"Sana-sana, ihh. Luas amat tempat lo, gue kesempitan tahu!" omel Zidan sambil mendorong tubuh Jean agar sedikit bergeser.

Jean berdecak. "Ihh, Kak Zidan, aku juga sempit tahu! Kak Zidan yang nguasain semua kursinya!"

Jean melihat Zidan di sampingnya yang duduk dengan kaki mengangkang lebar di tengah-tengah jok mobil, sementara dirinya sudah terhimpit ke pintu mobil.

"Awas, woy! Geser lagi, ini masih sempit!" suruh Zidan tanpa menghiraukan Jean yang sudah mentok ke pintu mobil.

Jean berdecak. "Kak Zehan, lihat Kak Zidan. Dia gangguin aku terus."

"Zidan," tegur Zehan yang sedang menyetir.

Zidan berdecak melihat tatapan tajam Zehan yang sedang menatapnya dari kaca depan mobil.

"Geser, lo jangan himpit Jean ke pintu," tegur Zehan lagi.

"Tapi, Kak-"

"Geser atau gue turunin lo di sini," ancam Zehan, membuat Zidan berdecak kasar mendengarnya.

Jean tersenyum melihat Zidan yang kini tampak sangat sebal kepadanya. Jean tahu bahwa Zehan adalah kelemahan Zidan. Cowok itu takut kepada kakak pertama mereka.

"Aku udah ngehubungin penjaga vila buat nyedian bahan makanan dan ngebersihin vila-nya," ujar Yohan memberi tahu.

Zehan melirik Yohan sekilas sebelum kembali menatap ke arah jalan. Vila itu memang dirawat dan dijaga oleh para penjaga vila, mengingat vila di sana bukan hanya satu.

Hingga tak lama kemudian, semua orang yang ada di mobil itu pun mulai merasa mengantuk.

Mata Zidan yang tadinya sudah terpejam, kini kembali terbuka saat merasakan sesuatu di pundaknya. Zidan menoleh, menatap Jean yang tertidur sambil bersandar kepadanya.

"Tidur mulu kerjaan lo. Jadi beban mulu," oceh Zidan. Ia kemudian segera meraih kepala Jean saat gadis itu hampir terhuyung ke depan.

Dari kaca depan mobil, Zehan memperhatikan Zidan yang menarik pelan kepala Jean dan menidurkannya di pahanya. Posisinya, Jean berbaring dengan kepalanya yang ada di atas paha Zidan.

Zidan menatap wajah Jean yang sedang tertidur pulas tersebut. Melihat bibir Jean yang menjadi monyong, lelaki itu pun meringis geli.

"Dih, sok imut lo." Zidan menyentil pelan hidung Jean.

Beberapa saat kemudian, akhirnya mereka semua sudah sampai ke tujuan. Sebuah vila di tepi pantai yang sebelumnya didatangi oleh Yohan dan Jean.

RETROUVAILLES ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang