BAB 35 • TAKUT

16.1K 802 49
                                    

Novel Retrouvailles akan segera terbit beberapa hari lagi, jadi pastiin diri kalian buat nabung, ya, biar bisa meluk novelnya❤️

35. TAKUT

Sudah 3 hari ini Jean berusaha menghindari Yohan. Gadis itu berusaha agar tidak berinteraksi dengan Yohan, ataupun sekedar bertatap mata saja.

Jean benar-benar takut mendengar cerita Zehan, Zidan, dan Ayla beberapa hari yang lalu. Sulit dipercaya bahwa cowok sebaik Yohan ternyata memiliki kepribadian asli yang seperti itu.

Padahal, Yohan selama ini adalah sosok yang paling baik kepada Jean.

Sementara itu, Jean yang baru pulang sekolah terlihat sedang berjalan di parkiran sekolahnya bersama Zidan. Sesekali Jean mengernyit ketika melihat gelagat Zidan yang aneh seperti sedang cacingan.

"Heh, ngapa lo, anjir?!" Seketika Zidan tersentak kaget dan buru-buru menepis tangan Jean ketika gadis itu memegang jidatnya.

"Kak Zidan kenapa kayak gitu, sih, dari tadi? Kak Zidan sakit, ya?" tanya Jean yang merasa khawatir karena Zidan sangat aneh.

Zidan mendengus. Kedua tangan cowok itu berada di belakang sambil terus memegang sesuatu yang membuat Jean jadi penasaran ingin melihatnya.

"Kak Zidan pegang apa?" tanya Jean. Ia hendak melihat ke belakang Zidan, namun Zidan buru-buru menghindar.

"Nggak usah kepo lo. Lo mau gue tonjok?" omel Zidan yang malah semakin gelisah sambil menatap ke arah lain.

Jean berdecak pelan. "Aku cuman penasaran Kak Zidan pegang apa. Aku lihat, ya, Kak?" pintanya dengan melas.

Saat Jean hendak melirik ke belakang Zidan lagi, Zidan malah kembali menghindar.

Zidan mendengus kasar. "Kepo lo. Lo mau gue tinggalin di sini karena terlalu kepo?"

Jean memutar malas bola matanya. Zidan itu terlalu sok rahasia sekali. Dirinya hanya ingin melihat apa yang dibawa oleh Zidan sejak tadi, tapi Zidan malah mengancam ingin menonjoknya dan meninggalkannya di sini.

Melihat Jean yang kembali berjalan di depannya, Zidan pun meringis pelan.

Zidan kemudian memasukkan sesuatu di tangannya itu ke dalam tas ranselnya. Setelah selesai, ia segera menyusul langkah Jean dan naik ke atas motor sport-nya.

"Cepatan naik. Pegangan yang kencang," ujar Zidan sambil melirik Jean yang naik ke boncengannya.

"Ayo, Kak," ucap Jean yang sudah siap.

"Pegangan yang kencang. Entar lo malah jatuh dan ketemu sama Tuhan, terus malah gue yang disalahin."

"Tapi, ini aku udah pegangan, Kak." Jean melirik tangannya yang memegang erat tas ransel Zidan.

Mendengar Zidan yang berdecak sebal, Jean pun segera melingkarkan tangannya di perut Zidan dengan sangat erat. Ia tidak mau sampai dimaki lagi oleh Zidan.

Dari spion motor, Jean dapat melihat wajah Zidan yang memerah, entah karena apa.

"Kak Zidan nggak beneran sakit, kan?" tanya Jean khawatir.

RETROUVAILLES ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang