BAB 14 • MERAWAT SI GALAK

21.2K 891 9
                                    

14. MERAWAT SI GALAK

Setelah hanya 1 hari di rumah sakit, kini Zidan akhirnya diizinkan pulang dari sana.

Bukan karena keadaannya yang sudah membaik, tapi keinginannya untuk pulang lebih awal. Lelaki itu terus memberontak agar bisa pulang, meskipun ia masih butuh perawatan. Akhirnya, dokter pun memutuskan untuk mengizinkan Zidan pulang. Dengan syarat, lelaki itu harus tetap dirawat di rumah.

Namun, sepertinya itu bukan keputusan yang baik bagi Jean.

"JEAN! CEPETAN, GOBLOK! AMBILIN GUE MINUMAN!" teriak Zidan dengan emosi.

Jean mendengus. Sudah seharian ini ia disuruh-suruh terus oleh Zidan. Rasanya sebal, sangat sebal. Apa cowok itu pikir dirinya tidak capek? Hah?! Lagipula kenapa harus dirinya yang disuruh? Di rumah ini, kan, ada 2 pelayan yang bisa disuruh. Ada mamanya juga.

Zidan sialan.

Dengan kesal, Jean yang sedang duduk di sofa kamar Zidan pun segera keluar dari kamar itu dan turun ke dapur, meninggalkan Zidan yang saat ini masih berbaring di atas kasur.

Sesampainya di dapur, Jean mengambil segelas air hangat untuk Zidan, kemudian kembali lagi memasuki kamar cowok itu.

"Ini, Kak," ujar Jean menyodorkan segelas air hangat itu kepada Zidan.

Zidan mendengus. "Gue bilang minuman, Jean budek! Gue nggak bilang air hangat! Soda! Ambilin gue soda di kulkas!"

"Kak Zidan nggak boleh minum soda. Nggak dibolehin sama dokter." Jean mencoba bersabar menghadapi kakak ketiganya yang menyebalkan itu.

Zidan menatap Jean dengan tajam. "Bodo amat. Nyawa, nyawa gue, kenapa tuh dokter yang ngatur? Pokoknya, gue mau lo ambilin soda sekarang juga!"

"Kak Zidan, ihh. Nggak boleh minum soda," tolak Jean.

"Jean, gue bilang soda, goblok!"

"Nggak mau, nggak boleh!"

"Jean, gue maunya soda!"

"Nggak boleh, Kak Zidan. Kakak nggak boleh minum itu."

"Anak haram lo, anjing! Sok ngatur!"

Jean terdiam. Mulutnya terkunci saat mendengar perkataan Zidan barusan.

Tanpa mengatakan apapun, Jean segera keluar dari kamar itu dengan membawa air hangatnya tadi.

Sesampainya di dapur, Jean meletakkan air hangat itu di atas meja makan. Ia lalu membuka kulkas khusus minuman dan mengambil sekaleng minuman soda dari dalam sana dengan tangannya yang gemetaran.

Setelah menutup kulkas dan hendak berbalik, Jean dikejutkan oleh sosok Zehan yang tiba-tiba muncul di sampingnya.

"Lo kenapa?" tanya Zehan, melihat mata Jean yang berkaca-kaca seolah ingin menangis.

Jean menggelengkan kepalanya. "Nggak apa-apa, Kak."

"Yakin?" Zehan semakin menatap mata berkaca-kaca Jean yang tak ingin balik menatapnya.

Zehan menghela nafas karena Jean yang tak ingin menjawab, padahal tangan gadis itu sampai gemetar memegang sebotol soda.

"Woy! Lama amat lo!" omel Zidan yang muncul di pintu dapur, menyusul Jean yang sangat lama mengambil minumannya.

RETROUVAILLES ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang