BAB 6 • ZIDAN GILA!

29.8K 1.1K 9
                                    

6. ZIDAN GILA!

Ketika malam hari tiba, Jean terlihat sedang berdiri di balkon kamarnya. Gadis itu masih terus kepikiran dengan kehidupannya yang begitu sial.

Pandangan Jean terlihat kosong seolah tak memiliki semangat hidup. Ia masih memikirkan percakapan Nathaniel dan Rosa kemarin malam. Dirinya masih tak menyangka bahwa ia adalah anak selingkuhan.

"Sial banget hidup aku," gumam Jean dengan lesu.

Jean merasa bersalah kepada Rosa apabila ia memang anak selingkuhan. Wanita itu sudah mau menerimanya di rumah ini dengan sangat baik, bahkan Rosa juga selalu memperhatikan segala kebutuhannya.

Rosa tak pernah sekalipun memarahi Jean ataupun memperlakukan gadis itu dengan kasar. Ia benar-benar memperlakukan Jean dengan lembut layaknya putri sendiri.

"Apa aku pergi aja, ya, dari rumah ini?" gumam Jean. Ia merasa sungkan kepada orang-orang di rumah ini, terutama Rosa.

BRUM!

Mendengar suara mesin motor sport yang dinyalakan, Jean pun sontak melirik ke bawah. Iris coklat gadis itu dapat melihat sebuah motor sport milik Zidan yang tengah dipanaskan di halaman rumah.

Malam minggu seperti ini, Zidan terlihat sudah rapi dengan menggunakan kaos hitam, celana jeans hitam yang robek di bagian lutut, jaket kulit hitam, dan sepatu kets putih. Jangan lupakan juga kalung rantai di leher lelaki itu.

"KAK ZIDAN!" teriak Jean dari lantai 2, membuat Zidan yang sedang memanaskan mesin motornya sontak mendongak dan menatapnya.

"Tunggu, Kak!" sahut Jean yang kemudian buru-buru berlari ke bawah.

Jean tak menghiraukan sosok Yohan yang hampir ia tabrak saat turun dari tangga.

"Mau ke mana, Jean?" tanya Yohan dengan sedikit berteriak kepada Jean yang berlari tergesa-gesa.

"Nyusul Kak Zidan," jawab Jean sambil terus berlari.

Hingga kini, Jean pun akhirnya sampai ke hadapan Zidan, menatap lelaki itu yang kini juga sedang menatapnya dari balik helm full face-nya.

"Kak Zidan mau ke mana? Aku ikut, ya?" Sontak perkataan Jean barusan berhasil membuat alis tebal Zidan hampir menyatu.

"Mau ngikut apaan lo? Udah, lo di rumah aja, nggak usah nyari masalah," jawab Zidan dengan ketus.

"Tapi, Kak, aku mau pergi dari sini. Aku mau ikut Kak Zidan aja, Kakak bisa buang aku kalau Kakak mau," mohon Jean yang sontak semakin membuat Zidan tak habis pikir.

Zidan memperhatikan wajah Jean yang dibuat seimut mungkin agar dirinya merasa kasihan.

"Lo mau gue buang?" tanya Zidan dengan nada datar. Jean mengangguk cepat kepalanya.

"Kenapa? Karena lo udah tahu kalau lo anak haram? Anak hasil perselingkuhan?"

Jleb!

S-sungguh terlalu. Jean mau marah, namun tak bisa. Apa yang dikatakan oleh Zidan memang benar, tapi kenapa ngomongnya harus kasar begitu, sih? Jean, kan, jadi semakin sedih dan sakit hati.

RETROUVAILLES ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang