BAB 23 • MASA LALU

16K 759 6
                                    

23. MASA LALU

Beberapa hari yang lalu, Rosa dan Nathaniel sudah pulang dari Paris. Keadaan Zehan pun mulai membaik.

Kini, Jean terlihat sedang menjalani ujian semester di sekolahnya. Setelah selesai, Jean pun segera keluar dari kelas dan menunggu Zidan menyelesaikan ujiannya di kelas yang berbeda.

"Hari ini ulang tahun Bunda," gumam Jean sambil melirik tanggal di layar handphone-nya.

Jean kemudian menghela nafas. Haruskah ia mengajak Zidan untuk menemaninya membeli bunga dan ziarah ke makam bundanya? Tapi, ia takut jika Zidan kembali memakinya.

"Woy!" sahut Zidan yang muncul dari koridor sekolah.

Jean tersenyum melihat kakaknya itu yang ternyata sudah keluar. Zidan lah yang keluar paling terakhir dari kelasnya karena otak cowok itu sangat cetek untuk mengerjakan soal ujian.

"Ayo pulang," ajak Zidan yang berjalan menjauhi Jean.

Jean menahan tangan Zidan hingga membuat cowok itu berhenti berjalan. Zidan menoleh, menatap Jean yang juga sedang menatapnya.

"Hari ini ulang tahun Bunda. Kakak bisa nemenin aku ziarah ke makam Bunda?" pinta Jean dengan suara pelan, takut jika Zidan kembali memakinya.

Jean meringis saat Zidan tak kunjung menjawabnya. Mungkin cowok itu sedang merangkai kata-kata yang bagus untuk memaki. Ah, Jean jadi bisa membayangkan kata-kata apa yang akan keluar dari mulut Zidan. Pasti cowok itu akan berkata seperti ini, 'ogah, anjing! Lo mau ke makam pelakor itu? Pergi aja sana sendiri! Gue nggak sudi pergi ke sana sama lo!'.

"Kalau lo lama, gue tinggalin lo di kuburan," ucap Zidan yang terdengar ketus, membuat Jean sontak langsung kaget menatapnya dengan mulut yang menganga lebar.

Jean terdiam beberapa saat, berusaha mencerna ucapan Zidan barusan.

"Kak Zidan mau nganterin aku?" tanya Jean dengan semangat. Ralat, sangat-sangat bersemangat.

Jean tidak menyangka bahwa Zidan mau menemaninya ke makam almarhumah bundanya yang sangat Zidan benci. Itu semua di luar nalar dan tidak masuk akal.

Apakah ini suatu pertanda bahwa dunia sedang tidak baik-baik saja? Ya, Jean yakin bahwa dunia sedang tidak baik-baik saja.

"Cepetan naik," suruh Zidan yang sudah naik ke atas motornya. Jean tersenyum senang dan segera naik ke boncengan motor Zidan.

"Pegangan."

"Siap, Bos!"

Zidan melirik tangan Jean yang kini melingkar erat di perutnya. Tanpa aba-aba, Zidan pun tersenyum tipis dan segera menarik gasnya dengan kencang meninggalkan parkiran sekolah.

Sesampainya di pemakaman, Jean terlihat berjalan memasuki makam itu sambil membawa sebuket bunga melati di tangannya.

Zidan tak ingin ikut masuk. Cowok itu tetap stay di atas motornya sambil bermain handphone. Lagipula, Jean sedikit takut jika Zidan ikut masuk ke dalam. Ia takut cowok itu malah memaki kuburan almarhumah bundanya.

Sesampainya di makam almarhumah Narnia, Jean pun berjongkok di samping makam itu sambil meletakkan bunga yang dibawanya ke atas makam.

RETROUVAILLES ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang