BAB 31 • KESEDIHAN JEAN

13.8K 764 81
                                    

31. KESEDIHAN JEAN

19.20 WITA.

Pada malam hari di rumah keluarga Atmaja, terlihat Yohan, Zidan, Rosa, dan Nathaniel yang sedang duduk di meja makan sambil menatap para pelayan yang sedang menghidangkan makan malam.

"Jean mana? Panggilin Jean, gih, biar kita makan malam bareng-bareng," suruh Nathaniel kepada salah satu putranya.

"Nona Jean dari tadi sore belum keluar kamar, Tuan," ujar Ayla, membuat semua orang menatapnya.

"Tumben, biasanya dia suka keluyuran di dalam rumah atau ke kolam renang kalau sore?" ujar Yohan yang terlihat bingung sambil menatap Ayla.

Ayla menundukkan kepalanya. "Saya juga tidak tahu, Tuan."

"Mungkin dia lagi sedih karena kalungnya hilang. Toh, tadi pagi kalungnya hilang dan sampai sekarang kalungnya belum ketemu." Perkataan Rosa barusan sontak membuat Yohan langsung menatapnya dengan tatapan yang tak bisa diartikan.

"Kalungnya Jean hilang, Ma?" tanya Yohan. Ia mengepal kuat tangannya saat Rosa menganggukkan kepalanya.

"Kenapa Kak Yohan jadi gelisah gitu?" Zidan melirik wajah Yohan yang menurutnya tampak seperti orang yang sedang sangat gelisah.

Yohan mengangkat acuh bahunya. "Gelisah apaan? Gue cuman kepikiran sama Jean. Dia pasti sedih karena kalungnya hilang."

Zidan hanya berdecih pelan mendengar itu tanpa mengatakan apapun.

"Ya udah. Zidan, kamu panggilin Jean ke atas, ya?" suruh Nathaniel kepada Zidan.

Zidan mengangguk. "Iya, Pa."

Suara decitan kursi terdengar saat Zidan mundur dari posisinya. Cowok itu kemudian berjalan pergi meninggalkan ruang makan dan kemudian menaiki tangga menuju ke kamar Jean.

Alis tebal Zidan hampir menyatu saat melihat kamar Jean yang tertutup rapat. Saat hendak membukanya, rupanya pintu itu terkunci.

"Jean."

"Jean, keluar. Lo disuruh ke bawah buat makan malam."

"Jean, woy!"

"Jean anak pungut, budek lo, ya?!"

"Jean, sialan! Nyahut lo, woy! Kalau dikasih telinga itu dipakai buat mendengar, bukan cuman dijadiin pajangan buat pakai anting-anting."

"Jean!"

Zidan mengetuk-ngetuk pintu kamar Jean berulang kali, namun tak kunjung ada jawaban dari dalam sana.

Saat kembali mencoba membuka pintunya, pintu itu masih terkunci. "Jean, lo mati, ya, di dalam?!" teriak Zidan dengan kesal.

BRAK!

Zidan yang tidak sabaran pun akhirnya menendang pintu kamar Jean hingga terbuka lebar.

Sementara di lantai bawah, semua orang tampak kaget ketika mendengar suara dobrakan pintu yang sangat keras.

"Kenapa tuh, Pa? Zidan ngapain?" tanya Rosa dengan panik.

Nathaniel meringis. "Papa juga nggak tahu, Ma. Ayo kita cek."

RETROUVAILLES ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang