BAB 33 • TETAP DITERIMA?

14.8K 792 30
                                    

Halo gysss, sekedar informasi kalau novel Retrouvailles bakal segera terbit bulan ini, jadi aku saranin buat kalian nabung dari sekarang ya biar bisa meluk Jean, Zidan, Zehan, dan Yohan secara langsung ❤️

33. TETAP DITERIMA?

Pagi hari di kamar Nathaniel dan Rosa, terlihat pasangan itu yang sedang duduk di atas kasur dengan Rosa yang memijit kedua pundak suaminya.

Mereka terlihat terus diam tanpa mengatakan apapun. Sampai tak lama kemudian, Rosa pun akhirnya membuka suara.

"Menurut Papa, gimana soal Jean?" tanya Rosa pelan sambil terus memijit pundak suaminya.

Nathaniel terdiam beberapa saat sebelum menjawab. "Papa udah nganggap dia seperti putri Papa sendiri. Lagipula, Mama juga tahu, kan, kalau Papa sangat ingin punya anak perempuan?"

"Papa kecewa?"

"Hanya sedikit. Karena mau dia anak kandung atau bukan, tapi Papa udah tetap nganggap dia anak Papa. Papa udah terlanjur sayang sama dia sebagai putri. Dia baik dan tidak pernah neko-neko. Dia tahu kita kaya, tapi dia tidak pernah meminta sesuatu yang berlebihan."

Rosa mengulum senyumnya. Ia melirik wajah suaminya itu dengan senang. "Jadi, Papa bisa menerima Jean kembali di rumah ini?"

Nathaniel menganggukkan kepalanya tanpa ragu. "Papa sudah menyayangi dia seperti putri Papa sendiri. Mau dia bukan anak kandung atau apa, Papa tetap bisa menerima dia."

Rosa melingkarkan tangannya di leher Nathaniel. Ia pun tersenyum lebar sambil meletakkan dagunya di pundak suaminya.

"Mama juga, Pa. Mama senang selama dia ada di rumah ini. Dia baik, dia juga ngebuat rumah ini jadi lebih berwarna, Mama juga jadi punya teman ngobrol dan nggak kesepian lagi," ucap Rosa sambil memejamkan matanya.

Rosa senang dengan Jean yang berada di rumah ini. Ia jadi memiliki teman memasak, teman cerita, teman bercanda, dan teman untuk jajan. Jika Jean pergi, ia pasti akan kembali kesepian.

°°°°°

"Gue mau ketemu sama Jean."

"Nggak."

Zidan langsung menghalangi Yohan yang hendak masuk ke dalam rumah Jean. Matanya menatap sinis kakaknya itu yang sejak tadi sudah datang ke sini.

"Pindah lo, anjing!" maki Yohan yang begitu emosi dengan Zidan.

Zidan menggeleng melihat tangan Yohan yang terkepal kuat seolah ingin menghajarnya sekarang juga.

"Udah gue bilang kalau Jean nggak mau lagi ketemu sama cowok brengsek kayak lo!" ujar Zidan penuh penekanan.

Yohan tersenyum miring sambil menatap Zidan dengan tatapan yang merendahkan. "Tahu apa lo? Dia lebih sayang sama gue daripada lo. Gue Kakak yang paling baik, perhatian, dan lembut sama dia di antara kalian yang lain. Nggak mungkin dia nggak mau ketemu sama gue."

Zidan terkekeh pelan. "Itu karena Kak Yohan akting di depan dia. Dia nggak tahu aja gimana kelakuan asli Kak Yohan yang kayak setan itu."

Yohan mengepal kuat tangannya. Dadanya terlihat naik turun dengan emosi yang menggebu-gebu.

"Mending Kak Yohan pulang aja, deh. Di dalam ada Kak Zehan lagi tidur. Jean juga lagi mandi, jadi Kak Yohan mending pulang aja daripada dihajar lagi sama Kak Zehan," ujar Zidan dengan meremehkan. Matanya menatap wajah Yohan yang masih terdapat luka lebam karena pukulan Zehan beberapa hari yang lalu.

RETROUVAILLES ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang