Menerima Hubungan Mereka Berdua

2K 133 20
                                    

Awas typo nya

HAPPY READING


Di pagi yang cerah Dirgantara menunggu dengan sabar di luar mobilnya menunggu kekasihnya yang akan segera keluar dari rumah. Dengan senyum hangat, dia menyambut Vania ketika anak itu muncul dengan tas sekolah dan bekal di tangannya.

"Pagi, kak!" sapa Vania ceria sambil mendekati mobil.

"Pagi, sayang," balas Dirgantara dengan lembut membuka pintu mobil untuk Vania.

Mereka berdua kemudian berangkat sekolah bersama menikmati perjalanan pagi dalam keheningan yang nyaman sesekali terputus dengan obrolan ringan dan tawa kecil.

Dari kejauhan seseorang mengawasi interaksi Dirgantara dan Vania yang semakin hari semakin lengket. Laura sebisa mungkin merencanakan sesuatu untuk membuat mereka pisah.

Dirgantara mengantarkan kekasihnya lebih dulu ke kelasnya sambil menggandeng tangan mungil Vania. Pandangan takjub dari siswi-siswi di SMA Elang yang sebelumnya memuja Dirgantara perlahan berubah menjadi pengertian dan pengakuan akan kedekatan antara mereka berdua.

Mereka sebagai pasangan yang selaras mulai diterima dengan lapang dada karena kecocokan dan kebahagiaan mereka bersama begitu nyata.

Di lorong sekolah bisik-bisik antara teman-teman mereka membicarakan bagaimana Dirgantara dan Vania tampak begitu serasi seolah mereka ditakdirkan untuk bersama. Vania merasa ada sesuatu yang berbeda dalam tatapan yang diberikan orang-orang di sekitarnya.

Tatapan itu tidak lagi penuh dengan rasa iri atau tidak suka seperti sebelumnya. Sebaliknya ada nuansa yang lebih hangat dan penuh pengertian, seolah-olah mereka semua mulai menerima kehadiran Vania di samping Dirgantara sebagai pasangan kekasih. Dan mereka pasti yakin kalau mereka berdua sudah menjalin hubungan.

Di dalam hatinya Vania merasa lega mereka tidak membenci kehadirannya di sekolahan ini tapi ia masih memikirkan Laura apakah dia masih tetap sama tidak suka kalau dirinya dekat dengan Dirgantara

Di dalam hatinya Vania merasa lega melihat mereka tidak membenci kehadirannya di sekolah ini. Namun, dia tetap merasa cemas tentang perasaan Laura terhadap hubungannya dengan Dirgantara.

Vania menyadari bahwa Laura mungkin masih tidak senang melihat mereka bersama terutama karena perasaan cemburu atau ketidaknyamanan melihat kami bersama.

"Aku masuk dulu ya kak," ujar Vania.

Dirgantara menganggukkan kepala, "Belajar yang rajin!"

Vania tersenyum manis kepada Dirgantara sebelum memasuki ruang kelas. Senyum itu mencerminkan kebahagiaannya meskipun sedikit terkejut dengan sorakan dari beberapa temannya yang tampaknya menangkap momen kebersamaannya dengan Dirgantara.

"CIEEE ADA YANG UADAH JADIAN NIH!" terdengar sorakan kocak dari beberapa temannya yang duduk di bangkunya masing-masing.

Vania merasa sedikit malu tapi juga tersenyum. Dia merasa bersyukur bahwa teman-temannya menerima hubungannya dengan Dirgantara dengan cara yang santai dan penuh keceriaan.

Saat Vania duduk di bangkunya dia merenung sejenak tentang bagaimana hidupnya berubah sejak bertemu Dirgantara. Hubungan mereka tidak hanya memberinya kebahagiaan pribadi tetapi juga mendatangkan perubahan positif dalam cara dia diterima oleh lingkungan sekolahnya.

My First Love (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang