Awas typo nya
HAPPY READING
♪
♪
♪Setelah Dirgantara mengantarkan Vania ke dalam kelas, ia segera melangkah menuju ruang OSIS dengan tatapan tajam dan muka datar. Langkahnya cepat dan tegas.
Di tengah perjalanan menuju ruang OSIS Victor dan dua temannya tiba-tiba muncul di hadapannya menghalangi jalannya. Victor dengan sikap yang khas dan kepercayaan diri tinggi menatap Dirgantara.
"Sesuai apa yang gue bilang kemarin di telepon biar gue yang urus masalah ini lo lindungi cewek Lo aja. Gue takut ada orang yang nekat nyakitin dia,” kata Victor menatap Dirgantara dengan serius.
Liam menyenggol lengan Zayden yang sedang menatap serius mereka berdua ia berbisik ditelinga temannya itu, "Sst ada masalah kah?" Tanya Liam bingung karna ia tidak tau apa yang sedang dibahas.
"Diem Lo mulut ubur-ubur," jawab lirih Zayden.
Liam menggaruk kepalanya yang tidak gatal, "Emang ubur-ubur punya mulut ya?"
Zayden hanya bisa menghela napas merasa frustasi. "Bacot Lo gue kuncir pita juga mulut Lo nanti!"
Liam pasrah dan mengangguk masih bingung tapi berusaha mengerti. Sementara Zayden tetap fokus mencoba mengamati mereka berdua.
Victor mengajak ke dua temannya untuk segera pergi dirasa urusannya sudah selesai tetapi Liam masih berada di sana untuk menanyakan sesuatu pada Dirgantara.
"Bro ada masalah kah?" Tanya Liam penasaran.
Dirgantara hanya memperhatikan saja tanpa menjawab pertanyaan cowok itu, "Woi gue tanya gausah jadi mode pesawat! Eh maksudnya mode jangan ganggu luw!" Geram Liam frustasi karna tidak mendapatkan jawaban.
Dirgantara masih saja memperhatikan Liam, "Serius nih gue dicuekin? Apa gue harus bawa lo ke mode pabrik?"
Tiba-tiba Zayden merangkul pundak temannya, "Kayaknya mode pesawat lo udah bikin gangguan cukup Liam. Mungkin kita harus nunggu dia keluar dari mode donat dulu," setelah itu ia menarik Liam pergi meninggalkan Dirgantara.
Dirgantara hanya menggelengkan kepala kembali melanjutkan perjalanannya menuju ruang OSIS
Setibanya di ruang OSIS Dirgantara langsung melibatkan teman-teman OSISnya untuk membantunya dalam menyusun rencana perayaan ulang tahun SMA Elang yang ke-50. Meski ia memiliki banyak tugas yang harus dilakukan ia tahu bahwa kerjasama anggota sangat penting agar acara ini berjalan sukses.
“Sarah bisa tolong cek vendor catering pastikan semua pesanan sudah sesuai dengan kebutuhan kita,” ujar Dirgantara sambil membuka laptop dan menunjukkan daftar tugasnya.
“Siap Dirga,” jawab Sarah sambil mulai menghubungi pihak catering.
“Andi bisa bantu yang lain mendekorasi? Kita butuh beberapa ide dan koordinasi dengan tim dekorasi,” lanjut Dirgantara.
“Pasti,” jawab Andi dengan semangat. Ia segera mulai membuat sketsa dekorasi dan memeriksa inventaris yang tersedia.
Dirgantara juga menghubungi beberapa anggota OSIS lainnya untuk membantu mempersiapkan hiburan dan jadwal acara. Dengan kerjasama tim yang solid mereka pasti berhasil menyusun rencana yang rinci dan memastikan setiap aspek acara tertangani dengan baik.
Di ruang OSIS suasana sangat sibuk dengan semua orang bekerja keras mempersiapkan acara ulang tahun SMA Elang yang ke-50. Tidak ada yang terlihat santai semua anggota terlibat dalam berbagai tugas memastikan setiap detail acara tertangani dengan baik.
Tiba-tiba di tengah-tengah kesibukan itu Dirgantara terhenti sejenak dalam pekerjaannya. Pikiran dan ingatannya melayang kembali ke peringatan Victor yang disampaikan pagi tadi.
![](https://img.wattpad.com/cover/322587858-288-k875837.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My First Love (END)
Fiksi RemajaKakak Tingkat > my first love Start : 01 Okt 22 Pub : 09 Des 22 End : 17 Agus 2024