Menuju Ending

1.3K 102 15
                                    

Awas typo nya

HAPPY READING


Flashback on

Jeffry merasakan stres yang mendalam setelah hari yang penuh tekanan di kantor ayahnya. Alih-alih langsung pulang ke rumah, dia memutuskan untuk mampir sebentar ke klub yang biasa dia kunjungi.

Tempat ini menjadi pelarian baginya sebuah tempat di mana dia bisa melepaskan beban pikirannya dan sejenak melupakan masalah.

Setibanya di klub, suasana yang riuh dan musik yang keras sedikit banyak membantu mengalihkan pikirannya dari kekacauan hari itu. Jeffry duduk di bar memesan minuman dan mulai menikmati suasana. Dia mengamati orang-orang di sekitar beberapa sedang berdansa sementara yang lain tampak terlibat dalam percakapan yang riang.

Namun, di tengah-tengah suasana yang meriah Jeffry tetap merasa ada sesuatu yang mengganggu pikirannya. Meski dia berusaha keras untuk bersantai perasaan cemas dan ketidakpastian tentang masalah yang belum terselesaikan masih menghantuinya.

Jeffry memutuskan untuk pulang, merasa bahwa melanjutkan malam di klub tidak akan mengatasi masalahnya. Namun, saat ia berbalik untuk menuju pintu keluar, tubuhnya tidak sengaja menabrak seorang gadis yang tampak sangat mabuk. Jeffry menatap gadis itu dengan cermat dan segera menyadari bahwa dia masih tampak sangat muda, seperti adiknya, Vania.

Gadis tersebut tampak kehilangan keseimbangan, dengan tatapan yang kosong dan tidak bisa merespon dengan jelas. Jeffry merasa khawatir dan bingung bagaimana gadis ini bisa berada di klub sendirian terutama dalam kondisi seperti ini.
Terlihat jelas bahwa dia membutuhkan bantuan.

Jeffry mendekat dan mencoba berbicara dengan lembut, "Hey, kamu baik-baik saja? Kamu kenapa di sini sendirian?"

Laura hanya merespons dengan gumaman tidak jelas, "Euhm Dirga..."

Jeffry merasa bingung tiba-tiba ke dua tangan Laura dia letakkan di bahu Jeffry, "Dirga Lo wangi banget pantes cewek culun itu kepincut sama Lo."

Laura mengendus-endus leher Jeffry dengan sensual membuat tubuhnya bergidik ngeri Jeffry menutup matanya saat Laura terus mencium leher cowok itu.

"Nama lo siapa?" tanya Jeffry dengan nada rendah, berusaha menahan rangsangan yang ditimbulkan oleh Laura.

"Masa lo lupa nama gue? Yaudah, kenalin, nama gue Laura," jawab Laura sambil tetap mendekat dan mengusapkan pipinya ke leher Jeffry.

Laura semakin nekat berbuat yang tidak diinginkan oleh Jeffry membuat cowok itu sudah bisa tidak tahan lagi, Laura terus menggoda Jeffry dengan keadaan mabuk ia berfikir Jeffry adalah seseorang yang dimaksud.

Laura tiba-tiba mencium bibir Jeffry, membuat cowok itu terkejut dan langsung mendorong bahunya.

"Maksud lo apa?" tanya Jeffry dengan nada bingung dan marah.

Laura tampak kecewa, "Dirga, malam ini lo harus jadi milik gue sepenuhnya!" katanya dengan penuh penekanan, lalu kembali mencium bibir Jeffry.

Jeffry dan Laura memasuki kamar yang terletak di sudut klub malam yang semarak. Suara musik dan obrolan dari luar terasa jauh, teredam oleh pintu yang tertutup rapat. Selama perjalanan menuju kamar, ciuman mereka tidak pernah terputus. Sentuhan bibir Jeffry yang hangat dan mendesak membuat Laura merasa tenggelam.

Begitu sampai di kamar Jeffry membanting tubuh Laura lembut ke atas kasur empuk, seolah-olah hanya ada mereka berdua ia melepaskan jasnya dengan cepat. Dengan penuh semangat Jeffry meraup bibir Laura lagi ciuman itu semakin mendalam dan penuh gairah.

My First Love (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang