Terbongkar Drama Laura

1.2K 81 6
                                    

Awas typo nya

HAPPY READING





Di dalam kelas, Vania dan teman-temannya sibuk dengan tugas mereka: membuat gaun dari bahan daur ulang untuk lomba fashion show nanti malam. Tiba-tiba, pintu kelas terbuka lebar dengan suara teriakan riuh dari para cowok. Mereka masuk dengan penuh semangat melompat-lompat dan berteriak keras.

"HWOHOOOO!" teriak satu sama lain sambil melompat ke dalam kelas.

"WOI APAAN?!" seru Citra kaget berhenti sejenak dari pekerjaannya dan menatap mereka dengan bingung.

"ANJIR ADA APA?!" teman-teman Vania yang lain juga tampak kebingungan.

"Kelass kita menang, bro! Bola basket sama sepak bola!" teriak salah satu cowok dengan penuh semangat wajahnya berseri-seri.

Suasana di kelas langsung berubah riuh dengan sorakan dan teriakan kegembiraan dari para cowok.

"Eh sumpah?" tanya Angel dengan mata membesar, tak percaya dengan berita yang baru saja diterima.

"Iya Cok!"

"Whohohohowhoh!" sorak mereka bersamaan penuh kegembiraan.

Para cowok yang baru saja bergabung langsung ikut membantu menambah semangat dan kehebohan di dalam kelas. Vania dan teman-temannya tidak hanya merasakan kebanggaan tetapi juga semakin termotivasi untuk membuat gaun mereka tampil maksimal di fashion show nanti malam.

♪♪♪

Malam pun tiba dan Dirgantara sudah siap untuk menjemput Vania. Dengan mengenakan setelan rapi, ia menunggu di ruang tamu rumah Vania.

Di dalam kamar Vania berdiri di depan cermin memeriksa penampilannya untuk terakhir kalinya. Gaun yang dibuatnya dari bahan daur ulang terlihat menawan. Meskipun sederhana desain dan kreativitas teman-temannya membuat gaun itu tampak istimewa. Vania menarik napas dalam-dalam, memeriksa detail terakhir sebelum akhirnya memutuskan untuk turun.

Ketika Vania melangkah turun dari tangga Dirgantara berdiri dari tempat duduknya dan menyambut dengan senyum lebar. "Kamu terlihat luar biasa, sayang," ujarnya tulus, matanya penuh kekaguman saat melihat gaun yang dikenakan Vania serta wajah yang sangat indah.

Vania tersenyum malu dan membalas pujian Dirgantara, "Terima kasih, kak Vania harap bisa memberikan yang terbaik malam ini."

Setelah memastikan Vania sudah siap Dirgantara menggandeng tangannya dengan lembut dan mereka keluar dari rumah. Setibanya di mobil, Dirgantara membuka pintu untuk Vania dan ia melihat sesuatu yang mengejutkan di kursi yang akan ia duduki.

"Kak? Apalagi ini?" tanya Vania matanya membesar melihat hadiah kecil yang diletakkan di kursinya.

"Ini untuk kamu," jawab Dirgantara dengan senyum lembut yang tulus. "Aku ingin kamu merasa istimewa malam ini."

Dirgantara tidak hanya memberikan sebuah gift sederhana untuk malam ini tetapi cowok itu hampir setiap hari memberikan Vania hadiah meskipun sederhana namun membuat Vania nampak bahagia.

Setiap kali mereka ingin pergi kemanapun atau berangkat sekolah Dirgantara selalu membuat hadiah kecil-kecilan untuk kekasih istimewanya.

Vania membuka hadiah tersebut dan menemukan sebuah kalung cantik yang dibungkus dengan rapi. Wajahnya berseri-seri saat melihatnya. "Terima kasih kak, kak Dirga selalu tahu bagaimana membuat Vania bahagia."

Dirgantara tersenyum melihat reaksi Vania. "Kakak senang kamu suka, aku hanya ingin kamu tahu betapa berartinya kamu buatku."

Dirgantara dengan lembut menggantungkan kalung itu di leher Vania, menyesuaikan posisi liontin kucing yang kecil dan manis. "Kenapa sih kak Dirga setiap hari selalu membuat Vania merasa istimewa?" tanya Vania dengan penuh rasa ingin tahu.

My First Love (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang