Ruang Osis

2.6K 175 14
                                        

Awas typo nya

HAPPY READING



Seperti biasa Dirgantara akan menjemput Vania terlebih dahulu tentang keluarga cewek itu mereka sudah tau kedekatan antara Dirgantara dan Vania. John Smith mempercayakan putrinya pada Dirgantara ia yakin kalau cowok itu tidak akan semena-mena menyakiti Vania karena nama Dirgantara terkenal di seluruh perusahaan manapun terkesan sangat terhormat dan baik.

Bukan hanya nama Dirgantara saja tetapi perusahaan dan juga keluarganya. Perusahaan yang memiliki tahta  tertinggi adalah milik ayah Dirgantara perusahaan pria itu bercabang sampai kemana-mana diluar negeri pun juga ada.

Mereka berdua sudah berada di dalam mobil Dirgantara menjalankan mobilnya menuju SMA Elang. Dalam perjalanan menuju sekolah sesekali Vania bercerita tentang hal random melihat cewek mungil disampingnya cerita sangat excited ia juga mendengarnya dengan seksama sesekali juga tangannya mengelus rambut cewek itu dengan sangat lembut.

Saat sudah sampai Dirgantara keluar lebih dulu Vania melepas seat belt nya mengenakan tas dan tersenyum ke arah Dirgantara yang sudah membukakan pintu mobil untuknya.

“Makasih,” ujarnya keluar dari mobil.

Dirgantara menutup kembali mobilnya ia mengusak rambut Vania,”Sama-sama.”

Apalah mereka berdua ini belum jadian tapi perlakuannya udah kek jadian aja.

Mereka berdua jalan bersama menyusuri koridor dan tidak memperdulikan semua tatapan mengarah padanya. Dirgantara mengantar Vania terlebih dahulu menuju kelas padahal arah kelas Vania dengan Dirgantara berbeda tetapi cowok itu tidak mempermasalahkan yang terpenting orang tersayangnya tidak terluka atas perbuatan mereka semua.

“Aku masuk dulu ya kak,” ucap Vania saat mereka berdua sudah berada di depan kelas cewek itu.

Dirgantara menganggukkan kepala dan mengusak rambut Vania ia melihat kepergian cewek itu kemudian dirinya pergi terlebih dahulu ke ruangan keramatnya yaitu osis.

Beberapa menit kemudian bel masuk berbunyi semua siswa maupun siswi SMA Elang melaksanakan pembelajaran pertama seperti biasanya.

Dirgantara berada diruang osis dengan beberapa orang saja ia duduk di kursi dengan tatapan fokus pada layar laptop dan jari jemarinya terus mengetikkan sesuatu di laptop tersebut. Cowok itu tengah sibuk mempersiapkan acara untuk sekolahnya yang dua minggu lagi akan dilaksanakan.

Ditengah kesibukannya ada seorang cewek duduk disampingnya cewek itu mendekatkan diri pada Dirgantara yang sedang serius mengetik. Dirgantara sudah tidak heran melirik saja tidak perlu karna ia tau siapa orang tersebut.

Laura terus menempelkan tubuhnya pada Dirgantara membuat cowok itu risih dan berhenti mengetik tetapi tatapannya masih mengarah pada layar laptop.

“Kok berhenti lanjutin aja,” ujar Laura menyentuh lengan Dirgantara.

“Pergi.”

“Aku mau temenin kamu Dirga,” Dirgantara yang sudah sangat muak dengan Laura saat mereka berdua bertemu. Dirgantara menutup laptopnya segera pergi dari tempat itu saat ia berdiri dan hendak melangkahkan kakinya tangan Laura memegang lengan Dirgantara.

“Mau kemana?”

“Lepas.”

“Lo kenapa menghindari gue mulu sih Dirga!” Laura ikut berdiri menatap Dirgantara yang sama sekali tidak meliriknya.

Dirgantara tidak meresponnya saat ingin pergi dari sana Laura terus saja mencegah cowok itu.

Dirgantara yang sedari tadi sudah menahan emosi tetapi Laura malah terus saja memancing emosinya membuatnya langsung menghempas tangan cewek itu dengan keras sampai mundur menabrak kursi yang sempat mereka berdua duduki. Hingga menimbulkan suara berisik, beberapa orang di sana langsung melihat ke arah mereka berdua.

My First Love (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang