Mine

2.2K 182 13
                                    

Awas typo nya

HAPPY READING



"HAH!"

Vania menuruni anak tangga dengan sedikit tergesa ia sudah berpakaian rapi, "Bunda kak Dirga mana?"

"Oh kamu ditunggu di mobil," Vania berpamitan terlebih dahulu kepada sang bunda.

Vania keluar rumah dan ternyata benar masih ada mobil Dirgantara yang terparkir didepan rumahnya ia kira akan ditinggal.

"Kak maaf Van-" belum sempat melanjutkan ucapannya ia terkejut saat bersamaan membuka pintu mobil ada sebuah buket bunga beserta coklat berada di kursi yang akan ia duduki.

Vania melongo sedangkan Dirgantara sangat gemas sekali melihat ekspresi cewek mungil itu ketika terkejut.

"A-apa maksudnya?" tanya Vania gugup.

"Hm? Untukmu," ujar Dirgantara.

"Ambil lah," Vania menurut mengambil buket bunga beserta coklat kemudian ia masuk ke dalam mobil.

"Untuk apa kak Dirga ngasih aku kayak gini?" Tanya Vania mengendus buket bunga yang sangat harum itu.

Dirgantara belum menjawab pertanyaan dari cewek disampingnya ia menyalakan mesin mobil dan pergi meninggalkan halaman depan rumah Vania.

Dirgantara melirik orang disampingnya yang lagi sibuk mainin buket bunga pemberiannya beberapa menit yang lalu ia kemudian tersenyum.

"I'm sorry," ucap Dirgantara membuka suara.

Vania menoleh kesamping memperhatikan Dirgantara yang fokus menyetir tetapi kenapa tiba-tiba cowok itu meminta maaf terhadapnya.

"Kenapa kak Dirga tiba-tiba minta maaf?" tak terasa mobil yang dikendarai oleh Dirgantara berhenti di tempat tujuannya yaitu restoran yang sering ia kunjungi.

Dirgantara melepas set belt nya ia melihat kesamping begitupun dengan Vania, "Kak?"

"Hm?"

"Kenapa kakak minta maaf sama aku? Kak Dirga kan gak punya salah."

"I'm truly sorry, I was wrong," Dirgantara langsung memeluk tubuh kecil itu dan membelai rambutnya dengan lembut.

Vania yang masih bingung kenapa kakak kelasnya tiba-tiba saja meminta maaf. Ia menepuk-nepuk punggung Dirgantara dengan tangan kecilnya.

"U oke?" tanya Vania dengan nada terendam.
Dirgantara melepas pelukannya ia menangkup muka lumayan bulat itu dan memperhatikannya dengan seksama betapa menggemaskannya muka Vania.

"Ya. I'm ok," jawab Dirgantara dengan tersenyum tipis.

Dirgantara puk-puk kepala Vania kemudian ia turun dan mengitari mobilnya terlebih dahulu membukakan pintu untuk Vania.

Dirgantara mengulurkan satu tangan besarnya dihadapan Vania "Thank u."

Disela Dirgantara menutup pintu mobil Vania melihat sekeliling tempat restoran itu yang lumayan lebar dan besar.

My First Love (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang