Awas typo nya
HAPPY READING
♪
♪
♪Malam pun tiba begitupun suasana mulai gelap dengan bintang-bintang yang mulai bermunculan di langit. Sesuai dengan kesepakatan Victor dan Steven di sekolah mereka berencana untuk nongkrong di tempat biasa.
Mereka semua berkumpul di sebuah kafe kecil yang nyaman tempat favorit mereka untuk menghabiskan waktu bersama. Kafe itu memiliki suasana yang hangat dengan lampu-lampu kuning yang memberikan kesan hangat dan ramah. Musik lembut mengalun menambah suasana santai.
'Cafe Rembulan' tempat itu milik teman Victor yang sudah tidak melanjutkan pendidikan seperti dirinya. Dia memutuskan membuat kafe kecil-kecilan untuk membantu penghasilan ibunya teman Victor rela tidak melanjutkan pendidikan untuk berkerja demi keluarganya.
Victor yang melihat pengorbanan temannya seperti itu merasa tergerak untuk membantu. Meski penghasilannya dari balap liar tidak banyak Victor memberikan sebagian dari uang hasil kerjanya kepada temannya dengan harapan bisa membantu meringankan beban temannya.
Kita sebut aja teman Victor ini Rian
Di Kafe Rembulan suasana selalu hangat dan ramah mencerminkan tekad dan semangat Rian serta dukungan dari teman-temannya seperti Victor. Mereka sering berkumpul di sana menikmati kebersamaan sambil berbagi cerita dan tawa, membuat tempat itu menjadi lebih dari sekadar kafe, tetapi juga simbol persahabatan dan dukungan.
Steven, Victor, Liam, Zayden dan teman-temannya lainnya tiba di Kafe Rembulan mereka merasa lebih dari sekadar pelanggan mereka adalah bagian dari komunitas kecil yang saling mendukung dan menguatkan. Rian dengan senyum hangatnya menyambut mereka dan memastikan bahwa mereka menganggap seperti di rumah sendiri.
Mereka saling berjabat tangan satu per satu menyapa Rian dengan hangat. Kafe yang tadinya agak sepi kini kembali ramai dengan kehadiran mereka semua. Suasana penuh keceriaan memenuhi ruangan.
"Yan, gue minuman kayak biasa ya," ujar salah satu dari mereka sambil tersenyum.
Rian mengangguk sambil tersenyum, "Oke, satu minuman spesial buat lo. Ada yang lain mau pesan sesuatu?"
Steven memilih camilan yang biasa mereka nikmati bersama. Sambil menunggu pesanan datang mereka bercanda dan berbicara tentang kejadian-kejadian hal random.
"Rian gimana bisnis kafenya? Makin lancar, kan?" Tanya Liam disaat Rian membuatkan pesanan mereka semua.
Rian tersenyum penuh syukur. "Alhamdulillah, lancar terima kasih juga buat dukungan kalian tanpa kalian mungkin kafe ini gak akan seramai sekarang."
Victor yang duduk di pojok hanya tersenyum sambil mendengarkan pembicaraan mereka. Dia merasa bangga bisa membantu temannya meski dengan cara yang sederhana.
Steven mulai memainkan gitarnya lagi mengisi suasana kafe dengan melodi yang menenangkan. Mereka semua bernyanyi bersama menciptakan momen kebersamaan yang hangat dan penuh keakraban. Malam itu, di Kafe Rembulan mereka merasakan bahwa persahabatan dan dukungan satu sama lain adalah hal yang paling berharga. Kafe itu bukan hanya tempat mereka nongkrong tapi juga tempat mereka saling menguatkan dan merajut kenangan indah bersama.
Di tengah keasikan mereka mengobrol bersama tiba-tiba terdengar keributan dari luar kafe. Semua terdiam sejenak saling berpandangan dengan rasa ingin tahu.
Steven segera bangkit dan pamit untuk mengecek apa yang terjadi di luar sana."Woi! Ada apa ini?" teriaknya sambil bergegas keluar.
![](https://img.wattpad.com/cover/322587858-288-k875837.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My First Love (END)
Teen FictionKakak Tingkat > my first love Start : 01 Okt 22 Pub : 09 Des 22 End : 17 Agus 2024