Cerita Masalalu

1.4K 85 2
                                    

Awas typo nya

HAPPY READING



Di Cafe Rembulan suasana riuh dengan tawa dan canda anak-anak yang lagi main kartu. Di sudut yang lebih sepi Victor duduk dengan fokus menatap layar laptopnya ia sibuk mengotak-atik nomor tidak dikenal yang telah mengirim pesan pada Dirgantara.

Rian yang mengamati temannya dari kejauhan, mendekat dan menepuk bahu Victor. "Heh kenapa Lo gak gabung sama yang lain? Lagi fokus banget kelihatannya," tanya Rian dengan nada canda.

Victor menghela napas dan mengalihkan pandangannya sejenak dari layar laptop. "Gue lagi coba lacak nomor yang kirim foto-foto ke Dirga." jawabnya serius.

"Siapa Dirga? Temen Lo?" Tanya Rian.

Victor menganggukkan kepala, "Tapi gue udah minta bantuan Arif buat lacak lebih dalam. Semoga aja dia bisa nemuin sesuatu," jawab Victor dengan nada harap.

Setelah beberapa jam berlalu Arif akhirnya menghubungi Victor. "Bro, gue dapet sesuatu nomor yang Lo kasih itu terdaftar atas nama Zayden," ucap Arif di telepon.

Victor terdiam sejenak.mencoba mencerna informasi tersebut. "Zayden? Lo Seriusan?" tanya Victor untuk memastikan.

"Iya gue udah cek beberapa kali nomor itu memang punya Zayden," jawab Arif tegas.

Victor melihat ke arah Zayden yang tengah asik bercanda dengan yang lain ia terkejut dan tidak percaya. Dia segera menutup telepon dan memberitahu Rian.

"Nomornya milik Zayden," ucap Victor membuat Rian terkejut dan tidak percaya.

"Gue masih gak percaya dia gak mungkin ngelakuin ini!" Victor berdiri menghampiri Zayden yang tengah sedang bercanda.

"Zayden gue butuh ngobrol sama Lo sebentar," ujar Victor dengan nada serius menarik perhatian semua orang di meja.

Zayden yang tengah tertawa segera menangkap raut wajah serius Victor. "Ada apa Tor?" tanyanya sambil berdiri dan mengikuti Victor ke sudut yang lebih sepi.

Setelah mereka sedikit menjauh dari yang lain Victor menghela nafas. "Zay gue dapet kabar dari temen gue yang lacak nomor yang kirim foto-foto itu ke Dirga. Nomor itu terdaftar atas nama Lo."

Zayden terkejut wajahnya berubah menjadi bingung. "Anjing  gak mungkin cok gue gak pernah kirim foto apapun ke Dirga apalagi yang kayak gitu."

Victor menatap Zayden dengan serius. "Gue percaya sama Lo Zay. Tapi nomornya jelas-jelas milik Lo. Ada kemungkinan nomor Lo dipakai sama orang lain?"

Zayden terdiam sejenak mencoba mengingat-ingat. "Gue gak pernah kasih nomor gue ke sembarang orang. Tapi... tunggu tadi waktu di kantin Kevin pinjem ponsel gue tapi masak dia sih," ucap Kevin dengan nada ragu.

"Kita bakal cari tahu ulah siapa ini dan jangan beri tahu anak yang lain Lo bilangin ke Rian," ujar Victor dengan serius setelah kepergian Zayden ia memberitahu Dirgantara biar dia yang urus semuanya.

"Siapa kak?" tanya Vania sambil memiringkan kepala matanya berbinar penuh rasa ingin tahu. Mereka berdua sedang duduk di bangku taman kota menikmati malam hari yang dingin. Dirgantara tersenyum tipis seolah memikirkan jawaban yang tepat.

"Bukan siapa-siapa hanya orang kantor," jawab Dirgantara berbohong.

Vania menganggukkan kepala anak itu mendekat ke tubuh Dirgantara memeluk tubuh besarnya mencari kenyamanan. Vania menempelkan pipinya pada dada Dirgantara merasakan detak jantungnya yang tenang. Suasana malam yang dingin dan tenang membuat mereka berdua merasa lebih dekat. Dirgantara tersenyum lembut merasakan kehangatan tubuh Vania yang lembut.

My First Love (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang