"anjirr!" Kaget Sastra."Sastraaaaaaa!!" Teriak Kavy.
Kavy buru-buru membenarkan kembali kaosnya yang hampir saja ia buka lalu menatap galak pada Sastra, "Lo kenapa gak ketuk pintu dulu sih?!".
Sastra ouh menghampiri Kavy yang sedang duduk diatas kasur. Ia lalu duduk dipinggir kasur Kavy dengan santai.
"Yee emang gue tau Lo lagi buka baju. Lagian ngapain pake Lo buka baju segala." Ketus Sastra membela diri.
"Ih orang AC gue lagi rusak, jadinya gue kegerahan. Lo nya aja yang asal buka nyelonong masuk, emang ini rumah Lo apa!!" Kata Kavy ngegas.
"Nanti juga bakal jadi rumah gue" kata Sastra asal.
Kavy mendelik, "dih pede banget. Emang gue mau jadi istri Lo!".
"Dih emang siapa yang mau nikah sama Lo, orang gue mau nikahnya sama Mama Lo kok." Kata Sastra tersenyum jahil.
"Heh!! Ngadi-ngadi lo." Teriak Kavy memukul-mukul Sastra menggunakan banyak untuk menghilangkan rasa malunya.
Anjir malu gue woiii.
"Udah-udah. Teriak-teriak Mulu Lo dari tadi. Nanti aja teriaknya bareng gue." Kata Sastra tersenyum menggoda.
Kavy pun menabok kepala Sastra dengan kencang, "mulai lagi kan geser otaknya." Kata Kavy, "eh btw Lo kok bisa ada disini, pasti bolos kan?".
"Gue kan yang punya sekolah jadi bebas dong mau ngapain aja." Kata Sastra tersenyum bangga.
Kavy mengernyit jijik, "dih songong nih anak!".
"Udah nih makan, kata bi Surti Lo belum makan." Sastra berujar sembari menyodorkan bubur yang ia beli untuk Kavy.
"Gak mau!" Kata Kavy lalu menggelengkan kepalanya.
"Dih pengen banget dibujuk sama orang ganteng." Kata Sastra membuka wadah sterofoam lalu menyendok bubur dan menyodorkannya kedepan mulut Kavy.
"Buka mulutnya Kavy" kata Sastra gemas karena Kavy tidak juga membuka mulutnya.
"Gak mau sastra, hambarr" rengek Kavy.
"Mau gue suapin pake sendok apa pake mulut?!" Kata Sastra tajam.
Kavy pun segera mengambil alih bubur tersebut dan memakannya dengan cepat.
"Gini kek dari tadi!" Kata Sastra lalu tangannya mengacak-acak puncak kepala Kavy.
Pandangan Sastra teralihkan pada hotpants yang Kavy pakai. Sastra hanya bisa menghela nafas panjang.
Ini lagi ini lagi.
"Kavy kok gue tiba-tiba gerah ya?" Tanya Sastra tiba-tiba serius.
"Iya gue juga sama" kata Kavy yang terus fokus sama makanannya.
"Iya apalagi liat Lo pake celana kek gini," kata Sastra menatap lekat mata Kavy.
"iya! Eh!" Kaget Kavy.
Kavy mendongakkan kepalanya cepat.
"Apa Lo bilang?!".
"Lo cantik deh Kav, gue jadi pengen makan Lo." Sastra mengedipkan sebelah matanya genit dan segera berlari keluar dari kamar Kavy
"Mati aja loo!!".
***
Tidak terasa sudah satu bulan Kavy bersekolah di SMA Nusantara. Semuanya berjalan semestinya, begitupun juga dengan hubungannya dengan Sastra semuanya baik-baik saja seperti sepasang kekasih pada umumnya. Walaupun pertengkaran kecil sering terjadi, tapi itu semua wajar kan dalam suatu hubungan.