Kavy saat ini tengah berada di gedung Apartment milik Sastra. Iya, Kavy ingin menemui Sastra dan menjelaskan semua kesalahpahaman yang terjadi antara dirinya dan Sastra. Kavy tidak peduli nantinya Sastra akan percaya ucapannya atau tidak, yang jelas Kavy sudah mencoba menjelaskan semuanya bahwa Kavy tidak seperti yang dituduhkan Sastra tadi siang.
Kavy terus melangkahkan kakinya menuju unit Apartment Sastra, setelah sampai Kavy mencoba menggunakan kartu akses yang pernah Sastra berikan lalu memasukkan kata sandinya yang memang Kavy tahu, tapi setelah mencoba beberapa kali pintu tak kunjung terbuka. Sepertinya Sastra sudah mengganti kata sandi apartementmya. Kavy pun terpaksa menekan bel dan menunggu Sastra untuk membukakan pintu.
Tak berapa lama, pintu pun terbuka menampilkan Sastra yang berdiri menatapnya dengan tatapan datar, Kavy mencoba untuk tetap memaksakan senyumnya pada Sastra.
"Mau ngapain Lo kesini?" Tanya Sastra dingin.
"Gue mau jelasin soal foto yang Lo dapet itu." Balas Kavy langsung.
"Gao perlu. Gue udah tau semuanya." Ujar Sastra dingin.
"Gak! Lo salah paham! Itu semua gak bener! Makanya Lo harus dengerin penjelasan gue dulu!" Cerocos Kavy ngotot.
Sastra memutar bola matanya malas lalu berdecak kesal. "Ck! Yaudah masuk cepet".
Kavy tersenyum senang saat Sastra masih mau mempersilahkannya masuk, ia pun segera mengekori langkah Sastra memasuki apartement cowok itu. Namun senyuman Kavy seketika luntur saat mendapati Zee juga ada di apartment Sastra. Mencoba mengenyahkan rasa sesak didadanya saat memikirkan mengapa Sastra dengan begitu beraninya membawa Zee ke Apartement cowok itu. Kavy menggelengkan kepalanya mencoba kembali fokus pada tujuan awalnya datang kesini.
Sastra duduk disofa dengan santai seraya menyilangkan salah satu kakinya, ia menatap Kavy yang hanya berdiri mematung dihadapannya.
Sedangkan Zee berdiri disamping Sastra seraya melempar tatapan remeh pada Kavy.
"Buruan, gak pake lama." Santai Sastra.
"Foto yang Lo dapet itu gak bener. Gue sama Saka gak ada apa-apa, kemarin gue gak sengaja ketemu dia di minimarket terus dia nawarin buat nganterin gue balik. Karena gue juga gak bawa kendaraan jadi gue terima, dan pas sampe rumah, tiba-tiba ada petir. Lo tau sendiri kan kalo gue takut petir, jadi secara gak sengaja gue meluk Saka karena gue kaget waktu ada petir, dan setelah itu tak ada apa-apa lagi antara gue sama Saka." Jelas Kavy panjang lebar.
Sastra menatap malas pada Kavy lalu berujar dengan dingin, "terus gue percaya gitu sama semua omongan Lo?".
"Lo harus percaya sama gue Sa, gue gak mungkin selingkuh dari Lo!" Balas Kavy dengan yakin.
"Sayangnya gue udah terlanjur percaya sama apa yang gue lihat." Balas Sastra datar.
"Tap--".
"Udah selesai kan? Silahkan keluar." Ujar Sastra memotong ucapan Kavy begitu saja.
"Gak mau! Lo harus percaya dulu sama omongan gue!" Tolak Kavy.
"Keluar Kavy!" Geram Sastra yang masih mencoba sabar.
"Gak mau!" Kavy masih bersikukuh.
"Keluar atau Lo akan nyesel!" Ancam Sastra.
"Gue gak peduli!" Kekeuh Kavy.
"Oke kalo itu yang Lo mau".
Sastra menarik tangan Zee hingga ia terjatuh di pangkuannya lalu mencium bibir Zee tepat dihadapan Kavy. Kavy terkejut, ia tak menyangka Sastra bisa berbuat seperti ini padanya. Kavy lantas menghampiri Sastra dan menarik tangan Zee dengan kasar hingga terjatuh ke lantai lalu melayangkan tamparan keras pada pipi kiri Sastra.