47

1.3K 176 24
                                    


Malam pun tiba, saat ini Kavy dan juga kedua sahabatnya tengah berada dikamar tempat penginapan mereka. Mereka baru saja selesai membersihkan diri setelah tadi asik bermain-main dipinggir pantai. Rencananya malam ini mereka semua mengadakan BBQ untuk makan malam nanti. Setelah selesai bersiap-siap, mereka bertiga pun segera keluar dari kamar untuk menyusul yang lain dihalaman belakang villa.

Sastra memang sengaja menyewa sebuah villa yang khusus hanya untuk rombongan Sastra, supaya mereka semua bebas melakukan apapun tanpa adanya gangguan dari orang lain. Sebenarnya Sastra sendiri sudah punya villa juga di Bali, cuma karena villa milik Sastra hanya terdapat beberapa kamar yang pasti tidak akan bisa menampung semua anggota Aodra dan yang lainnya, jadi Sastra memilih menyewa villa yang lebih besar dan luas supaya bisa menampung semuanya. Fyi, kamar cowok sama cewek itu sendiri-sendiri yah.

Kavy saat ini sudah berada dihalaman belakang villa tempat mereka mengadakan acara BBQ. Kavy pun memilih bergabung dengan kumpulan cewek-cewek yang masih asik memanggang daging dan makanan lainnya, sedangkan kedua sahabat Kavy malah langsung duduk disebuah karpet dan menyantap makanan yang sudah matang. Teman laknat memang.

"Serius amat neng!" Celetuk Kavy pada Yessie, pacar dari Gilang anggota Aodra.

"Hmm enak banget ya, udah mau Mateng baru nongol Lo!" Sewot Yessie.

"Tau nih! Kita udah pada bau asep, Lo malah pada baru dateng!" Timpal seorang cewek disebelah Yessie yang Kavy ketahui namanya Rani.

Kavy tersenyum tanpa dosa menatap mereka. "Heheheh, ya maaf! Namanya juga cewek, dandannya pasti lama lah! Yaudah gue bantuin apa nih?".

"Kipasin jagung aja sana! Udah mau mateng, nanti tinggal Lo angkat aja." Tunjuk Yessie pada sebuah alat pemanggang yang diatasnya terdapat jagung yang tengah dibakar.

Kavy pun menganggukkan kepalanya patuh lalu segera melakukan perintah dari Yessie dengan baik. Baru beberapa menit Kavy mengipasi jagung-jagungnya, ia sudah kegerahan karena harus berhadapan langsung dengan api. Kavy pun segera melepas cardigan yang melekat ditubuhnya dan menaruhnya disebuah kursi, menyisakan tanktop hitam dan juga jeans pendek miliknya.

Sedang asyik-asyiknya mengipasi jagung-jagungnya supaya tidak gosong, tiba-tiba Saka menghampirinya dan berdiri disebelah Kavy, menatap Kavy dengan senyum tengilnya.

"ada bakat juga Lo jadi tukang sate!" Celetuk Saka menyebalkan.

"Diem deh! Gue lagi males ribut!" Ketus Kavy.

"Siapa yang ngajakin ribut sih! Orang gue cuma mau liatin doang kok!" Balas Saka.

Kavy tak menjawab, ia masih terus fokus pada jagung-jagung didepannya yang sudah hampir matang, tanpa mau meladeni ocehan Saka.

"Lo aneh ya Vy, malem-malem gini malah pake baju kaya gitu! Gak dingin apa?" Ujar Saka lagi.

"Dingin mata Lo somplak! Gak liat didepan gue ada api, hah?" Sewot Kavy sebal.

Saka menggaruk tengkuknya yang tak gatal, iya juga ya.

"Tetep aja ini udah malem Vy, ntar Lo masuk angin! Atau mau pake jaket gue aja?" Tawar Saka serius.

Baru saja Kavy ingin menjawab, namun tiba-tiba Sastra datang dan menyela ucapannya.

"Gak usah! And thanks atas perhatiannya!" Sastra berujar dingin seraya memakaikan kembali cardigan yang sempat Kavy lepas tadi.

"Hehehehe, ada si bos! Gercep banget ya, batu juga mau spik-spik." Saka cengengesan menatap Sastra.

Sastra menatap tajam Saka seraya berkata, "sengaja biar hama-hama yang mau deketin cewek gue pada kabur!".

SastraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang