44

1.4K 186 36
                                    

Setelah melewati sedikit drama menangis dipojokan setelah tahu Sastra tak jadi datang. Kavy pun akhirnya bisa memejamkan matanya pada pukul setengah dua belas malam. Ya, selama hampir satu setengah jam Kavy menangis didalam kamarnya setelah membaca pesan dari Sastra, Kavy pikir ulang tahunnya kali ini akan istimewa, ternyata malah sebaliknya.

Tapi belum sampai Kavy larut dalam tidurnya itu, samar-samar Kavy mendengar seseorang berbisik lirih ditelinganya.

"Kavy bangun." Bisik lirih seseorang. Kavy mengabaikannya, ia pikir itu hanya halusinasinya.

"Bangun heii." Bisikan itu kembali terdengar dan Kavy mencoba mengabaikannya lagi.

"Bangun sayang." Lagi, bisikan itu kembali terdengar dan kali ini dibarengi dengan usapan lembut dikepalanya yang langsung membuat Kavy membuka matanya terkejut.

"Sastra!" Pekik Kavy terkejut melihat Sastra sudah duduk manis diranjangnya dengan kue ulang tahun ditangannya lengkap dengan lilin angka 17 yang sudah menyala.

"Happy sweet seventeen sayang!" Ujar Sastra lembut seraya tersenyum manis menatap Kavy.

Kavy masih syok, ia masih tak percaya bahwa Sastra memberikannya kejutan. Jadi tadi itu hanya prank, dan Kavy berhasil kena prank.

"Ihhhhh gak mau ah! Gue masih marah sama Lo!" Rajuk Kavy, bersedekap dada seraya cemberut menatap Sastra.

"Ya maaf! Namanya juga suprise!" Ucap Sastra dengan tengilnya.

"Ihhhhh nyebelin banget! Lo tau gak?! Gue sampe nangis-nangis cuma gara-gara Lo!" Cerocos Kavy kesal. Ia memukul-mukul Sastra menggunakan bantal gulingnya.

"Iya-iya maaf! Nggak lagi-lagi deh! Udah dong, nanti kena kue nya ini!". Ujar Sastra mencoba menghindar dari amukan Kavy.

Kavy pun menghentikan kegiatannya memukuli Sastra, tapi tatapannya masih menyiratkan kekesalan pada Sastra. Yang malah membuat Sastra gemas sendiri melihat ekspresi Kavy.

"Udah gak usah ngambek-ngambek segala! Buruan tiup lilinnya, jangan lupa make a wish dulu!" Peringat Sastra.

Walaupun masih dengan cemberut tapi Kavy tetap menuruti perkataan Sastra, ia memejamkan matanya sejenak lalu segera meniup lilin.

Sastra terlebih dahulu meletakkan kue diatas nakas lalu segera menarik Kavy kedalam pelukannya.

"selamat ulang tahun Bogelnya Sastra, cepet gede ya biar gak dikira anak SD Mulu! Jangan galak-galak juga, jadi cewek yang kalem dikit gitu! Intinya Lo harus sayang terus sama gue!" Ujar Sastra tulus yang dihadiahi cubitan dari Kavy diperutnya.

"Gue sebenarnya masih kesel sama Lo, tapi makasih!" Kavy tersenyum manis menatap Sastra, membuat Sastra terkekeh kecil lalu mengecup puncak kepala Kavy beberapa kali.

"Kadonya mana! Hehehehe." Cengir Kavy menatap Sastra polos.

"Kado mulu! Ntar! Karena masih ada satu kejutan lagi buat Lo!" Balas Sastra sok misterius.

"Ap--".

Ucapan Kavy lantas terpotong oleh gedoran keras dari balik pintu kamarnya.

"Woiiiii!! Lama amat Lo Sa! Ati-ati khilaf!" Teriak seseorang dari balik pintu.

"Tau nih! Masih ada orang disini woiiii." Sahut orang lain ikut berteriak.

Kavy sepertinya kenal dengan suara itu, seperti suara teman-teman Sastra.

Sastra mengusap wajah Kavy kasar melihat Kavy yang terdiam seperti sedang berfikir. "Udah, gak usah kebanyakan mikir! Lo kan gak punya otak! Buruan ikut gue!".

Kavy mendengus lalu mengikuti langkah Sastra keluar dari kamarnya, Kavy lantas mengernyitkan dahinya saat tak mendapati satu orang pun didepan pintu kamarnya. Lalu orang yang berteriak tadi siapa?

SastraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang