13

1.4K 164 4
                                    

Kavy tengah berbaring di kasurnya ambil menatap langit-langit kamarnya. Jam baru menunjukkan pukul sembilan malam tapi Kavy sudah bergelung dengan selimutnya bersiap untuk tidur. Padahal biasanya ia selalu tidur larut malam.

Mungkin karena moodnya sedang buruk ia jadi malas untuk melakukan apapun, jadi lebih baik ia tidur saja bukan?.

Lamunan Kavy buyar saat ponselnya tiba-tiba bergetar tanda ada yang menelponnya. Kavy segera mengambil ponselnya yang berada dinakas untuk melihat siapa yang menghubunginya.

Sastraaaaa is calling....

Kavy mendengus kesal, ia lalu menekan tombol merah menolak panggilan Sastra dan menaruh kembali ponselnya diatas nakas.

Tapi sepertinya Sastra tidak menyerah, ia terus-menerus menelpon Kavy hingga membuat Kavy jengah dan  terpaksa mengangkatnya.

"Apa?!" Kata Kavy ngegas.

"Gue mau ngomong" sahut Sastra diseberang sana.

"Buruan gue mau tidur" balas Kavy ketus.

Terdengar Sastra menghela nafas terlebih dahulu sebelum kembali berkata.

"Lo kenapa sih padahal ini tuh cuma masalah sepele, tapi Lo malah marah-marah gak jelas kayak gini." Kata Sastra.

"Masalah sepele Lo bilang? Brengsek Lo!!" Sahut Kavy emosi.

"Ya emang bener kan cuma gara-gara gue larang Lo nonton balapan, Lo jadi kayak gini. Kayak bocah tau gak!" Balas Sastra sedikit emosi.

"Lo pelukan sama cewek lain Sastra! Masih mau bilang ini masalah sepele hah?!"ujar Kavy menggebu-gebu.

"Hah pelukan? Maksudnya apa sih?" Tanya Sastra.

"Gak usah pura-pura bego! Basi!" Sarkas Kavy lalu memutuskan panggilan secara sepihak.

Kavy menelenggamkan kepalanya dibantal lalu menangis disana.

Kavy bangkit dari tidurnya dengan air mata yang sudah membasahi pipinya.

"Anjir! Kenapa gue jadi cengeng gini sih?" Tanya Kavy pada dirinya sendiri sambil mengusap air matanya kasar.

Kavy meraih ponselnya yang sempat ia lempar tadi lalu mendial nomor seseorang.

"Dev temenin gue" kata Kavy langsung saat panggilan sudah terhubung.

***

Kavy, Sekar, dan Devi sudah berada di club terkenal yang ada di Jakarta. Terkecuali Icha, ia tidak ikut. Anak baik seperti Icha mana mau ketempat penuh dosa itu.

Mereka sekarang tengah duduk disebuah meja yang biasa mereka tempati dengan berbagai minuman keras yang sudah mereka pesan.

Mereka bertiga memang sudah sering mengunjungi club tersebut jadi sudah tidak asing dengan tempat seperti ini.

Tapi jangan salah ya, mereka hanya sebatas minum untuk menghilangkan stress saja tidak lebih.

"Kavy Lo ada apa lagi sih sama Sastra, bukannya Lo udah minta maaf sama dia?" Tanya Sekar yang masih heran dengan sikap Kavy.

Kavy tak menggubris perkataan Sekar, ia terus-menerus meneguk minuman keras. Entah sudah berapa gelas ia meneguk minuman haram itu, bahkan sekarang Kavy sudah mulai meracau tidak jelas.

"Vy cukup, Lo udah terlalu banyak minum!" Seru Devi saat merampas gelas yang ada ditangan Kavy.

Kavy yang kesal karena diganggu akhirnya hanya bisa memejamkan matanya untuk mengurangi rasa pusing yang mendera.

"kalian tau? Gue liat Sastra lakukan sama si Eva, jadi wajar kan kalo gue marah?" Ujar Kavy tersenyum miris. Dadanya kembali sesak hanya karena mengingat kejadian tadi siang.

SastraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang