Maaf ya ada sedikit 17+ nya🫠🙏🏻"Hukuman apa'an, ciuman?" Seloroh Kavy sekenanya.
Sastra sempat terkejut mendengar perkataan Kavy, namun raut terkejutnya segera tergantikan oleh raut nakal dengan senyum miring andalannya.
"Padahal gue gak kepikiran sampe kesana loh. But kalo Lo mau, let's do it".
Kavy memelototkan matanya terkejut, tak menyangka Sastra menanggapi candaannya itu dengan serius.
"Apa'an, gue cuma bercanda ya!" Sewot Kavy panik seraya menjauh dari jangkauan Sastra.
"See, Lo selalu gitu. Sok-sok'an nantangin tapi aslinya mah takut!" Ejek Sastra dengan kekehan sinisnya.
"Enak aja! Gue bukannya takut ya! K-kita kan masih marahan!" Gugup Kavy karena Sastra malah semakin mendekatkan tubuhnya pada Kavy.
"Marahan apalagi si yang Lo maksud? Bukannya semuanya udah jelas, kalo gue gak ada apa-apa sama Eva!" Balas Sastra kesal namun langkahnya tak urung berhenti untuk mendekat pada Kavy sampai pergerakan Kavy terhenti karena terhalang kasur.
"Y-ya, Lo kenapa gak cerita dari awal kalo Lo ketemu sama si Eva. Mana ketemunya di kafe lagi, katanya gak ada apa-apa. Kok ngga cerita ke gue? Pasti Lo ada niat buat selingkuh sama dia kan? Oh atau emang udah---".
Sastra membungkam dan melumat bibir Kavy sedikit kasar, mengentikan semua omong kosong yang keluar dari bibir manis semerah Cherry itu seraya mencengkram kuat pinggang ramping Kavy, menandakan ia tak suka dengan perkataan Kavy.
Ciuman itu tak berlangsung lama, Sastra segera memutus pagutannya pada Kavy sebelum Kavy membalasnya, kemudian sedikit menjauhkan wajahnya untuk menatap kedua bola mata Kavy.
"You talk to much, honey. Gue sama sekali gak ada apa-apa sama dia, dan untuk soal gue ketemu Eva, itu pure ketidaksengajaan. Gue gak sengaja nabrak dia pas mau keluar dari kafe bukan sengaja ketemuan, oke. Dan untuk kenapa gue gak cerita sama Lo soal ini, ya karena menurut gue itu tak penting makannya gue gak cerita ke Lo. Dan kebetulannya lagi ternyata dia se kampus sama gue dan temenan sama temen gue juga, makanya kita bisa nongkrong bareng malam itu yang berujung Lo salah paham. And yeah, ada yang mau ditanyain lagi gak? Gue siap buat jawab." Jelas Sastra panjang lebar.
Kavy hanya menggelengkan kepalanya seraya cemberut menatap takut Sastra.
"Udah lega belum? Kalo belum, ayo tanya lagi bakalan gue jelasin sejelas-jelasnya." ujar Sastra lagi.
"Nggak, udah. Udah lega!" Balas Kavy cemberut.
"Oke, kalo gitu sekarang waktunya Lo terima hukuman dari gue karena udah bikin gue hampir gila semalam tiga hari." Tegas Sastra seraya menatap dalam Kavy.
Kavy langsung dibuat merinding oleh tatapan Sastra apalagi pada saat Sastra kembali mendekatkan wajahnya pada Kavy dan mendaratkan bibirnya menuju bibir manis milik Kavy, membawa keduanya pada ciuman yang dalam namun lembut, seolah menyalurkan semua rasa rindu yang sempat tertahan selama beberapa bulan ini.
Keduanya semakin larut dalam ciuman yang awalnya lembut namun semakin lama semakin menuntut dan berantakan. Sampai pada Sastra hendak melakukannya lagi, suara pintu terbuka disusul suara seseorang berhasil menghentikan aktivitas keduanya.
Shit, belum kunci pintu.
"Ingat belum sah, wahai anak muda!" Seloroh Mama.
***
Harusnya hari ini menjadi hari yang membahagiakan bagi Kavy, namun semenjak Kavy melihat atau notifikasi yang muncul dilayar ponselnya tadi pagi berhasil membuat mood Kavy hancur, senyum yang harusnya terpancar cantik dibibir mungil itu pun tidak terlihat sama sekali.