Hari terakhir ujian sekolah sudah berhasil Sastra lalui dengan lancar, ia mesti bersyukur karena dianugerahi otak yang pintar, walaupun ia sering kali membolos pelajaran tapi Sastra tak kesulitan dalam menjawab soal-soal ujian yang menurut teman-temannya sangat menguras otak itu.
"Gila! Kepala gue rasanya mau meledak anjir!!!" Pekik Saka setelah berhasil keluar dari ruang ujiannya itu.
"Belagu, emang Lo punya otak?!" Sarkas Aska yang memang sudah selesai sedari tadi.
"Cot bacot!" Balas Saka kesal.
"Lo bertiga kok cepat banget sih ngerjainnya? Gue ngerjain satu nomor aja hampir setengah jam anjir!!!" Seloroh Saka.
"Otak Lo gunain bukan ditinggal dirumah!" Datar Devan namun cukup membuat Saka bungkam.
"Saran gue mah gampang Ka. Kalo Lo mau tau!" Timpal Sastra.
"Emang lo doang Sa yang ngertiin gue! Btw apa sarannya?" Tanya Saka tak sabaran.
"Lo harus punya otak jenius kaya gue." Jawab Sastra kalem.
Saka tersenyum paksa menatap kedua orang itu. Memang bertanya pada teman sengkleknya itu tak kan pernah benar.
"makasih ya kawan atas saran yang sangat bermanfaat." Ujar Saka tabah.
"Makannya kayak gue dong, pake rumus!" Bangga Aska. "Dih, rumus apa'an?!" Ucap Saka yang tak mau tertipu lagi.
"Ngitung kancing lah!" Jawab Aska bangga.
"Si anjir! Gue juga sama sih sebenernya." Balas Saka pelan diakhir kalimat.
"Huhhh, bisa-bisanya ya gue temenan sama manusia tak berotak kaya kalian berdua." Seloroh Sastra yang langsung mendapat anggukan setuju dari Devan.
"Hilih! Kalo gue gak ada juga lo pada kangen sama gue." Balas Saka pede.
"Dih najis!" Ujar Saka jijik.
"Udah ayok cabut! Kita ke markas, gue traktir Lo semua makan sepuasnya!" Ajak Sastra yang sudah mulai beranjak dari duduknya.
"Asik! Party nih bos!" Girang Aska.
Sastra hanya menganggukkan kepalanya sekilas menanggapi Aska lalu mereka berempat pun segera melangkahkan kakinya menuju parkiran motor.
"Club boleh juga nih Sa?" Cetus Saka pada Sastra.
"atur aja tempatnya dimana" sahut Sastra.
Saka bersorak girang mendengar jawaban dari Satra. "Demen nih gue yang kek gini! Itung-itung cuci mata, ye gak?".
"Heh! Ingat dosa woi!" Sangit Aaja menabok kepala Saka yang sedang senyum-senyum tidak jelas.
"Dih sok suci Lo!" Maki Saja kesal.
"Lagian kita juga udah mau lulus ya, jadi bebas dong!" Lanjutnya.
"Ngarep Lo! Emang Lo udah jamin bakalan lulus?" Ledek Aska.
"Gue kaya! Tinggal gue sogok gurunya, gampang!" Sahut Saka tersenyum pongah menatap Aska.
"Sialan!".
***
Setelah acara makan-makan selesai, kini Sastra beserta anggota Aodra lainnya tengah bersantai diruang tengah markas. Ada yang sedang bermain PS, ada yang nonton, ada juga yang tidur akibat kekenyangan. Sedangkan Sastra tengah mengobrol santai bersama ketiga sahabatnya itu.
"Lo jadi kuliah diluar Sa?" Tanya Saka membuka obrolan.
"Jadi." Jawab Sastra seadanya.
"Terus cewek Lo gimana?" Tanyanya lagi.