Bab 32 Jaminan Tidak Tergoda

229 3 0
                                    


Monica mengingat apakah ada makanan yang sangat dia suka atau apapun itu yang dia inginkan semenjak hamil kali ini. Dia sangat tidak nyaman sekali, dia bahkan membenci makanan favoritnya.

"Aku tidak tah, yang aku inginkan hanyalah makan rujak yang pedas," ucap Monica.

"Aku akan berusaha membawakan rujak untukmu kalau aku sempat," balas Anita.

"TIdak usah, aku tidak ingin merepotkanmu," ucap Monica.

"Waktuku sekarang memang terbatas, kak, katakan saja jika butuh bantuanku, aku akan mengusahakan untukmu," pinta Anita.

Monica mengangguk, Anita sudah banyak berubah semenjak kejadian itu. Anita sudah semakin dewasa dan mampu memilah mana yang buruk dan baik. Saat Monica menyibak rambut Anita dan menaruhnya ke belakang telinga, dia kaget karena terlihat jelas pipinya memar.

"Anita apa yang terjadi?" tanya Monica kaget.

"Ini bukan sesuatu yang besar," jawab Anita sembari menutupi pipi sebelah kanannya.

"Apa ada yang menyakitimu?" tanya Anton kesal. Dia tidak terima kalau Adik satu satunya yang dia miliki ada yang membuat terluka.

"Tidak seperti yang kamu bayangkan, kak," balas Anita.

Akhirnya atas desakan Monica, Anita menceritakan semuanya. Saat dia pulang ke rumah mengambil barang yang tertinggal dia cek cok dengan sang mama karena Sonia ada di sana dan mungkin mereka sedang merencanakan sesuatu yang jahat. Anita tidak terima kalau rumah tangga kakaknya yang sudah harmonis dihancurkan oleh wanita jahat itu.

"Jadi seperti itulah kejadiannya," ucap Anita.

"Kurang ajar sekali," gumam Anton.

"Sudahlah, kamu tidak usah kembali ke sana lagi kalau tidak ada sesuatu yang sangat penting," ucap Monica.

"Iya, aku sudah muak dengan tingkah mereka semua," balas Anita.

"Lebih baik kamu fokus belajar dan bekerja saja," ucap Monica.

Anton sangat geram kali ini, Sonia benar-benar sudah keterlaluan. Dia memang salah waktu itu mau menjalin hubungan kembali di belakang Monica dengannya. Tapi kali ini dia sudah berani menghasut keluarganya, mengadu domba mama dan adiknya juga dengan sang istri dan membuat situasinya menjadi rumit.

"Anita, maafkan kakak. Semua ini salah kakak kamu menjadi menerima getahnya," ucap Anton.

"Ini bukan salah kakak, tapi sudah menjadi takdir Tuhan kalau jalan hidup kita seperti ini," balas Anita.

"Hari sudah semakin larut, Anita jaga dirimu baik-baik. Jangan sungkan jika membutuhkan bantuan, kami pulang dulu ya," ucap Monica.

Anita mengangguk, dia lantas mengantar kakak dan iparnya sampai ke pintu, memang sudah larut dan waktunya mereka semua istirahat. Apalagi kakak iparnya sedang hamil dan butuh banyak istirahat.

***

"Sepanjang perjalanan kamu sepertinya banyak pikiran," ucap Monica saat sudah sampai rumahnya.

"Aku kepikiran Anita, kenapa mama begitu tega menyakiti anaknya sendiri?" tanya Anton sembari mengepalkan tangannya.

"Karena ada yang menghasutnya untuk melakukan itu," balas Monica.

Anton langsung teringat pada satu wanita jahat yang melakukan itu. Bodohnya dia sempat terjebak dalam permainannya kemarin. Menikmati tubuhnya kembali yang mungkin sudah dinikmati oleh banyak pria setelah bercerai dengannya dulu.

"Monica, maafkan aku. Bolehkan aku menemuinya memberikan peringatan?" tanya Anton.

"Untuk apa? Untuk tergoda lagi oleh penampilannya yang menggoda itu?" balas Monica.

"Aku tidak akan tergoda lagi dengannya," ucap Anton.

Monica menghembuskan nafasnya pelan. Mana mungkin Anton tidak tergoda dengan penampilan Sonia yang aduhai itu, cantik, berpenampilan menggoda, pandai memanipulasi orang. Sonia memang berbakat menarik perhatian banyak orang.

"Kalau begitu, apa jaminanmu sehingga tidak tergoda lagi dengan wanita itu?" tanya Monica. 

Selingkuh Berkedok BukberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang