Bab 24 Kamu Akan Bercerai Dengan Wanita itu

237 4 0
                                    


Anita melirik sekitarnya dia takut mengatakan itu, terlebih takut pada Nina yang menatapnya dengan tatapan yang mengerikan. Anton menghela nafas melihat adiknya bersikap tidak biasa seperti itu. Anton mengerutkan dahinya merasa ada yang tidak beres.

"A-ku," ucap Anita terbata.

"Sudahlah, ayo kita bicara berdua saja, sepertinya kamu ingin mengatakan hal penting," ajak Anton.

"Baiklah," jawab Anita sambil tersenyum.

Nina sangat penasaran dengan apa yang akan dikatakan oleh cucu perempuannya tersebut. Dia tidak ingin Anita menceritakan kepada Anton apa yang sedang mereka rencanakan dengan Sonia hari ini. Bisa-bisa Anita menggagalkan rencanany.

"Anita, abangmu baru saja pulang biarkan saja dia istirahat dulu," ucap Nina mengingatkan sekali lagi.

"Nek, aku sudah lama tidak mengobrol dengan adikku, biarkan kami berdua menikmati sedikit waktu kami," balas Anton.

Nina menghentakkan kakinya, tatapan Anton begitu menyeramkan, anak itu kalau sudah marah pasti tidak ada yang berani menentangnya. Anton tersenyum pada Anita dan merangkulnya ke dalam rumah. Melihat reaksi Anita yang sepertinya sedang ketakutan dan tidak tahu harus berkata darimana. Anton mengajaknya keluar rumah agar Anita leluasa mengungkapkan perasaannya.

***

"Katakan, apa yang ingin kamu katakan, tidak usah takut tidak aka nada yang menguping," ucap Anton.

"A-ku menguping percakapan Sonia dan keluarga kita yang merencanakan perbuatan buruk," balas Anita.

Anton tersentak, sebenarnya apa yang direncakan Sonia dan keluarganya. Beraninya dia memprovokasi keluarganya untuk menyerang kehidupan rumah tangganya. Wanita ular seperti Sonia memang harus diberikan pelajaran.

"Apa kamu memiliki bukti?" tanya Anton sambil menyeruput kopinya.

"Ini, aku merekamnya," balas Anita.

"Bagus, kamu pintar. Abang akan menyewakan kamu apartemen, kamu akan aman di sana," ucap Anton.

"Bang, aku ingin bekerja," ucap Anita.

Ketika Anton mengernyitkan dahinya, Anita mengungkapkan alasan untuk apa dia harus bekerja. Itu untuk dirinya sendiri agar punya pengalaman dan penghasilan agar dia tidak bergantung terus pada abangnya dan keluarganya. Ketika abangnya bangkrut dia tidak hancur dan pusing karena mempunyai penghasilan sendiri.

"Abang setuju, 'kan?" tanya Anita.

"Abang setuju," jawab Anton seraya mengusap rambut Adiknya.

Mereka sudah pulang ke rumah, Widya dan Nina menunggu dengan cemas di depan rumah. Mereka khawatir Anita akan mengungkap rahasia yang sudah di susun rapi untuk menjatuhkan nama baik Monica.

***

"Anita, kenapa pulang selarut ini. Apa kamu tidak tahu abangmu itu capek bekerja seharian, hah?" tanya Nina.

"Anak nakal, kenapa mengobrol saja harus keluar rumah, memangnya kalian itu membicarakan apa?" bentak Widya.

"Jangan merundung adikku, dia hanya ingin bekerja dan menghasilkan uang sendiri, kalian bukannya mendukungnya malah memarahinya, dasar sampah!" tegas Anton sambil melipat kedua tangannya.

Nina merenung sebentar, kalau Anita bekerja berarti dia pasti akan mendapatkan jatah bulanan darinya, ekspresinya seketika berubah. Dia mengelus rambut cucu perempuannya itu dengan lembut.

"Anita kenapa tidak berkata terus terang saja, kenapa harus bicara di luar rumah bersama abangmu sih, membuat nenek khawatir saja,"

"Tapi Anita masih kuliah dan belum selesai, tidak bisa, dia harus menyelesaikan kuliahnya," ucap Widya kesal.

"Dia akan pindah kelas malam, paginya akan bekerja," ucap Anton.

Anton meminta Anita untuk masuk kamarnya, begitu pula dengannya dengan dirinya sendiri yang masuk kamar dan tidak ingin diganggu oleh siapapun. Tepat pukul tiga pagi dia dibangunkan oleh Neneknya untuk sahur.

***

"Ya, ampun sepertinya aku baru saja tidur, kenapa sudah jam tiga pagi," keluh Anton lalu keluar kamarnya menuju meja makan.

"Anton, duduklah di samping Sonia, dia yang memasak menu sahur untuk kita," pinta Nina sambil tersenyum.

Anton kaget kenapa wanita ular itu sepagi ini sudah sampai rumahnya, dan dia tidak yakin makanan yang dia bawa itu masakannya. Pasti dia membelinya di rumah makan yang buka di jam sahur seperti ini. Anton mendengus kesal melihat wanita ular itu.

"Anton, kenapa bengong kamu ini bagaimana sih. Sonia sudah jauh-jauh datang ke sini tapi kamu cuekin," ucap Widya.

"Hemm, aku belum resmi bercerai," ucap Anton.

"Tapi kamu akan bercerai dengan wanita jahat itu!" seru Widya.

"Hah sebaiknya sebelum resmi jangan undang dia kemari, aku takut akan ada paparazi yang mengintai dan mencemarkan nama baikku di internet dan akun gosip," jawab Anton.

Jawaban Anton membuat merinding ketiga orang yang ada di hadapannya kini. Seolah dia telah menyindir ketiganya, Anton hanya nyengir kuda saja melihat ekpresi lain yang mereka tunjukkan. Menyebalkan sekali mereka ini.

"Kamu ini bicara apa, memang kita ini keluarga artis apa?" tanya Nina sambil tersenyum menyembunyikan canggungnya.

"Oh iya di mana adikku?" kilah Anton dia malas berdebat.

Anton beranjak dari tempat duduknya membangunkan Anita dan ikut sahur bersama mereka. Sonia sangat gatal dan selalu ingin dekat dengan Anton. Anton yang risih selalu menghindarinya hingga selesai sahur dan kembali ke kamar dia terus ngintilin Anton.

***

"Aku ini punya privasi, kenapa kamu masuk ke kemarku?" tanya Anton kesal.

"Kita ini sudah saling mengenal, bahkan sudah dalam tahap bercinta bersama, kita sudah pernah menikah, cerai, lalu bertemu lagi saat kamu sudah memiliki istri dan kamu masih mau menyentuhku, untuk apa kamu menaruh batas denganku seperti itu," jawab Sonia.

Anton malas menanggapi dia lebih fokus ke ponselnya dan mengechat istrinya tercinta, sahur dengan siapa dia hari ini. Sonia sangat kesal Anton cuek padanya, hingga dia merasa seolah kaget melihat berita yang beredar diinternet ini.

"Anton, cepat buka berita akun gosip hari ini," ucap Sonia sok kaget.

"Berita apa, aku tidak suka mengikuti gosip," balas Anton.

"Ta-pi ini mengenai istrimu," ucap Sonia yang mulai drama.

"Aku tidak tertarik," balas Anton ketus.

Tiba-tiba nenek dan mama Anton masuk kamar itu dan membahas berita yang viral di akun gosip ketika sahur pagi ini. Mereka sungguh pandai berdrama, mereka yang membuat berita mereka sendiri yang heboh saat berita itu muncul dan viral di internet.

"Apa wartawan akan datang ke rumah kita, untuk meminta klarifikasi?" tanya Widya yang sudah bersemangat.

"Jika ada wartawan aku akan mengungkapkan betapa buruk cucu menantuku tersebut," jawab Nina.

"Kalian ini sungguh murahan, keluar dari kamarku!" seru Anton.

Widya dan Nina kaget dengan respon Anton kenapa dia marah dengan keluarganya. Seharusnya dia marah dengan Monica yang sudah meremehkan keluarganya sendiri sampai viral di internet seperti ini.

"Ada apa denganmu, Anton?" tanya Nina.

"Seharusnya kamu senang, tabiat buruk istrimu di ketahui banyak orang!" seru Widya.

"Cih, aku malah akan mencari siapa yang pertama menyebarkan berita ini," jawab Anton ketus.

Wajah Widya mendadak pucat pasi, dia tidak ingin ketahuan kalau dialah dalang dibaling beredarnya berita ini. Bagaimana kalau Anton mengetahuinya, tapi dia tidak ada bukti untuk menuduh keluarganya yang mengedarkan editan video ke akun gosip tersebut.

"Tante, Nenek, ayo keluar kamar Anton dulu, berikan dia waktu untuk berpikir jernih," ajak Sonia.

"Lihat Sonia yang pengertian ini, kenapa kamu tidak mau membuka hatimu?" tanya Nina. 

Selingkuh Berkedok BukberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang