Bab 36 Apa dia simpanan gadun?

239 4 0
                                    


Anton mengepalkan tangannya kesal, dia menatap wanita itu dengan sorot mata ingin meninju wajahnya yang songong itu.

"Yang aku inginkan adalah kamu," ucap Soraya.

"Kita sudah tidak ada hubungan apapun, jadi aku minta kamu jangan ganggu hidupku lagi," balas Anton.

"Aku tidak mau, selama aku hidup. Aku tidak ingin melihatmu bahagia dengan wanita lain," ucap Soraya.

Anton mengambil gagang telepon yang ada di meja kerjanya. Memanggil satpam untuk membawa Soraya pergi dari kantornya. Dia sudah ingin bertaubat tidak ingin mengkhianati Monica lagi, apalagi sekarang di tubuh Monica ada calon buah hatinya.

"Tega kamu Anton," ucap Soraya.

"Aku sudah mempunyai istri dan kamu juga sudah memiliki kehidupanmu sendiri, jadi tolong kamu jangan merusak rumah tanggaku," balas Anton.

"Kenapa setelah menikmati tubuhku kamu begitu cepat ingin membuangku?" tanya Soraya.

"Aku khilaf kemarin," jawab Anton.

"Khilaf kenapa kamu melakukannya sampai berkali-kali. Anton soal anak aku juga bisa mengandung anak untukmu," ucap Soraya.

Belum sempat menjawab dua satpam datang ke ruangan Anton dan membawa Soraya pergi dari ruangan Anton, dia memberontak tidak ingin dibawa pergi dari ruangan Anton.

"Anton kamu jangan kejam padaku. Bagaimanapun juga kamu sudah menikmati malam indah sebulan penuh kemarin bersamaku. Aku yang menemani di setiap bukber lalu kita tidur bersama," teriak Soraya.

Banyak karyawan yang mendengar ucapan Soraya dan merasa jijik dengan kalimat wanita itu. Wajahnya memang cantik tapi kenapa begitu murahan, tidur dengan suami orang dan mengatakan dengan bangga perbuatan yang tidak pantas itu.

"Ya ampun, kenapa ada wanita yang tidak tahu malu seperti itu," keluh salah satu karyawan.

"Ada ibu Monica di kantor. Bagaimana perasaan Ibu Monica mengetahui suaminya selingkuh, padahal sedang hamil," ucap Salah satu karyawan.

"Ehem, lebih baik kalian kembali bekerja saja. Jangan bergosip di jam kerja, soal wanita tadi satpam sudah mengusirnya. Kedepannya dia tidak bisa lagi masuk ke perusahaan ini," balas Asisten Santi.

"Baik, Bu Santi," jawab mereka kompak.

***

Anton memegang kepalanya yang tiba-tiba sakit. Baru saja merasakan hal yang menyenangkan di hidupnya kenapa bisa harus ada seorang yang mengganggunya. Anton menjadi bimbang, kalau sampai Monica tahu apa yang akan dia katakan nantinya. Anton masih memikirkan perasaan istrinya yang sedang hamil muda.

"Anton, ada berisik apa?" tanya Monica.

"Bukan apa-apa sayang, hanya seekor lalat yang mengganggu," jawab Anton.

Monica tersenyum, lalu dia menuang air minum dan meminumnya sambil duduk di sofa ruang kerja Anton. Monica menatap tajam wajah Anton sehingga Anton menjadi merinding takut kalau Monica mengucap kata yang tidak ingin dia dengar.

"Sayang, jangan sampai kamu stress, kasihan bayi kita nanti," bujuk Anton.

"Anton, aku memberimu waktu, selesaikan dulu masalahmu dengan wanita itu baru kembali padaku," bisik Monica dengan tegas.

"Maksudmu?" tanya Anton agak merinding.

"Selesaikan perkara hubunganmu dengan mantan istrimu sampai selesai. Juga masalah ibumu dan nenekmu yang tidak tahu diri itu. Baru kamu menampakkan diri lagi di hadapanku!" jawab Monica tegas.

Selama Anton belum bisa move on dari mantan istrinya dan masih menjalin hubungan di belakang Monica. Tidak ada tempat untuk Anton berada di perusahaan, asset serta kartu yang selama ini dinikmati Anton akan diblokir oleh Monica. Agar suaminya tidak bisa macam-macam di luaran sana, terlebih membiayai wanita yang menjadi orang ketiga dalam rumah tangga mereka. Apalagi wanita itu didukung oleh keluarga besar sang suami.

"Monica, siapa nanti yang menghandle perusahaan?" tanya Anton.

"Kamu sedang hamil pasti tidak fokus dan gampang lelah. Aku takut terjadi sesuatu padamu dan anak kita," imbuh Anton.

"Aku masih sanggup mengurus perusahaan, dibantu oleh Santi," jawab Monica.

Anton sudah tidak bisa berkata apa-apa lagi, ini sudah menjadi keputusan Monica sang pemilik kekayaan. Dia mengangguk, berjanji akan memenuhi permintaan Monica untuk menyelesaikan masalahnya dengan Soraya dan ibunya.

"Baik, aku harap kamu jaga diri dan kesehatan," ucap Anton.

"Aku pamit," imbuh Anton lalu pergi meninggalkan ruangan kerjanya.

Anton sengaja tidak memberitahu Anita apa saja yang belum selesai di kerjakan berharap Monica berubah pikiran. Dia akan segera menghubungi Anton untuk berbaikan. Tapi Anton salah Monica orang yang cerdik, apalagi semua petinggi yang dekat dengan Anton sudah diganti oleh orang kepercayaan Monica semua.

***

"Nyonya, apa anda baik-baik saja?" tanya Santi.

"Aku baik-baik saja," jawab Monica singkat.

"Biar aku yang mengandel semua pekerjaan Nyonya, beristirahatlah. Nanti sore aku akan mengantar Nyonya pulang," balas Santi.

"Terima kasih, Santi. Aku percayakan padamu semua yang ada di perusahaan," ucap Monica.

Monica dibantu dengan karyawan yang lain bekerja dengan tekun sampai sore hari, setelahnya Santi menemani Monica ke Dokter, menemani Monica makan, berbelanja dan mengantarnya pulang.

Tuan Subroto sudah menunggu di rumah itu, Monica yang sudah lelah diantar ke kamarnya. Santi mengobrol sebentar dengan Tuan Subroto tentang perusahaan dan apa yang terjadi hari ini pada putrinya, asisten Santi menceritakan dari awal hingga akhir.

***

"Wanita itu benar-benar tidak tahu malu, sama sekali," gumam Tuan Subroto.

"Yah, namanya wanita jalang gila harta," ucap Santi.

"Santi, aku percayakan Monica padamu, jadilah asistennya. Aku akan menaikkan gajimu," balas Tuan Subroto.

"Saya memang asisten Nyonya," jawab Santi.

"Iya aku tahu, kamu harus setia padanya. Jangan sampai mengkhianati anakku," pinta Tuan Subroto.

Asisten Santi mengangguk mengerti, lalu dia pulang ke rumahnya karena hari sudah mulai malam. Di kamar Monica menangis meratapi semua yang terjadi pada dirinya. Kenapa suaminya begitu tega dengan dirinya, orang yang dicintainya bisa mengkhianati pernikahan yang baru seumur jagung ini. Apa kurangnya Monica, sudah menerima status Anton yang duda juga status mereka yang tidak setara itu. Tapi Anton begitu tidak tahu diri menjalin hubungan dengan wanita bekas mantan istrinya.

***

"Anton, akhirnya kamu pulang menjenguk ibu dan nenekmu," ucap Widya sumringah.

"Kamu tahu dimana adikmu tidak? Anak tidak tahu diri itu sebenarnya ada dimana, di status sosial medianya begitu hidup mewah tapi tidak sedetikpun ingat dengan ibu dan nenek. Kurang ajar sekali!" imbuh Widya.

"Anton kenapa kamu diam saja, ibumu sudah mengoceh sejak tadi tapi tidak ditanggapi," ucap Nina.

Anton tetap diam, lalu Soraya mendekat ke arah Anton mencoba menyentuh tubuh Anton tapi langsung ditepis oleh Anton sehingga Soraya kaget. Dia mundur beberapa langkah dan berpura-pura sedih.

"Anton apa yang kamu lakukan. Soraya hanya menyambut kedatanganmu!" seru Nina.

"Kalian bertiga telah bersekongkol untuk menghancurkan keluargaku," bentak Anton.

"Ibu, kamu itu sebenarnya seorang ibu atau tidak, hah. Anita sedang berjuang bekerja dan menghidupi dirinya sendiri. Alih-alih meminta uang padaku dia bekerja untuk membayar kuliahnya. Harusnya kalian malu dengan Anita yang masih bocah!" tegas Anton sambil menunjuk wajah nenek dan ibunya.

"Tapi adikmu berada di sebuah apartemen mahal. Apa jangan-jangan jadi simpanan gadun?" tanya Soraya yang ingin mengadu domba orang tua Anton dan adiknya. 

Selingkuh Berkedok BukberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang