BAB 17 Rumah tanggaku diujung tanduk

225 5 0
                                    


Monica melihat ke arah seseorang yang memberinya minum. Suara teduh itu membuatnya nyaman dan tersenyum, sambil mengelap air matanya dia berkata, "Ternyata kamu, Don," ucap Monica.

"Pakai tisu ini, aku ingin mengelap air matamu, tapi kamu masih istri orang," balas Doni. Dia adalah pemuda yang tumbuh bersama Monica dari kecil.

"Memangnya kenapa kalau aku ini istri orang!" seru Monica.

"Ya, aku tidak mau rumah tanggamu hancur gara-gara aku," balas Doni.

Monica tertawa mendengar ucapan Doni. Dia sangat mengerti bagaimana harus bersikap, mereka adalah sepasang sahabat dari kecil sampai sekarang memiliki pasangan hidup sendiri-sendiri. Monica meringis sesaat mengingat kelakuan mertua dan suaminya. Sudah ditolong tidak tahu terima kasih, malah yang ada keluarga dari pihak suaminya membela perempuan liar yang entah dari mana datangnya.

"Rumah tanggaku sudah diujung tanduk," ucap Monica.

"Jangan bercanda!" seru Doni.

"Anton berselingkuh dengan sekretaris dari perusahaan Pak Yusuf, ketika buka bersama membahas kerja sama perusahaan," balas Monica.

"Dia hanya tergoda saja," ucap Doni.

Doni memaklumi Anton yang tergoda oleh wanita cantik. Biasanya para bos nakal memang seperti itu, menggunakan wanita untuk mendapatkan bisnis yang mereka ingin demi keuntungan.

"Awalnya aku juga mengira seperti itu, tapi siapa sangka hari ini. Wanita itu ada di rumah mertuaku dan mama mertuaku membela wanita itu," ucap Monica sambil meneguk air yang diberikan oleh Doni.

"Jadi Anton sudah mengenalkan perempuan itu pada keluargany?" tanya Doni kaget.

"Entahlah, pokoknya tadi aku ke sana wanita itu sudah ada di rumah mertuaku," jawab Monica. Rumah yang dibangun dari uang Monica, demi memuliakan kedua orang suaminya. Tapi nyatanya mereka semua mengkhianati kebaikan Monica yang tulus. Sungguh orang yang tidak tahu balas budi, pasti semua orang akan berkata seperti itu.

Doni mengepalkan tangannya, lalu menggebrak meja karena kesal dengan tingkah keluarga Anton yang tidak tahu darimana dia berasal. Sudah ditolong dari kemiskinan tapi mereka malah menggigit orang yang menolong mereka.

"Monica, aku turut prihatin dengan masalah yang kamu alami, tapi ini sudah keterlaluan, apa Paman Manto tahu ini?" tanya Doni yang paham bagaimana Pak Manto akan murka kalau putri kesayangannya di perlakukan seperti ini.

"Ayahku tahu kalau Anton berselingkuh dengan wanita gatal itu, tapi belum tahu bagaimana mertuaku memperlakukanku hari ini," jawab Monica sedih.

"Ayo pulang dulu, ke rumah orang tuamu. Kamu akan aman di sana," ajak Doni.

"Kamu benar, ayah adalah tempat yang paling nyaman saat aku terluka," balas Monica.

Mereka baru saja beranjak dari warung pinggir jalan itu, tapi sepertinya dua orang yang Monica benci sudah berada di hadapannya. Dengan tatapan sinis mereka melihat ke arah Monica.

"Bagus kamu ya, berselingkuh di belakang anakku. Lebih baik kamu ceraikan saja anakku!" seru Widya.

"Benar, istri macam apa kamu, berduaan dengan lelaki saat tidak ada suamimu," cela Sonia.

"Jaga mulut busukmu itu, apa bedanya dengan kamu yang tidur dengan suami orang. Memalukan!" sahut Monica.

"Ibu Widya, kalau aku bercerai dengan putramu. Kamu harus pergi dari rumah yang kamu tinggali saat ini, dan anakmu yang mukondo itu akan cerai tanpa membawa harta apapun dari pernikahan ini," imbuh Monica.

Widya menggertakakn giginya, ini tidak bisa dibiarkan, atas dasar apa dia harus keluar dari rumah mewah yang ia tinggali sekarang. Susah payah dia mendapatkan rumah itu dan dia harus keluar kalau Anton cerai dengan Monica. Mau ditaruh mana mukanya kalau hal itu terjadi. dia sudah sesumbar kalau Anton sudah sukses memiliki perusahaan besar seperti sekarang ini. Tidak lucu kalau cerai terus mereka meninggalkan rumah itu, bisa-bisa jadi omongan tetangga dan ketahuan kalau yang kaya sebenarnya adalah Monica.

"Rumah itu adalah hasil kerja keras anakku. Aku tidak akan pergi dari rumah itu," ucap Widya.

"Apa kamu lupa, kalau surat atas tanah dan rumah itu masih memakai namaku, aku akan menuntutmu di pengadilan kalau tidak mau pergi," ucap Monica.

"Tante Widya itu sudah tua, kamu sebagai menantu itu harusnya berbakti sebagai istrinya Anton. Bukannya malah menghinanya seperti ini," bentak Sonia.

"Kamu benar Sonia, Tante juga bingung kenapa dulu Anton menceraikanmu, istri yang berbakti padaku. Atau jangan-jangan Anton tergoda oleh menantu durhaka itu," ucap Widya berdrama.

Hati Monica makin kesal tatkala tahu kenyataan kalau Sonia ternyata adalah mantan istri Anton. Pantas saja dia dekat dengan mertuanya. Monica memang tahu Anton pernah menikah tapi tidak tahu siapa mantan istrinya karena dia tidak ingin tahu masa lalu suaminya. Sakit sekali hari ini dia mengetahu kenyataan kalau Sonia adalah wanita dimasa lalu suaminya.

"Jadi saat bertemu di acara bukber itu mereka clbk," gumam Monica.

"Cih, nggak usah drama, kamu menikmati kekayaan yang diberikan oleh Monica melalui anakmu tapi kamu memusuhi siapa yang memberimu hidup enak, dasar tak tahu berterima kasih," ucap Doni kesal.

"Jangan ikut campur, ini urusan menantu dan mertua. Kamu lelaki hina sudah tahu Monica bersuami tapi masih gatal menjalin hubungan!" seru Widya.

Widya mengambil ponselnya lalu memotret ke arah Monica dan Doni. Dia tertawa ke arah mereka beruda dengan tujuan jahat.

"Aku akan melapor pada Anton kalau kalian berselingkuh. Dengan begitu anakku akan menceraikan Monica. Soal harta seharusnya kalau sudah menikah Anton dapat hak atas harta setelah menikah," ucap Widya tersenyum licik.

"Aku tidak akan menceraikan Monica!" tegas Anton.

Widya dan Sonia panik dengan kedatangan Anton. Kenapa cepat sekali sampai lokasi, bukannya tadi Sonia sudah menyuap sopir taxi yang membawa Anton mencari Monica agar disesatkan dan mengulur waktu. Hal itu digunakan olehnya agar Anton tidak bisa bertemu dengan Monica atas kesalahpahaman yang sengaja dia buat untuk memisahkan Anton dan Monica. Sonia menguping telepon Anton dengan asistennya tentang keberadaan Monica makanya dia langsung datang ke lokasi bersama Widya.

"An-ton, lihatlah istrimu yang berselingkuh dengan pria lain di belakangmu," ucap Widya sambil menunjuk Monica dan Doni.

"Istriku tidak mungkin berselingkuh. Bukankah tadi mama yang membuat istriku tidak nyaman di rumah lalu dia pergi, mungkin Doni dan Monica tidak sengaja bertemu di sini," jawab Anton.

"Aku yakin dia sengaja menelponya untuk menemaninya yang sedang galau. Dia memutar balikkan fakta kalau orang tuamu yang salah," ucap Sonia yang mengompori.

"Diam kamu. Ini semua juga karenamu, kamu yang memutar balikkan fakta dan berambisi memisahkan aku dan Monica," bentak Anton.

Sonia tetap mengelak dan membela dirinya sendiri. Dia tetap menuduh Monica berselingkuh di belakang Anton. Sekarang sudah ada bukti mereka berduaan saat Anton dan Monica bertengkar untuk apa mengelak lagi.

"Anton semua ini demi kebaikanmu. Lihatlah istrimu yang terlihat mendominasi. Apa kamu tega melihat ibu yang melahirkanmu dihina dan direndahkan oleh istrimu di depan pria selingkuhannya?!" tanya Sonia menggebu-gebu.

"Demi kebaikan dalam hal apa yang kamu maksud?" tanya Anton. 

Selingkuh Berkedok BukberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang