Bab 43 Jangan datang ke acara bukber lagi

162 4 0
                                    


Mbok Asih masih menatap Anita dengan tatapan yang mencurigakan, dia sangat ketakutan sekali kalau Anita bakal meracuni nona mudanya.

"Tidak usah, mbok sudah hampir selesai memasak," balas Mbok Asih dengan nada lembut dan tersenyum.

"Yah padahal aku ingin membantu," ucap Anita.

"Ini sudah pukul setengah delapan, kamu bersiap untuk bekerja saja. Nanti kalau sarapan sudah siap mbok bakal panggil kok," balas Mbok Asih dengan lembut.

Anita kaget kenapa mbok asih tahu Anita sudah bekerja, dia tampak linglung. Mbok Asih tahunya Anita kuliah dan dibiayai oleh Anton. Mbok Asih yang menyadari kebingungan Anita langsung berkata, "Aku dengar dari Non Monica kalau kamu sekarang ingin mandiri dan bekerja, kamu anak yang hebat dan berpikiran cerdas,"

"Ah, kakak ipar yang cerita, ternyata Mbok Asih dekat sekali dengan kakak ipar, ya," ucap Anita.

"Dari Nyonya meninggal, mbok sudah mengasuh nona muda sampai sekarang menikah," balas Mbok Asih.

"Oh begitu," balas Anita lalu pamit kembali ke kamar untuk bersiap untuk berangkat kerja.

Saat menuju kamar, Anita berpapasan dengan Monica yang sudah bangun dan mungkin akan ke ruang makan untuk sarapan.

***

"Kamu dari mana, Anita?" tanya Monica.

"Aku dari dapur, niat hati ingin memasak sarapan buat kakak, tapi Mbok Asih sudah menyiapkannya," jawab Anita sedih.

"Tidak usah repot, ada Mbok Asih yang membantu di sini. Kamu bisa bersiap dulu, lalu ke meja makan sebelum berangkat, ya," ucap Monica.

Anita mengangkat jempolnya dan pergi ke kamarnya. Monica menatapnya sambil tersenyum, dia senang adik iparnya ada perubahan, tidak seperti dulu yang egois, manja dan maunya menang sendiri. Monica duduk di kursi yang ada di ruang makan. Mbok Asih membuatkan dia susu hamil.

"Non, minumlah susu ini. Bagus untuk pertumbuhan si kecil," ucap Mbok Asih sambil menyodorkan cangkir susu untuk Monica.

"Terima kasih," jawab Monica lalu meneguknya.

Mbok Asih duduk di dekat Monica, dia menceritakan apa yang terjadi barusan di dapur. Apa yang Mbok Asih khawatirkan semuanya di ceritakan tanpa ada yang disembunyikan ke Monica. Monica hanya mengangguk mendengar cerita pengasuh sekaligus pelayan di rumahnya itu.

***

"Tidak apa-apa Mbok waspada seperti itu. Tapi adik iparku sudah berubah sedikit demi sedikit," ucap Monica.

"Maafkan Mbok, ya, Non. Tapi Mbok harap non masih harus terus waspada, ya. Jangan sampai lengah," balas Mbok Asih.

"Aku mengerti, Mbok. Tolong siapkan sarapan, ya. Sebentar lagi mungkin Anton dan Anita sudah bersiap dan sarapan," pinta Monica.

"Baik, Non. Hari ini mbok buatin sayur bayam yang bagus untuk kesehatan bayi, non," balas Mbok Asih.

Monica hanya mengangguk dan tersenyum lalu meneguk susu yang disiapkan oleh Mbok Asih. Anton sudah rapi dengan pakaian kerjanya, dia sudah sampai ruang makan dan memeluk Monica, serta memberikan kecupan selamat pagi.

"Pagi istri kesayangan, juga calon baby yang ada di kandungan," ucap Anton.

"Pagi juga calon ayah dan suami yang baik," balas Monica.

"Aku jadi terharu mendengarnya," ucap Anton.

"Terharu?" tanya Monica.

"Iya, beberapa bulan ini hubungan kita menjadi renggang, aku bahkan tidak mendapatkan kasih sayang darimu," jawab Anton.

"Tidak mendapatkan kasih sayang dariku, kamu mendapatkannya dari wanita lain," ledek Monica.

"Maafkan aku, aku sadar aku salah dan berusaha tidak mengulanginya lagi," balas Anton.

Monica terdiam, dia hanya tersenyum saja. Padahal dalam hatinya dia tidak mempercayai Anton yang berkata seperti itu, selama ini kebanyakan lelaki hanya menunjukkan kelembutan di awal saja. Saat mereka berjuang mendapatkan akan berusaha sekuat tenaga untuk mencapai tujuannya. Tapi saat sudah mendapatkan dia akan susah menjaga apa yang dia inginkan.

"Anton, sarapanlah. Aku mau jujur padamu," ucap Monica.

"Soal apa? Apa kamu sudah tidak mencintaiku lagi?" tanya Anton.

"Bukan, duduk saja dulu," jawab Monica sambil menyendokkan nasi untuk Anton.

"Baiklah," ucap Anton.

"Sejujurnya aku masih trauma di selingkuhi. Atau saat kamu bilang mau berkumpul dengan teman lamamu, soal reuni sekolah, bukber dan semacamnya, kamu tidak boleh datang lagi," balas Monica dengan tatapan yang tajam.

"Aku mengerti, demi kamu, aku tidak akan mendatangi undangan reuni, bukber, atau semacamnya dengan teman-teman lamaku," ucap Anton.

Monica tersenyum tapi walau dia bisa tersenyum indah di depan Anton hatinya tidak bisa berbohong. Dia masih trauma dan belum bisa sepenuhnya percaya pada Anton. Ada pepatah mengatakan kalau sekali selingkuh, lelaki akan mengulanginya lagi.

Seperti apa yang dikatakan Ibu Sinta tempo lalu. Kesalahan apapun yang dilakukan oleh suami bisa dimaafkan, kecuali perselingkuhan.

***

"Nah gitu dong akur. Aku senang loh lihat kalian akur, semoga kalian akur ya sampai akhir hayat," ucap Anita sembari duduk di bangku makan.

"Kami akan berusaha untuk tetap akur sampai tua nanti," balas Monica.

"Aku juga ingin bisa akur dan menua bersama Monica," ucap Anton sambil menyendok sarapannya.

"Aku akan mendoakan kalian supaya bisa bersama sampai maut memisahkan," balas Anita.

"Amin," ucap mereka bertiga serempak. Mereka lalu melanjutkan sarapan dan berpamitan untuk menjalani aktivitas masing-masing. Anton dan Anita pergi duluan sedangkan Monica masih di rumah dia masih merasakan gejala morning sikcnes karena masih hamil muda.

***

"Non, mari mbok antar ke kamar," ucap Mbok Asih.

"Baik, mbok. Minta tolong, ya, mbok," balas Monica yang masih lemas.

"Iya, hati-hati, ayo mbok papah ke kamar," ucap Mbok Asih lagi.

Mbok Asih sudah mengantar Monica kembali ke kamar untuk istirahar, ibu hamil muda memang rapuh, harus banyak istirahat. Walau banyak di sana ibu hamil muda yang kuat saat hamil muda tapi semua orang tidak semua sama.

"Mbok, aku istirahat dulu, ya," ucap Monica.

"Baik, mbok akan sarapan dulu dan beres-beres rumah," balas Mbok Asih.

"Kalau ada apa-apa jangan sungkan, ya, seperti biasa panggil Mbok," imbuh Mbok Asih.

"Oke," balas Monica.

Tak lama kemudian, Monica tertidur di kamarnya sendiri. Sedangkan Mbok asih membereskan ruang makan dan dapur. Baru istirahat sebentar, suara bel yang berbunyi membuat Mbok Asih harus pergi ke depan untuk mengetahui siapa yang datang berkunjung ke rumah majikannya sepagi ini. Bukankah ini masih waktunya orang bekerja dan berberes rumah. Tidak seperti biasanya ada orang yang datang berkunjung.

"Mungkin tamu yang sudah janjian sebelumnya, tapi kok pagi banget," ucap Mbok Asih sambil berjalan menuju pintu.

Sebelum membuka pintu Mbok Asih mengintip dari gorden jendela. Dua orang wanita yang berlagak aneh sudah berada di depan pintu rumah majikannya.

"Astaga, kenapa mereka berdua yang datang. Pasti mau buat ribut, 'kan. Aku tidak akan sudi membuka pintu, demi kenyamanan majikanku," gumam Mbok Asih.

"Siapa yang datang, mbok?" tanya Monica yang turun dari tangga.

"Eh, non, anu. Loh non bukannya tadi baru saja tidur di kamar. Kok sudah bangun?" tanya balik Mbok Asih gelagapan. 

Selingkuh Berkedok BukberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang