Bab 35 Apa yang kamu inginkan

171 5 0
                                    


Mbok Asih menyunggingkan senyuman kepada dua anak muda itu, dia meminta Rehan untuk duduk Sejenak. Memang seperti inilah kehamilan, setiap orang bisa beda saat sedang mengandung. Ada yang cengeng, menjadi kusam wajahnya, juga bisa seseorang itu akan marah sepanjang hari tanpa sebab.

"Mungkin anaknya nanti laki-laki," jawab Mbok Asih.

"Loh emang iya begitu?" tanya Anton.

"Mungkin kalian anak muda akan menganggap ini mitos, tapi ada beberapa yang nyata," balas Mbok Asih.

Rehan menyunggingkan senyuman, penjelasan Mbok asih ada benarnya lalu dia mengecup kening Monica mesra. Tidak apa-apa istrinya tidak berdandan, mungkin bawaan bayi seperti apa yang dikatakan oleh Mbok Asih tadi.

"Maafkan aku ya sayang, ayo kita berangkat bekerja," ucap Anton.

"Ayo," balas Monica singkat.

Mereka berangkat bergandengan tangan menuju mobil. Hari ini akan banyak aktivitas yang akan dilakukan oleh pasutri itu. Mulai dari banyak acara yang akan mereka hadiri juga membahas kinerja para karyawan selama satu tahun ini.

"Selamat datang, nyonya bos," sapa para karyawan.

"Selamat pagi," balas Monica lalu menyunggingkan senyuman.

Mereka sudah sampai di ruang rapat dan rapat mengenai perusahaan dimulai. Ada banyak yang mereka bahas selain kinerja karyawan selama satu tahun ini, salah satunya adalah aliran dana perusahaan, keluar masuk kas, juga keuntungan dan kerugian perusahaan. Rapat berjalan kurang lebih empat jam, hal ini membuat Monica yang tadinya bersemangat menjadi lemas.

"Akhirnya selesai juga," ucap Monica.

"Ibu tidak apa-apa bu?" tanya Asisten Santi. "Emm, wajah Ibu Monica tampak pucat," imbuh Asisten Santi.

"Aku kecapekan, tubuh ibu hamil ternyata sangat ringkih," jawab Monica.

"Mari saya antar ke ruang istirahat," ucap Santi.

"Biar aku saja, San. Aku ingin menjadi suami siaga buat istriku yang sedang hamil," balas Anton.

"Baiklah, pekerjaan Ibu biar saya yang urus," ucap Santi.

Anton membawa Monica ke ruang istirahat yang ada di ruangannya. Kali ini Anton benar-benar menjadi suami perhatian dan siaga terhadap istrinya yang sedang hamil. Dia tahu kalau tubuh wanita hamil sangat ringkih, banyak sekali yang ia keluhkan. Sebagai seorang suami ia ingin melakukan yang terbaik buat istri dan anaknya.

"Istirahatlah sayang, aku akan mengurus perusahaan," ucap Anton.

"Terima kasih, maafkan tubuhku yang gampang sakit ini," balas Monica.

"Itu bukan salahmu, tapi memang tubuhmu sedang menyesuaikan karena ada bayi di rahimmu," ucap Anton.

"Iya, tapi aku jadi gampang capek, letih, tidak bertenaga sepeti biasanya," balas Monica.

"Sudahlah, yang penting kamu dan calon buah hati kita sehat," ucap Anton lalu mengelus kening Monica dan mengecupnya.

Anton pamit untuk bekerja lagi, dia segera kembali ke ruangannya lalu fokus bekerja. Menjelang makan siang Anton menyudahi kerjaannya lalu meminta Santi untuk membelikan makanan yang bagus untuk ibu hamil. Dia ingin memberikan yang terbaik untuk istri dan calon bayi yang dikandungnya.

"Anton, sepertinya kamu sedang berbahagia ya saat ini,"

"Iya dong, aku akan segera menimang anak pertamaku. Bagaimana aku tidak bahagia rumah tanggaku akan lengkap dengan kehadiran seorang anak," jawab Anton tanpa melihat siapa yang bertanya padanya.

Anton yang sudah sadar dengan suara siapa yang mengajaknya bicara lalu menoleh dengan segera. Tatapannya sangat tajam kepada seseorang yang bertanya barusan. Bagaimana orang itu bisa masuk ke perusahaannya. Sedangkan ada aturan orang luar dilarang masuk.

"Kamu kenapa bisa masuk?" tanya Anton.

"Itu tidak penting kenapa aku bisa masuk sini, yang jelas aku tidak akan membiarkan kamu bahagia!" tegas orang itu.

"Apa yang kamu inginkan?" tanya Anton kesal. 

Selingkuh Berkedok BukberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang