Bab 20 Semua Sudah Terlambat

269 6 0
                                    


Anton mengangguk pelan, masih dengan sikap berlutut Anton mengungkap semua kesalahan yang telah dia perbuat. Anton bahkan tidak gengsi mengakui kalau dia sudah terjebak rayuan Sonia padahal dia dahulu menyakitinya, meninggalkannya saat dia terpuruk dan tidak ada kerjaan.

"Ayah mertua maafkan aku, aku terlah berkhianat dan ibuku juga melukai Monica, aku bersalah," ucap Anton lirih dan menitikkan air mata.

"Bagus kalau kamu mengakui itu semua, tapi hati yang sudah hancur tidak bisa diperbaiki apa kamu mengerti?" tanya Pak Manto.

"Saya mengerti, Ayah," jawab Anton lirih.

Monica menghela nafasnya kasar, dia mencintai Anton tapi dia tidak bodoh dan memafkan Anton begitu saja. Dia harus memberikan pelajaran kepada mertuanya yang serakah itu apalagi dia sudah membela perempuan jahat yang sudah menghancurkan rumah tangganya.

"Anton, apa kamu mau menerima maaf dariku?" tanya Monica.

"Tentu saja, aku ingin mengulang semuanya, tolong maafkan aku," jawab Anton sambil menunduk.

"Semua sudah terlambat," ucap Monica.

Jantung Anton berdetak keras, dia sama sekali tidak ingin berpisah dengan Monica. Tapi memang kesalahannya sudah fatal. Dia menghinatai kepercayaan yang sudah diberikan Monica dan keluarganya padanya tapi dia membalasnya dengan air tuba.

"Monica," panggil Anton.

"Itu semua harga yang harus kamu bayar, Anton," ucap Pak Manto.

"Ta-pi, aku tidak bisa berpisah dengan Monica," balas Anton.

"Kalau mau mendapatkan maaf dariku, keluargamu harus meninggalkan rumah yang mereka tinggali, lalu tidak ada lagi jatah bulanan untuk mereka," tegas Monica.

Memang terkesan jahat, tapi Monica juga terkena mentalnya karena sikap mertua yang membela pelakor, juga sikap Sonia sebagai orang ketiga dalam rumah tangganya yang berani menyerangnya secara sengaja.

Semua ini adalah bentuk pembalasan untuk keluarga suaminya yang tidak tahu balas budi itu.

"Apa kamu setuju, Anton?" tanya Pak Manto.

"Saya setuju, dan akan mengurus kepindahan itu," jawab Anton tegas semua ini dia lakukan demi kelurganya yang utuh.

"Kalau begitu hari ini juga kamu beritahu orang tuamu, untuk segera pindah dari rumah itu!" seru Monica.

"Satu lagi, bilang kalau kita mau bercerai, aku hanya ingin lihat bagaimana tanggapan keluargamu," imbuh Monica.

Anton meminta waktu untuk pindah rumah, tapi sayangnya Monica tidak mau, karena dia sudah terlanjur sakit hati pada mertuanya yang tidak baik itu.

Pak Manto mendukung penuh apa yang disampaikan putrinya. Apapun keputusan yang Monica buat dia akan setuju dan melindunginya dari belakang.

"Baik, aku akan pulang ke rumah orang tuaku membahas ini," ucap Anton.

"Tapi apa kamu berjanji tidak akan bercerai denganku?" tanya Anton lagi.

"Tergantung sikap orang tuamu, keluargamu, terutama ibumu!" jawab Monica tegas.

Anton mengangguk, dia berpamitan untuk pergi meninggalkan rumah dan menemui orang tuanya, saat dia mengambil kunci mobil. Monica meminta kunci mobil itu dan meminta Anton untuk segera pergi dari rumah tanpa menggunakan barang dari rumah ini. Karena semua dibeli oleh uang Monica, Anton datang ke rumah ini tidak membawa apa-apa.

***

"Anton, akhirnya kamu keluar juga. Bilang sama tetanggamu yang tidak berguna ini kalau kamu yang memiliki kekayaan ini. Bukan Monica," ucap Widya sambil menunjuk beberapa orang yang ada di hadapannya kini.

Selingkuh Berkedok BukberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang