BAB 26 Monica Pingsan

188 5 0
                                    


"Tentu saja Monica akan menggugat keluarga ini ke pengadilan," jawab Anton.

"Bagaimana bisa?" tanya Nina dengan nada penuh kekesalan.

"Nek, ini rumah Kak Monica, jadi dia berhak atas rumah ini dan mengusir kita, kak ayo berangkat sudah siang," ucap Anita.

Anton mengangguk lalu menuruti adiknya untuk segera pergi dari rumah menuju apartemen yang akan digunakan untuk Anita tinggal. Setelahnya dia akan pergi ke perusahaan untuk bekerja. Dia berbuat seperti ini hanya untuk menguji keluarganya saja yang sepertinya sudah terhasut oleh ular bernama Sonia itu.

***

"Kurang ajar, kenapa wanita itu begitu berani mengusirku!" seru Nina sambil membanting segala benda yang ada didekatnya.

"Bu, ada apa?" tanya Widya yang langsung tergopoh-gopoh datang menenangkan ibunya.

"Wanita itu, akan memenjarakan kita kalau tidak segera hengkang dari rumah ini," balas Nina.

Widya ikut marah dan mengutuk Monica selaku menantunya. Dia sendiri yang memberikan rumah ini kenapa dia juga yang mengusir mereka dari rumah yang ia berikan. Merasa tertipu dan tidak terima dengan penghinaan yang Monica berikan mereka berencana untuk menuntut balik Monica karena telah mempermainkan mereka.

"Kita harus memberinya pelajaran!" seru Widya.

"Bagaimana caranya?" tanya Nina.

"Kita masih punya uang 'kan, Ma? Mama yang simpan uang bulanan yang diberikan Monica," jawab Widya.

Tentu saja uangnya sudah habis dipakai foya-foya oleh Nina. Dia selalu pamer dan menaktrir teman-temannya kalau sudah diberikan uang bulanan oleh Monica. Bahkan uang kuliah Anita kadang diembat dia juga. Benar-benar keluarga tidak tahu diri.

"Eh, anu. Uang itu sudah kita pakai sehari-hari tentu saja sudah habis setiap bulan," ucap Nina.

"Uang yang diberikan Monica itu banyak, Ma. Kenapa bisa habis?" tanya Widya.

"Anak tidak tahu diuntung, tentu saja kemarin aku memberikan kepada Sonia juga untuk membayar para pemilik entertainment dalam menayangkan berita buruk tentang Monica," jawab Nina.

Widya yang bodoh itu juga percaya dengan kata ibunya. Padahal Sonia hanya memanfaatkan uang dari kelaurga Anton saja. Wanita licik itu ingin mengeruk semua harta yang diberikan oleh Monica untuk kepentingan priabdinya.

***

Berita tentang Monica yang ribut dengan keluarga suaminya menjadi pembicaraan hangat dikalangan kelas atas dan pengusaha partner mereka. Saat wartawan datang ke perusahaan pun Monica masih hangat menyapa mereka. Para karyawan yang ditanya pun membela Monica selaku bos utama mereka.

"Setiap rumah tangga mempunyai problem tersendiri 'kan. Kalian para wartawan juga pasti punya masalah rumah tangga pribadi," ucap Monica.

"Tapi apakah benar Anda akan mengusir keluarga suami dari tempat tinggalnya?" tanya Wartawan.

"Tentu saja, karena itu adalah rumahku, sertifikatnya atas namaku, ini adalah buktinya. Aku meminta mereka menempati rumah itu karena aku kasihan keluarga suamiku menempati gubuk reot di pemukiman kumuh waktu itu," ucap Monica.

"Kalian tenang saja, rumah gubuk itu sudah direnovasi, dimana mereka berasal mereka harus kembali," imbuh Asisten Santi.

Berita semakin panas, tapi sepertinya banyak dukungan untuk Monica. Sebagai istri sah yang terkhianati, juga sikap keluarga suami yang tidak baik padanya membuat Monica banjir pujian sebagai wanita kuat dalam menghadapi cobaan rumah tangganya.

"Aku rasa, wawancara cukup sampai di sini, ya. Karena aku harus bekerja lagi," ucap Monica.

"Terima kasih atas waktu yang Anda luangkan untuk kami, Ibu Monica," balas para wartawan itu.

Tak lama kemudian Anton sudah sampai di perusahaan dia juga melihat banyak wartawan ada di perusahaan tapi dia segera mendekati Monica. Dia tidak ingin menjawab satu patah katapun pertanyaan dari wartawan itu.

"Hai Anton, kamu sudah sampai?" tanya Monica.

"Iya, bagaimana keadanmu." Balas Anton.

"Seperti yang kamu lihat, aku baik-baik saja," ucap Monica.

"Monica, wajahmu pucat, apa kamu beneran baik-baik saja?" tanya Anton yang khawatir.

Akhir-akhir ini mungkin Monica banyak pikiran dan kurang tidur. Mungkin dia hanya masuk angin biasa dan butuh waktu untuk istirahat. Sepertinya ketika masalahnya selesai dan dia akan mengambil cuti dan pergi berlibur.

"Jangan khawatir Anton. Aku pasti baik-baik saja," jawab Monica.

"Tapi tentu saja aku sangat khawatir. Bagaimanapun aku masih suamimu," ucap Anton.

Monica tersenyum, suami yang pernah mengkhianatinya itu masih mengkhawatirkan kondisinya yang sedang pucat karena kecapean ini. Tiba-tiba Monica pingsan dan mengakibatkan kehebohan di perusahaan.

"Monica, sadarlah Monica," ucap Anton saat menangkap tubuh Monica yang pingsan.

"Pak, lebih baik kita segera ke rumah sakit," ucap Asisten Santi.

Anton segera melarikan Monica ke rumah sakit terdekat. Dia tidak mau terjadi sesuatu kepada istri yang disayanginya itu. Anton sangat terpukul saat melihat Monica lemas tak berdaya di depan matanya itu.

Monica dibawa ke ruang IGD sejak tadi dia mondar mandir menunggu Dokter yang memeriksanya keluar dan memberikan keterangan sebenarnya kenapa Monica bisa pingsan mendadak.

Krieet, pintu igd terbuka dan Anton segera mendekati Dokter dan Perawat yang keluar dari ruangan itu.

"Dokter, Suster, bagaimana keadaan istri saya? Dia sakit apa, Dok?" tanya Anton. 

Selingkuh Berkedok BukberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang