BAB 6 Tidak Menolerir Penghianatan

542 14 0
                                    


Monica menitikkan air matanya, dia tahu sekarang kalau Anton sedang mengkhianatinya. Mulai dari urusan ranjang yang tidak terpenuhi juga dengan tindakan yang mulai mencurigakan. Semua berkat perempuan bernama Sonia yang dengan berani menentangnya.

"Baik, kalau begitu biar sopir saya mengantar ibu," ucap Pak Yusuf.

"Tidak usah, Pak. Saya bawa mobil sendiri dan dua orang pengawal," balas Monica.

"Sekali lagi maafkan saya," pinta Pak Yusuf. "Saya akan tindak tegas karyawan saya," ucap Pak Yusuf.

"Pak Yusuf, tidak bersalah, tapi suami saya yang tidak bisa menjaga hati dengan perempuan itu," balas Monica.

Wanita yang dimaksud adalah Sonia, karyawan dari Pak Yusuf sekaligus adalah gundiknya juga. Jadi Pak Yusuf itu juga memacari Sonia sedangkan dia sudah mempunyai istri dan anak. Dia menjadi geram sendiri dan cemburu karena Sonia mempunyai hubungan gelap dengan Anton yang mempunyai perusahaan lebih besar darinya.

Monica sudah pulang, Yusuf kembali ke kantornya dan mendengar pembicaraan Sonia dan Anton melalui telepon.

"Anton, istrimu itu keterlaluan. Padahal dia hanya gadis manja dari keluarga kaya, bisa apa dia memang?" ungkap Sonia.

"Sonia, kali ini kamu sudah melampaui batas, aku tidak sudi lagi berurusan denganmu!" tegas Anton.

"Aku akan membeberkan hubungan kita kalau kamu berani meninggalkanku," ancam Sonia.

"Dasar wanita gila," umpat Anton seraya mematikan teleponnya.

"Halo ... Halo ...," ucap Sonia sambil mengumpat setelah tahu kalau teleponnya dimatikan oleh Anton.

Sonia mendecih kesal karena Anto mematikan ponselnya. Dia tidak terima Anton lebih mementingkan Monica daripada dirinya. Padahal beberapa hari ini dia selalu menyempatkan diri untuk mencumbunya bahkan dia berbohong pada istrinya demi Sonia.

***

"Bagus sekali kamu berselingkuh dibelakangku," ucap Pak Yusuf.

Sonia terbelalak kaget, dia tidak menyadari kalau Pak Yusuf masuk ke ruangan kerjanya. dia pasti telah mendengar apa saja pembicaraannya dengan Anton tadi.

"Sayang, apa yang kamu tuduhkan itu tidak benar," ucap Sonia sembari memeluk Pak Yusuf.

"Aku mendengar semuanya," balas Pak Yusuf.

"Bukankah itu adalah utusanmu," ucap Sonia sembari memainkan dada Pak Yusuf.

"Aku percaya padamu, tapi kamu tidak boleh sampai terbawa perasaan," balas Pak Yusuf.

Mereka lalu bercumbu mesra di atas meja kerja pak Yusuf. Mereka yang telah dipenuhi hawa napsu sampai tidak bisa membedakan waktu biasa dan bulan puasa seperti ini. Memang dasarnya wanita penghibur dan juga bos yang serakah ya tidak akan memikirkan hal ini.

"Aku sangat mencintaimu," ucap Pak Yusuf baginya Sonia adalah tempat pelampiasan napsu, dia tidak benar-benar mencintainya tapi hanya membutuhkannya untuk bersenang-senang saja. Baginya istri sahnya adalah yang paling sempurna.

"Tapi kamu tidak mau menceraikan istrimu," keluh Sonia. Dia sudah ingin menjadi istri dari bos kaya. Mengandalkan kecantikan dan juga pesona tubuhnya yang aduhai dia selalu menggoda bos bos kaya dan ingin menguasai harta mereka dengan menyingkirkan para istri mereka. Tapi hal itu tidak pernah terwujud.

"Untuk apa aku menceraikan istriku, kalau aku bisa mempunyai istri dua," balas Pak Yusuf sambil mencumbu Sonia lagi.

***

Monica sudah sampai di kediamanannya, dia masih menangis mengetahui kalau Sonia ternyata ada main dengan Anton di belakangnya. Jadi ini adalah jawaban dari kecurigaannya selama ini. Anton benar-benar telah berkhianat.

"Tega kamu, mas," keluh Monica seraya mengelap air matanya.

"Monica, apa yang tejadi, kenapa kamu menangis?" tanya Anton yang sudah pulang ke rumah.

"Pergi kamu dari sini, setelah ini aku akan mengurus perceraian kita," jawab Monica yang masih menangis.

"Tenanglah Monica, ini masih siang kalau kamu menangis puasamu akan batal," bujuk Anton.

"Ini semua salahmu yang tidak mau berterus terang padaku," balas Monica yang masih merancau.

Anton berlutut meminta maaf pada Monica, tapi sayang Monica sudah tidak mempercayai Anton lagi. Monica pergi meninggalkan Anton ke kamarnya dan mengunci pintu. Anton membuntutinya dan mengetuk pintu kamar mereka membujuk Monica untuk segera membukakan pintunya.

"Monica, aku sangat mencintaimu, semua ini tidak seperti yang kamu pikirkan," ucap Anton.

"Aku tidak percaya padamu lagi. Jadi kamu beberapa hari ini puas bersetubuh dengan wanita itu makanya tidak lagi dapat memuaskanku!" bentak Monica karena kecewa.

"Aku dijebak Monica, aku dibius olehnya," balas Anton.

"Kalau dibius kenapa sepertinya kamu sangat menikmatinya. Setiap hari juga sepertinya kamu selalu bersama wanita itu. kamu sering telat pulang ke rumah karena dia," umpat Monica.

Anton menghela nafasnya. Susah sekali membujuk Monica ini, dia sangat keras kalau sudah kecewa bakal tidak akan percaya lagi dengan orang yang sudah membuatnya kecewa. Monica wanita yang tangguh tapi sangat rapuh kalau sudah mendapat sakit hati.

"Aku mengaku salah Monica, tapi apakah kita tidak bisa memperbaikinya?" tanya Anton.

"Aku tidak akan pernah menolerir sebuah pengkhianatan," jawab Monica.

"Aku dijebak oleh Pak Yusuf dan sekretrisnya itu. Aku akan buktikan kalau wanita itu adalah simpanan Pak Yusuf, mereka melakukan itu karena ingin mendapatkan proyek besar dari kita," ucap Anton panjang lebar.

Monica diam seribu bahasa, dia tidak ingin mendengar apapun dari mulut Anton lagi. Sudah cukup beberapa hari ini dia sibuk dengan ponselnya saat dirumah. Sudah malampun masih menerima telpon yang dia sebut dengan sebuah pekerjaan. Sebenarnya kalau dipikir dari otak waras, pekerjaan apa yang harus dibahas ditengah malam dijam orang istirahat.

Anton sudah mempunyai kesalahan fatal menurut Monica, apalagi dia sudah bercumbu mesra dengan wanita liar itu dia begitu jijik dengan Anton yang mudah tergoda dengan wanita seperti Sonia yang dia juga sudah tahu Sonia adalah simpanan dari Bosnya tapi dia juga menikmatinya.

"Aku tidak akan pernah percaya dengan kata-katamu lagi, mas," ucap Monica.

"Terserah kamu Monica tapi aku tetap mencintaimu," balas Anton.

Anton menunggu Monica sampai tenang. Dia duduk di sofa ruang keluarga agar bisa memantau Monica sudah mau keluar kamar atau belum. Dia memainkan ponselnya mengurus pekerjaan hari ini, jangan sampai urusan rumah tangga menghambat jalannya bisnis.

***

"Anton, apa kamu sudah mengurus surat ceraimu?" tanya Sonia dalam pesan singkat.

"Bukan urusanmu!" seru Anton.

"Cih, aku sudah mendengar dengan jelas kalau istrimu menggugat cerai," ucap Sonia.

"Aku tidak akan bercerai," balas Anton.

"Heh lelaki lemah, ceraikan saja istrimu dan jangan beri pembagian harta, dia pasti akan menyesal," ucap Sonia.

Anton terkekeh membaca pesan dari Sonia, apa dia pikir Monica adalah orang yang lemah dan bodoh, dia yang memiliki perusahaan besar ini. yang ada kalau mereka bercerai Anton tidak dapat apa-apa. Monica melanjutkan hidupnya yang mewah, Anton akan kembali menjadi gembel dan miskin seperti dulu saat hidup bersama Sonia.

"Bukan Monica yang akan menyesal, melainkan kamu," ucap Anton.

"Aku menyesal kenapa?" tanya Sonia.

Note : Cerita ini juga ada di karyakarsa dan klakik untuk membaca lebih lengkap.

Selingkuh Berkedok BukberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang